Senin, 06 April 2015

Tidak kurang karena sedekah



Tidak kurang karena sedekah

Perbuatan sedekah merupakan perbuatan yang mulia, bukan saja ia dapat menolong orang lain dengan sedekah yang diberikannya. Tapi juga membawa kebaikan pada dirinya, amaliah yang pahalanya besar, yang juga tidak  menjadi berkurang hartanya. Sabda Nabi saw:  Tidak akan berkurang sedikitpun harta seseorang yang disedekahkan. Firman Allah :  “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”(Albaqarah: 215)

dalam hal sedekah, sampai ada ustadz membuat rumus sendiri, bahwa dalam syariat sedekah satu akan dilipatkan menjadi sepuluh. Sepeuluh ribu dikurangi seribu utnuk sedekah hasilnya sembilan belas ribu. Jika dikurangi dua ribu untuk sedekah hasilnya menjadi dua puluh delapan. Demikian matematika sedekah, yang merupakan intisari dari sejumlah keterangan dalam Al Qur’an dan hadist.  Bahwa sedekah tidak mengurangi harta, walaupun dalam rumusan biasa harta memang berkurang jika dipakai untuk sedekah. Dan apa harta yang baik yang kamu napkahkan –di jalan Alloh- maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Alloh, dan apa saja harta yang baik yang kamu napkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikitpun tidak akan dirugikan. Qs 2: 272.

Janji Alloh SWt tidak pernah bohong, selanjutnya percaya atau tidak itu semua kembali kepada seseorang yang melakukannya. Apakah ia yakin dan melakukannya, atau sebaliknya tidak, tergantung dengan keimimanannya. Apa yang Alloh janjikan pastinya benar, dan apa yang disampaikan-Nya dalam Al Qur’an pasti harus diyakini, tanpa keraguan sedikitpun.  Tentu ini bagi yang mempunyai keimanan yang baik,  pada derajat muttaqien sehingga apa yang disampaikan Rasululloh diyakininya sebagai kebenaran, apalagi bila Al-Qur’an – sebagai Firman Alloh SWT, dan qot’i tanpa penjelasan  sudah dapat dipahami.

Tidak seharipun sekalian hamba memasuki suatu pagi, kecuali ada dua malaikat  yang turun. Salah satu dari keduanya berkata ‘ Ya Alloh berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya  sementara yang lain berkata ya Alloh berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahanhartanya. Hr. Bukhori-Muslim.

Tentu saja harta yang disedekahkan merupakan harta yang baik, dari hasil yang baik pula. Sebagai rasa syukur mendapatkan kepercayaan titipan Allah SWT, untuk kebaikan di akhirat, meski bukan tidak meungkin diberi balasannya langsung semasih hidup di dunia, berupa rezeki yang semakin banyak, yang semakin melimpah. Bukan dari hasil yang tidak baik, karena boleh jadi seseorang sedekah dari harta yang tidak baik. Membangun masjid dari hasil korupsi selain untuk menutupi jejak dianggapnya dapat mengurai dosa. Atau membangun pesantren dari hasil berjudi, bersedekah beramal sekaligus sebagai pencucuin uang, dst.  Harta yang tidak baik tentu tidak punya nilai di mata Alloh SWT.


Tidak ada komentar: