DOKTRIN
SELIBAT
Doktrin Selibat yaitu doktrin suci yang dilakukan Roma
untuk para imam di gereja termasuk biarawatinya, atau dengan istilah lain yaitu
hidup tidak kawin (membujang) sepanjang hayat bagi para imam, diakon dan
biarawati. Tujuanya adalah untuk lebih mencintai Tuhan dengan lebih bebas.
Namun sayang doktrin ini pada akhirnya banyak menuai
kemaksiatan, karena banyak diantara para imam dan biarawati di gereja melakukan
perbuatan zina dengan dalil yang dibuat-buat, seperti keharusan biarawati
melayani imam sebagai wakil tuhan dst. Diakui atau tidak peraturan Selibat telah menyingkirkan hal-hal yang baik dari gereja dan
gembala-gembala yang sehat, dan mengakibatkan banyak imam dan biarawati jatuh
ke dalam dosa. Jadi jelaslah bahwa peraturan Selibat merupakan kesalahan manusia yang
melarang kebutuhan dasar biologis manusia yang hakiki. Dan gereja Katolik Roma
telah melarangnya meski tidak sesuai dan bertentangan dengan ajarannya sendiri.
Menurut Bibel, doktrin Selibat tidak sejalan dengan tujuan penciptaan
manusia, di mana tuhan memerintahkan supaya pria dan wanita bersatu dan
beranak-cucu. Dan itu semakin tidak relevan dengan tradisi menikah, poligami
dan beranak cucu yang dilakukan oleh para nabi dalam Bibel, diantaranya
1. Salomo (Nabi Sulaiman) adalah orang benar yang sebelum kelahirannya telah
dinubuatkan Tuhan sebagai orang yang menjunjung tinggi kemuliaan Tuhan, hingga
Tuhan mencintainya dan memberi gelar “anak Tuhan” yang bermakna “hamba Tuhan”
Tapi untuk menjadi manusia yang taat dia tidak berselibat, melainkan juga
menikahi wanita, bahkan ia mengoleksi 1.000 istri yang terdiri dari 700 istri
nikah resmi dan 300 gundik nikah sirri (1 Raja-raja 11:1-8).
2. Nabi Yakub, menjadi orang yang
diberkati Tuhan, sukses berada dalam Kerajaan Sorga (Kerajaan Allah) bersama
dengan Abraham, Ishak dan semua nabi Allah (Matius 8:11, Lukas 13:28), juga
bukan karena berselibat. Yakub menikah bahkan berpoligami dengan empat
istri: Lea, Rahel, Bilha dan Zilpa (Kejadian 29:16-32 sd 30:25).
3. Nabi Nuh sukses menjadi teladan
umat, orang yang benar tak bercela dan shaleh di hadapan Tuhan (Kejadian 6:9),
meski ia tidak berselibat. Nuh hidup menikah dan setelah berumur lima ratus
tahun, ia dikaruniai empat orang anak yaitu: Sem, Ham dan Yafet (Kejadian
5:32).
4. Nabi Musa juga menikah menurunkan
dua orang anak yaitu: Gersom dan Eliezer (I Tawarikh 23:14-15). Nabi Harun juga
mencintai Eliseba dan menikahinya hingga melahirkan empat orang anak (Keluaran
6:22-23).
Demikian selibat yang diterapkan Roma, meski banyak
mengalami kegagalan, sekali lagi karena terbukti bahwa Maraknya
pelecehan seksual di gereja Katolik adalah fenomena yang unik tapi menarik. Di
gereja banyak pelaku selibat yang terjatuh dalam dosa zina di lingkungan gereja
yang digembalakannya. Tapi Roma tetap mempertahankannya, dengan dalih tujuan selibat adalah untuk
lebih mencintai Tuhan dengan lebih bebas.
Selebihnya Roma banyak mengambil argumentasi yang
mempertahankan selibat, diantaranya dengan mengatakan bahwa dalam Islam pun
dikenal hidup selibat. Sebagai contoh Al-Qur'an membicarakan dengan penuh hormat
Bunda Maria, Perawan Utama. Qs 21:91: “Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah
memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)-nya ruh dari Kami
dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi
semesta alam.”
Membenarkan Selibat dengan mengklaim Nabi Yahya AS
sebagai seorang peselibat berdasarkan Al-Qur'an surat Ali Imran 39 adalah
kekeliruan yang besar. Karena makna “hashur” yang disandang Nabi Yahya dalam
ayat tersebut berarti dapat menahan hawa nafsu, bukan pantang menikah atau
berselibat. Jika sampai akhir hayatnya Nabi Yahya tidak pernah menikah, bukan
berarti beliau itu seorang yang Selibat, tapi karena beliau meninggal terbunuh
ketika belum sempat menikah.
Meski dipoles sedemikian rupa, kebatilan doktrin Selibat tidak akan bisa disembunyikansemakin hari semakin banyak terkuat perbuatan dosa yang dilakukan para imam gereja dan biarawati. Dan Secara tegas Islam mengharamkan hidup selibat (pantang kawin), karena Allah SWT melarang keras perbuatan tersebut: “...Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya....” (Qs. Al-Hadid 27).
Ayat ini secara lantang menolak doktrin pantang kawin untuk beribadah kepada Tuhan, karena selibat (tabatthul/rahbaniyah) adalah doktrin yang mengada-ada dan tidak pernah diperintahkan oleh Allah SWT. Karenanya, tak seorang nabi pun yang menganut ideologi Selibat (pantang menikah), sesuai dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan” (Qs Ar-Ra’d 38).
Meski dipoles sedemikian rupa, kebatilan doktrin Selibat tidak akan bisa disembunyikansemakin hari semakin banyak terkuat perbuatan dosa yang dilakukan para imam gereja dan biarawati. Dan Secara tegas Islam mengharamkan hidup selibat (pantang kawin), karena Allah SWT melarang keras perbuatan tersebut: “...Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya....” (Qs. Al-Hadid 27).
Ayat ini secara lantang menolak doktrin pantang kawin untuk beribadah kepada Tuhan, karena selibat (tabatthul/rahbaniyah) adalah doktrin yang mengada-ada dan tidak pernah diperintahkan oleh Allah SWT. Karenanya, tak seorang nabi pun yang menganut ideologi Selibat (pantang menikah), sesuai dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan” (Qs Ar-Ra’d 38).
-------------mr
Ø Dan
(ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan
ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda
(kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. Qs 21:91
Ø Kemudian
Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat
di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan
kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari
Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk
keturunan orang-orang shaleh." Al-Qur'an surat Ali Imran 39
Ø Kemudian
Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa
putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka
mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka
tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridaan Allah,
lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami
berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak
di antara mereka orang-orang fasik. Qs. Al-Hadid 27
Ø Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi
seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah.
Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Qs 13 Ar-Ra’d :38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar