Syafaat
Dalam banyak pembicaaan, para da’i,
para ustadz sering kali menyampaikan agar jamaah senantiasa mendapat syafaat
dari Rasululloh Saw. Ucapan itu sering
kali didengar yang disampaian pada awal pembicaraan pidato atau ceramah,
terutama pada salam pembuka setelah menyampaikan salam dan shalawat yang
disampaikan kepada Rasululloh Muhammad Saw. Entah tahu atau tidak, mengerti
atau tidak, yang pasti jama’ah biasanya menyambutnya dengan mengamininya,
dengan harapan nanti di yaumil kiyamah ia mendapat syafaat dari Rasululloh Saw.
Syafaat yang dimaksud di sini adalah pertolongan,
pertolongan yang didapati oleh ummat nabi Muhammad Saw, diakhirat kelak karena
cintanya kepada rasulullah Saw, dengan menjalankan apa yang diperintahkannya,
dan meninggalkan apa yang subhat dan yang dilarang. Kelak saat mereka akan
dilemparkan ke neraka karena perbuatan dosanya, mereka semua memohon ampunan
dengan pertolongan-syafaat rasul;ulloh Saw.
Diriwayahkan bahwa ketika mereka berada
ditepi neraka Jahannam dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka
berkata: “Ya Malik, apakah diizinkan saya menangis.” Maka diizinkan, lalu
mereka menangis sampai habis airmata, kemudian menangis lagi dengan darah,
sehingga Malaikat Malik berkata: “Alangkah baiknya menangis ini andaikata
terjadi didunia karena takut kepada Allah SWT, niscaya kamu tidak akan
disentuh oleh api neraka pada hari ini, lalu Malaikat Malik berkata kepada
Malaikat Zabaniyah: “Lemparkan mereka kedalam neraka.” dan bila telah dilempar
mereka serentak menjerit: “Laa illaha illallah.” maka surutlah api neraka,
Malaikat Malik berkata: “Hai api, sambarlah mereka.” Jawab api: “Bagaimana aku
menyambar mereka, padahal mereka menyebut Laa illaha illallah.” Malaikat Malik
berkata: “Demikianlah perintah Tuhan Rabbul arsy.” maka ditangkaplah mereka
oleh api, ada yang hanya sampai tapak kaki, ada yang sampai kelutut, ada yang
sampai kemuka. Malaikat Malik berkata: “jangan membakar muka mereka
karena mereka telah lama sujud kepada Allah SWT, juga jangan membakar hati
mereka karena mereka telah haus pada bulan Ramadhan.” Maka tinggal dalam
neraka beberapa lama sambil menyebut: “Ya Arhamar Rahimin, Ya Hannan, Ya
Mannan.”
Kemudian bila telah selesai hukuman mereka, maka Allah
SWT memanggil Jibril dan bertanya: “Ya Jibril, bagaimanakah keadaan orang-orang
yang maksiat dari ummat Nabi Muhammad SAW?” Jawab Jibril: “Ya Tuhan, Engkau
lebih mengetahui.” Lalu diperintahkan: “Pergilah kau lihatkan keadaan mereka.”
Maka pergilah Jibril a.s. kepada Malaikat Malik yang sedang duduk diatas mimbar
ditengah-tengah Jahannam.
Ketika Malaikat Malik melihat Jibril segera ia bangun
hormat dan berkata: “Ya Jibril, mengapakah kau datang kesini?” Jawab Jibril:
“Bagaimanakah keadaan rombongan yang maksiat dari ummat Rasulullah SAW?” Jawab
Malaikat Malik: “Sungguh ngeri keadaan mereka dan sempit tempat mereka, mereka
telah terbakar badan dan daging mereka kecuali muka dan hati mereka masih
berkilauan iman.”Jibril berkata: “Bukalah tutup mereka supaya saya dapat melhat
mereka.” Maka Malaikat Malik menyuruh Malaikat Zabaniyah membuka tutup mereka
dan ketika mereka melihat Jibril mereka mengerti bahwa ini bukan Malaikat yang
menyiksa manusia, lalu mereka bertanya: “Siapakah hamba yang sangat bagus
rupanya itu?” Jawab Malaikat Malik: “Itu Jibril yang biasa membawa wahyu kepada
Nabi Muhammad SAW” Ketika mereka mendengar nama Nabi Muhammad SAW maka
serentaklah mereka menjerit: “Ya Jibril, sampaikan salam kami kepada Nabi
Muhammad SAW dan beritakan bahwa maksiat kamilah yang memisahkan kami dengannya
serta sampaikan keadaan kami kepadanya.”
Maka kembalilah Jibril menghadap kepada Allah SWT lalu
ditanya: “Bagaimana kamu melihat ummat Muhammad?” Jawab Jibril: “Ya Tuhan,
alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka.” Lalu Allah SWT
bertanya lagi: “Apakah mereka minta apa-apa kepadamu?” Jawab Jibril: “Ya,
mereka minta disampaikan salam mereka kepada Nabi Muhammad SAW dan diberitakan
kepadanya keadaan mereka.”
Maka Allah SWT menyuruh Jibril menyampaikan semua
pesanan itu kepada Nabi Muhammad SAW yang tinggal dalam kemah dari permata yang
putih, mempunyai empat ribu buah pintu dan tiap-tiap pintu terdapat dua daun
pintu dari emas, maka berkata Jibril: “Ya Muhammad, saya datang kepadamu dari
rombongan orang-orang yang durhaka dari ummatmu yang masih tersiksa dalam
neraka, mereka menyampaikan salam kepadamu dan mengeluh bahwa keadaan mereka
sangat jelek dan sangat sempit tempat mereka.”
Maka pergilah Nabi Muhammad SAW kebawah Arsy dan
bersujud dan memuji Allah SWT dengan ucapan yang tidak pernah diucapkan oleh
seorang makhlukpun sehingga Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW: “Angkatlah
kepalamu dan mintalah niscaya akan diberikan, dan ajukan syafa’atmu pasti akan
diterima.” Maka Nabi Muhammad SAW berkata: “Ya Tuhan, orang-orang yang durhaka
dari ummatku telah terlaksana pada mereka hukumMu dan balasanMu, maka terimalah
syafa’atku.” Allah SWT berfirman: “Aku terima syafa’atmu terhadap mereka, maka
pergilah keneraka dan keluarkan daripadanya orang yang pernah mengucap Laa
ilaha illallah.”
Maka pergilah Nabi Muhammad SAW keneraka dan ketika
dilihat oleh Malaiakt Malik, maka segera ia bangkit hormat lalu ditanya: “Hai
Malik, bagaimanakah keadaan ummatku yang durhaka?” Jawab Malaikat Malik:
“Alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka.” Maka diperintahkan
membuka pintu dan angkat tutupnya, maka apabila orang-orang didalam neraka itu
melihat Nabi Muhammad SAW maka mereka menjerit serentak: “Ya Nabi Muhammad SAW,
api neraka telah membakar kulit kami.”
Maka dikeluarkan semuanya berupa arang, lalu dibawa
mereka kesungai dimuka pintu syurga yang bernama Nahrulhayawan, dan disana
mereka mandi kemudian keluar sebagai orang muda yang gagah, elok, cerah matanya
sedangkan wajah mereka bagaikan bulan dan tertulis didahi mereka Aljahanamiyun
atau orang-orang Jahannam yang telah dibebaskan oleh Allah SWT. Dari neraka
kemudiannya mereka masuk kesyurga, maka apabila orang-orang kafir di neraka itu
melihat kaum muslimin telah dilepaskan dari neraka, mereka berkata: “Aduh,
sekiranya kami dahulu Islam tentu kami dapat keluar dari neraka.”
Riwayah lain yang senada yang berkaitan dengan
syafaat, disampaikan oleh Rasululloh Saw, Saya adalah pemimpin semua orang pada hari
kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang
yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali
dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak
mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai
sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang
dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata
kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam ‘alaihissalam’.
Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata,
‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu
dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga
memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud
kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu
wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya
engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa
yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh hari
ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia
tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan
suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke
selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.
Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata,
‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut
dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang
kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu
untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam
menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka
seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.
Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk
mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain
aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.
Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya,
‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk
bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah
mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh,
hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan
Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah
berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku.
Pergilah pada Nabi Musa ‘alaihissalam’.
Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata,
‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan
kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada
Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’
Lantas Nabi Musa ‘alaihissalam
menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka
seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.
Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan
untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah
pada Nabi Isa ‘alaihissalam’.
Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata,
‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat
berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat
kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita
alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam
menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka
seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’
Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku,
pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.
Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para
nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah
syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang
sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy.
Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya
serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada
selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah
permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan
diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata,
‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas
dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari
pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di
selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku,
sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama
dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.”(HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Siapa saja yang mencintai Rasululloh Saw, akan
mendapatkan syafaatnya kelak, yaitu yang yakin-beriman dan patuh akan sunnah
dan Al-Qur’an yang dibawanya. Tak
seorang pun di antara kamu beriman, sampai ia mencintaiku lebih dari ia
mencintai anak-anaknya, orang tuanya, dan semua orang.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar