Shalat Jenazah di Kuburan
selesai pemakaman orang tua di Banjar, keluarga
besar tidak langsung meninggalkannya, kecuali para tetangga dan pengantar
lainnya, mereka semua sudah meninggalkan makam. Saat itulah ada tiga orang
sholat zenajah di makam, dari keluarga tidak mengenalnya, mungkin itu teman
bapak, atau murid bapak di pengajian, tapi entah dari mana. Yang satu menjadi
imam, diikuti dua orang di belakangnya sebagai makmum. Dari keluarga menduka
mungkin mereka tidak sempat atau
terlambat datang, sehingga tidak menyolatinya saat masih di rumah.
Fardu kifayah hukumnya menyolati jenazah-orang
yang meninggal, artinya bila sudah ada yang menyolatinya maka sudah cukup, dan
gugurlah bagi yang lainnya. Yang lain boleh tidak menyolatinya lagi, namun juga
tidak ada larangan kalau ia sholat jenazah kembali. Lantas bagaimana bila ia
terlambat datang saat di rumah atau di masjid untuk menyolatinya, bolehkan ia sholat
jenazah di makam sedang mayit sudah dikubur.
Dalam kaitan ini terdapat riwayah yang
menunjukkan kebolehan,
عن أبي
هريرة أنّ امرأة سوداء كانت تقم المسجد ففقدها رسول الله فسأل عنها فقالوا :
مات. قال : أفلا كنتم آذنتموني . قال : فكأنهم صغروا أمرها – أو أمره – فقال :
دلوني على قبرها . فدلوه فصلى عليها
Dari abu hurairah (beliau
mengatakan) bahwa ada seorang wanita berkulit hitam yang biasa menyapu masjid.
Tiba-tiba rasullallah tidak (lagi)menjumpainya, lantas beliau menanyakan mereka (para sahabat) mereka
menjawab : “dia telah mati.” Nabi bertanya: “mengapa kalian tidak memberitahu
ku? (perawi berkata: “seakan-akan mereka menganggap kecil urusannya.”)
tunjukkan kepadaku dimana kuburannya.” Mereka menunjukkannya. Lalu nabi melakukan shalat (jenazah) atasnya
(diatas kuburan).” HR. Al-bukhari
dan muslim
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ
مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ الشَّيْبَانِيُّ
قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْ مَرَّ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرٍ مَنْبُوذٍ فَأَمَّهُمْ وَصَلَّوْا خَلْفَهُ
قُلْتُ مَنْ حَدَّثَكَ هَذَا يَا أَبَا عَمْرٍو قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا
memimpin mereka shalat & mereka shalat di belakang
Beliau. Aku bertanya: Wahai 'Amru, siapakah yg menceritakan ini kepadamu?. Dia
menjawab: Ibnu 'Abbas Radhiyallahu'anhu. Tunjukkan kepadaku kuburannya! '. Maka
Beliau Shallallahu'alaihiwasallam mendatangi kuburan orang itu kemudian shalat
untuknya. Hr Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi.
hadits
tersebut adalah hadits Abu Hurairah z, bahwasanya Nabi Muhammad Saw merasa
kehilangan wanita yang biasa menyapu masjid beliau, maka beliaupun
menanyakannya kepada para shahabat g. Merekapun menjawab bahwa dia telah
meninggal. Kemudian Rasululah r berkata: “Tidakkah kalian mengabariku?” Mereka
menjawab: “Dia meninggal di malam hari & kami tak ingin mengganggu engkau.”
Rasulullah r berkata: “Tunjukkan kepadaku kuburannya.” Para shahabat pun
menunjukkannya, kemudian Rasulullah r mendatangi kuburannya & menshalatinya
(di atas kuburannya).
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَلَمَّا وَرَدْنَا الْبَقِيعَ
إِذَا هُوَ بِقَبْرٍ جَدِيدٍ ، فَسَأَلَ عَنْهُ ، فَقَالُوا : فُلانَةٌ ،
فَعَرَفَهَا ، فَقَالَ : أَلا آذَنْتُمُونِي ؟ قَالُوا : كُنْتَ قَائِلا صَائِمًا
، فَكَرِهْنَا أَنْ نُؤْذِنَكَ ، فَقَالَ : لا تَفْعَلُوا لأَعْرِفَنَّ مَا مَاتَ
مِنْكُمْ مَيِّتٌ مَا كُنْتُ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ إِلا دَعَوْتُمُونِي ، فَإِنَّ
صَلاتِي عَلَيْهِ رَحْمَةٌ قَالَ : ثُمَّ أَتَى الْقَبْرَ ، فَصُفِفْنَا خَلْفَهُ
، فَكَبَّرَ عَلَيْهَا أَرْبَعًا (مسند أحمد بن حنبل الجزء 4 ص 388 )
Diriwayatkan
dari Zaid Bin Tsabit Ra, beliau berkata kami pernah keluar bersama Nabi Saw.
Ketika kami sampai di Baqi’, ternyata ada kuburan baru. Lalu beliau bertanya
tentang kuburan itu. Sahabat bertanya, yang meninggal adalah seorang perempuan,
dan ternyata beliau mengenalnya. Kemudian beliau bersabda Kenapa kalian tidak
memberitahu aku tentang kematiannya?. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, anda
(waktu itu) sedang tidur qailulah (tidur sebentar sebelum waktu dhuhur) dan
berpuasa. Maka kami tidak ingin mengganggumu. Rasulullah menjawab: Jangan
begitu, seorang tidak akan mati di antara kalian selama aku berada di
tengah-tengah kalian kecuali kalian mengabarkannya kepadaku. Karena shalatku
merupakan rahmat baginya. Lalu beliau mendatangi kuburan itu dan kami pun
berbaris di belakang beliau. Kemudian beliau bertakbir empat kali (shalat
jenazah) untuknya.
Dengan demikian maka sholat
di kuburan saat zenajah sudah dimakamkan menjadi boleh, tidak dilarang. Yang
tidak boleh adalah bila sholat yang dilakukannya setiap kali ia datang, tidak shalat diatas kuburan setiap kali melewatinya. Bila terlambat datang
atau tidak tahu kabar kematian seseorang, yang seandainya dia tahu pasti akan
ikut menyolati jenazahnya, atau orang yang tertinggal jenazah dan mayat terlanjur
dikuburkan, maka dibolehkan baginya menyolati jenazah nya di kuburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar