Senin, 06 April 2015

Pohon sa’dan pengait titian



Pohon sa’dan pengait titian

Pohon sa’dan adaah pohon yang berada di kanan kirinya titian jembatan neraka menuju surga*1.  Atas perintah Alloh SWT pohon tersebut mengait siapa saja yang melintas, kecuali orang-orang yang berbekal amal sholeh. Digambarkan bentuknya seperti kail, ia menyambar-nyambar seolah-olah menjulurkan lidahnya kepada setiap orang yang melintas, tentu saja bagi yang berbekal amal sholeh ia tidak mengenainya, tapi bagi yang tanpa bekal, ia menyambar dan mengailnya mengenai bagian-bagian lunak dan menancapkan kailnya di situ. Tidak ada seorangpun yang bisa lolos darinya, kecuali atas kehendak dan seijin Alloh SWT karena perbuatan dan amal baiknya di dunia.
Semua orang akan melintasinya, diawali dengan ummat Rasululloh Muhammad Saw, sebagaimana sabdanya “Dan diletakkan sebuah jembatan di atas Neraka Jahannam, lalu aku dan ummatku menjadi orang pertama yang meniti di atasnya. Para Rasul berdoa pada hari itu: ‘Ya Allah, selamatkan! Selamatkan! Di kanan kirinya ada pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan.

Pada suatu waktu Rasululloh bertanya kepada para sahabat, Pernahkah kalian melihat duri pohon Sa’dan?” Para sahabat menjawab, “Pernah, Ya Rasulullah.”
Lalu Rasulullah SAW melanjutkan, “Sesungguhnya pengait itu seperti duri pohon Sa’dan, namun hanya ALLAH yang tahu besarnya. Maka banyak ummat manusia yang disambar dengan pengait itu sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.” (HR. Muslim)


Sedang jembatan sirat, merupakan jembatan akhirat sebagai gambaran hasil daripada titian (jalan) hidup yang dipilih selama tinggal di dunia. Buah dari segala apa yang telah  diperbuat selama hidup di dunia. Barangsiapa yang selalu memilih di jalan Allah dan bepegang teguh dengan syari’at, maka sirath di akhirat ini akan mudah dilalui untuk sampai ke Surga. Akan tetapi sebaliknya, Jika seseorang menjalani hidup penuh dengan kemaksiatan dan dosa-dosa, maka bersiap-siaplah diterkam api Neraka yang berkobar-kobar menyala di dalam Neraka.

Oleh dari itu perjalanan di atas Sirothol Mustaqim dapat ditempuh dengan bermacam-macam keadaan. Hal itu tercermin dari bagaimana mereka menghabiskan semua waktunya saat hidup di dunia. Suasana pada saat itu digambarkan  sangatlah mengerikan. Suara teriakan, raungan, jeritan meminta tolong, tangisan, dan ketakutan terdengar dari berbagai arah. Lebih mengerikan suara gemuruh api neraka dari bawah sirath yang siap menelan orang terjatuh ke dalamnya.

seperti apakah kelak umat manusia dapat melintasinya? Berikut adalah macam-macam golongan manusia yang melintasinya. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat kilat.  Ada golongan yang dapat melintasinya seperti tiupan angin.  Ada golongan yang dapat melintasinya seperti burung terbang. – Ada golongan yang dapat melintasinya seperti kecepatan kuda lomba.  Ada golongan yang dapat

melintasinya secepat lelaki perkasa.  Ada golongan yang dapat melintasinya secepat binatang peliharaan.  Ada golongan yang dapat melintasinya dalam jangka waktu sehari semalam.  Ada golongan yang dapat melintasinya dalam waktu  selama satu bulan.  Ada golongan yang dapat melintasinya selama bertahun-tahun.


Ada golongan yang dapat melintasinya selama 25 ribu tahun.  Ada golongan yang dapat melintasinya dengan tertatih-tatih.  Ada golongan yang langsung terjatuh ke jurang api Neraka.

Saat itu tidak henti-henti Rasulullah SAW dan Nabi-Nabi yang lain termasuk juga malaikat berdoa untuk keselamatan manusia: “Ya Allah, Selamatkan! selamatkan!” “Ia (jembatan shirath) adalah sebuah jalan yang sangat licin. Dan kaki sulit sekali berdiri di atasnya.” (HR. Muslim)

Salah satu yang dapat menyelamatkan ummat Rasululloh Muhammad Saw adalah sholat, dimana dalam sholat ada do’a untuk selamat darinya. yaitu tatkala seseorang  membaca firman Allah :

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
(Ya Allah). Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7).

Di situlah nikmat hidayah shiratal mustaqim (jalan yang lurus) adalah nikmat yang besar bagi seseorang. Tidak semua orang diberi nikmat yang mulia ini. Nikmat ini hanya Allah berikan kepada orang-orang yang Allah kehendaki, yang salah satunya adalah hambanya yangtidak pernah lupa sholat. Merelah yang akan mendapat hidayah, yaitu hidayah untuk mendapat petunjuk shiratal mustaqim dan hidayah untuk tetap istiqomah dalam meniti di atas shiratal mustaqim, selamat Pohon sa’dan pengait titiannya, yang siap menyambar dengan kait-kaitnya seperti kail.

Bagi muslim selalu istiqomah dan tetap dalam Islam merupakan jalan keselamatan, Allah Ta’ala berfirman :

وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa“ (Al An’am:153).

Dari sahabat ‘Abdullh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
خطَّ لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يومًا خطًّا فقال: هذا سبيل الله. ثم خط عن يمين ذلك الخطّ وعن شماله خطوطًا فقال: هذه سُبُل، على كل سبيل منها شيطانٌ يدعو إليها. ثم قرأ هذه الآية:(وأن هذا صراطي مستقيمًا فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله)
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat satu garis lurus, kemudian beliau bersabda, “ Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis yang banyak di samping kiri dan kanan garis yang lurus tersebut. Setelah itu beliau bersabda , “Ini adalah jalan-jalan (menyimpang). Di setiap jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepada jalan (yang menyimpang) tersebut.“ H.R Ahmad
-----------------mr
*1. Para mufassirin menggambarkan sebuah jembatan yang begitu kecil dan tipis seukuran sehelai rambut dibelah tujuh, sebuah jembatan yang akan menghubungkan Surga dan Neraka. “Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa
sifat titian itu adalah lebih tipis daripada rambut dan lebih tajam daripada

Tidak ada komentar: