Minggu, 05 April 2015

Shalat Jenazah di Kuburan



Shalat Jenazah di Kuburan 

selesai pemakaman orang tua di Banjar, keluarga besar tidak langsung meninggalkannya, kecuali para tetangga dan pengantar lainnya, mereka semua sudah meninggalkan makam. Saat itulah ada tiga orang sholat zenajah di makam, dari keluarga tidak mengenalnya, mungkin itu teman bapak, atau murid bapak di pengajian, tapi entah dari mana. Yang satu menjadi imam, diikuti dua orang di belakangnya sebagai makmum. Dari keluarga menduka mungkin mereka tidak sempat atau  terlambat datang, sehingga tidak menyolatinya saat masih di rumah.

Fardu kifayah hukumnya menyolati jenazah-orang yang meninggal, artinya bila sudah ada yang menyolatinya maka sudah cukup, dan gugurlah bagi yang lainnya. Yang lain boleh tidak menyolatinya lagi, namun juga tidak ada larangan kalau ia sholat jenazah kembali. Lantas bagaimana bila ia terlambat datang saat di rumah atau di masjid untuk menyolatinya, bolehkan ia sholat jenazah di makam sedang mayit sudah dikubur.
Dalam kaitan ini terdapat riwayah yang menunjukkan kebolehan,

 عن أبي هريرة أنّ امرأة سوداء كانت تقم المسجد ففقدها رسول الله  فسأل عنها فقالوا : مات. قال : أفلا كنتم آذنتموني . قال : فكأنهم صغروا أمرها – أو أمره – فقال : دلوني على قبرها . فدلوه فصلى عليها

Dari abu hurairah  (beliau mengatakan) bahwa ada seorang wanita berkulit hitam yang biasa menyapu masjid. Tiba-tiba rasullallah tidak (lagi)menjumpainya, lantas beliau  menanyakan mereka (para sahabat) mereka menjawab : “dia telah mati.” Nabi bertanya: “mengapa kalian tidak memberitahu ku? (perawi berkata: “seakan-akan mereka menganggap kecil urusannya.”) tunjukkan kepadaku dimana kuburannya.” Mereka menunjukkannya. Lalu nabi melakukan shalat (jenazah) atasnya (diatas kuburan).” HR. Al-bukhari  dan muslim

حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ الشَّيْبَانِيُّ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْ مَرَّ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرٍ مَنْبُوذٍ فَأَمَّهُمْ وَصَلَّوْا خَلْفَهُ قُلْتُ مَنْ حَدَّثَكَ هَذَا يَا أَبَا عَمْرٍو قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
memimpin mereka shalat & mereka shalat di belakang Beliau. Aku bertanya: Wahai 'Amru, siapakah yg menceritakan ini kepadamu?. Dia menjawab: Ibnu 'Abbas Radhiyallahu'anhu. Tunjukkan kepadaku kuburannya! '. Maka Beliau Shallallahu'alaihiwasallam mendatangi kuburan orang itu kemudian shalat untuknya. Hr Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi.

hadits tersebut adalah hadits Abu Hurairah z, bahwasanya Nabi Muhammad Saw merasa kehilangan wanita yang biasa menyapu masjid beliau, maka beliaupun menanyakannya kepada para shahabat g. Merekapun menjawab bahwa dia telah meninggal. Kemudian Rasululah r berkata: “Tidakkah kalian mengabariku?” Mereka menjawab: “Dia meninggal di malam hari & kami tak ingin mengganggu engkau.” Rasulullah r berkata: “Tunjukkan kepadaku kuburannya.” Para shahabat pun menunjukkannya, kemudian Rasulullah r mendatangi kuburannya & menshalatinya (di atas kuburannya).

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَلَمَّا وَرَدْنَا الْبَقِيعَ إِذَا هُوَ بِقَبْرٍ جَدِيدٍ ، فَسَأَلَ عَنْهُ ، فَقَالُوا : فُلانَةٌ ، فَعَرَفَهَا ، فَقَالَ : أَلا آذَنْتُمُونِي ؟ قَالُوا : كُنْتَ قَائِلا صَائِمًا ، فَكَرِهْنَا أَنْ نُؤْذِنَكَ ، فَقَالَ : لا تَفْعَلُوا لأَعْرِفَنَّ مَا مَاتَ مِنْكُمْ مَيِّتٌ مَا كُنْتُ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ إِلا دَعَوْتُمُونِي ، فَإِنَّ صَلاتِي عَلَيْهِ رَحْمَةٌ قَالَ : ثُمَّ أَتَى الْقَبْرَ ، فَصُفِفْنَا خَلْفَهُ ، فَكَبَّرَ عَلَيْهَا أَرْبَعًا (مسند أحمد بن حنبل الجزء 4 ص 388 )

Diriwayatkan dari Zaid Bin Tsabit Ra, beliau berkata kami pernah keluar bersama Nabi Saw. Ketika kami sampai di Baqi’, ternyata ada kuburan baru. Lalu beliau bertanya tentang kuburan itu. Sahabat bertanya, yang meninggal adalah seorang perempuan, dan ternyata beliau mengenalnya. Kemudian beliau bersabda Kenapa kalian tidak memberitahu aku tentang kematiannya?. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, anda (waktu itu) sedang tidur qailulah (tidur sebentar sebelum waktu dhuhur) dan berpuasa. Maka kami tidak ingin mengganggumu. Rasulullah menjawab: Jangan begitu, seorang tidak akan mati di antara kalian selama aku berada di tengah-tengah kalian kecuali kalian mengabarkannya kepadaku. Karena shalatku merupakan rahmat baginya. Lalu beliau mendatangi kuburan itu dan kami pun berbaris di belakang beliau. Kemudian beliau bertakbir empat kali (shalat jenazah) untuknya.

Dengan demikian maka sholat di kuburan saat zenajah sudah dimakamkan menjadi boleh, tidak dilarang. Yang tidak boleh adalah bila sholat yang dilakukannya setiap kali ia datang, tidak shalat diatas kuburan setiap kali melewatinya. Bila terlambat datang atau tidak tahu kabar kematian seseorang, yang seandainya dia tahu pasti akan ikut menyolati jenazahnya, atau orang yang tertinggal jenazah dan mayat terlanjur dikuburkan, maka dibolehkan baginya menyolati jenazah nya di kuburan.

Tidak ada komentar: