Dimanakah rezeki itu
Dalam bahasa agama, hidup mati, jodoh dan rezeki di tangan
tuhan, yang maksudnya rezeki seseorang
ditentukan oleh tuhan yang kuasa. Bagaimana jika ia berada dalam keadaan kurang
mampu, itukah ketentuan tuhan, padahal siapapun ingin hidup layak, berkecukupan
dan serba ada tersedia. Sebaliknya tidak satupun orang yang bermimpin ingin
hidup serba kekurangan , begitulah naluri kehidupan seseorang. Untuk memenuhi
keinginannya tersebut, banyak orang yang berjibaku dengan berbagai cara untuk
mendapatkannya. Dengan harta yang berkecukupan apapun yang ia inginkan dapat
terpenuhi, jalan-jalan berlipur,
kemanapun dapat ia wujudkan. Keinginan punya mobil mewah, rumah mewah
dengan isinya yang serba mewah dapat cihadirkan, tidak salah dan tidak ada
larangan siapapun yang menginginkannya, yang dilarang adalah menjadikannya
segala-galanya, sehingga menjadi gila harta.
Allah SWT memerintahkan ummatNya untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya, dan tidak ada larangannya untuk memenuhi kebutuhannya, asal
dengan cara yang baik dan halal. Dengannya ia dapat memenuhi kebutuhann
keluarga dengan baik sesuai tuntunan agama.
Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari
karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. Qs 28:73
|
Yang sering dilalaikan dan dilupakan
orang adalah menggunakannya dengan tidak benar, berpoya-poya dengan cara yang
salah hanya untuk kesenangan sesat dan ke jalan kemurkaan. ‘berimanlah kamu
kepada Alloh SWT dan RasulNya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Alloh
telah menjadikan kamu penguasa, maka
orang-orang yang beriman diantara kamu
dan menafkahkan sebagian dari
hartanya memperoleh pahala yang
besar. Al Hadid : 7.
Memiliki harta yang banyak dan
berkecukupan bukan berarti menggunakannya dengan berpoya-poya,
bersenang-senang, sebagai tanda disayang Alloh SWT, bisa jadi hartu tersebut
justru merupakan ujian baginya. Mampukah ia diuji dengan kesenangan, dengan
harta berlimpah berkecukupan, digunakan
untuk apakah harta yang banyak itu. Orang yang beriman tentu saja akan selalu
ingat akan Alloh SWT, baik saat susah begitu juga dengan ujian kecukupan harta.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا
نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
. أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Siapa yang menginginkan
kehidupan dunia dan perhiasannya maka akan Kami berikan imbalan amal mereka di
dunia dan tidak dikurangi. Mereka itulah orang-orang yang hanya akan
mendapatkan neraka di akhirat dan terhapuslah segala yang telah mereka lakukan
dan batal perbuatan yang telah mereka lakukan.” (QS. Hud: 15 –
16).
Berbabahagilah orang yang diberikan
kecukupan harta dan selalu ingat akan kedudukannya yang merupakan titipan
sementara. Sehingga menggunakannya juga benar-benar atas dasar syukur
nikmat dengan sebaik-baik penggunaannya
sesuai tuntunan. Lantas dimanakah harta berkah tersebut didapat, berikut
beberapa rahasianya.
Ø Istigfar dan Taubat , Allah swt berfirman: “Maka Aku
katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Robb mu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun. Nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12)
Ø Taqwa kepada Allah SWT, Allah
berfirman: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
(Qs. Ath-Thalaq: 2-3)
Ø Tawakal kepada Allah SWT, Nabi Muhammad
saw bersabda, “Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, nescaya kalian
akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi
dalam keadaan lapar, dan pulang di
petang hari dalam keadaan kenyang.” (Ahmad dan Tirmizi)
Ø Beribadah Sepenuh hati, Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah
sepenuhnya kepada Ku, nescaya Aku penuhi (hatimu) di dalam dada dengan kekayaan
dan Aku penuhi keperluanmu. Jika kalian tidak lakukan yang sedemikian, nescaya
Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi keperluanmu (kepada
manusia).” ( Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Ø Silaturrahim, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka
hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim.” (Bukhari).
Ø Berbuat baik kepada orang yang lemah, Rasulullah saw
bersabda, “Bantulah orang-orang lemah, kerana kalian diberi rezeki dan ditolong
lantaran orang-orang lemah di antara kalian.” (Muslim dan An-Nasa`i).
Ø Berinfaq dan Shadaqah, Allah berfirman, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya
Robb ku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki Nya di antara
hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki Nya)’, dan apa
saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah pemberi
rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba`: 39).
Ø Hijrah dijalan Allah, “Barangsiapa berhijrah di jalan
Allah, nescaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan
rezeki yang banyak.” (Qs. An-Nisa`: 100).
Ø Berinfak bagi penuntut ilmu syariah, Disebutkan
sebuah kisah, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah saw. Salah
seorang daripadanya mendatangi nabi dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu
saudaranya yang bekerja itu mengadu pada nabi, maka Baginda saw bersabda,
“Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (Tirmizi, Hakim).
Ø Melanjutkan haji dengan umrah, Firman Allah
swt, “Lakukanlah haji dan umrah, kerana sesungguhnya keduanya menghilangkan
kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan
perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur kecuali syurga.” (Ahmad, Tirmizi,
dan An-Nasa`i).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar