Minggu, 21 Agustus 2016

lancar atas peran istri.

Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dijelaskan secara spiritual kalau 10 karakter istri ini ‘membantu’ menghadirkan rejeki untuk suaminya.
1. Istri yang pandai bersyukur
Istri yang bersyukur atas semua karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk juga rejeki. Miliki suami, bersyukur. Jadi ibu, bersyukur. Anak-anak dapat mengaji, bersyukur. Suami memberi nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai setulus hati, bersyukur. Suami memberi kenikmatan sebagai suami istri, 
2. Istri yang tawakal kepada Allah
Di waktu seseorang bertawakkal pada Allah, Allah akan mencukupi rejekinya.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal pada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. ” (QS. Ath Thalaq : 3).
Bila seseorang istri bertawakkal pada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rejekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selamanya harus langsung diberikan pada wanita itu. Bisa jadi Allah akan memberi rejeki yang banyak pada suaminya, lalu suami itu memberi nafkah yang cukup pada dirinya.
3. Istri yang baik agamanya
Rasulullah menjelaskan kalau wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.
“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Beruntung itu beruntung didunia dan di akhirat. Beruntung didunia, salah satu aspeknya yaitu dimudahkan mendapatkan rejeki yang halal.
Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya patuh pada Allah lalu mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat pada Allah namun rejekinya lancar? Bisa jadi Allah akan memberi rejeki pada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi karena taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah lalu mempermudah rejekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya.
4. Istri yang banyak beristighfar
Diantara keutamaan istighfar yaitu mendatangkan rejeki. Hal semacam itu dapat dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 sampai 12. Kalau dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.
“Maka saya katakan pada mereka, ‘Mohonlah ampun pada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan padamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (juga di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12).
5. Istri yang gemar silaturahim
Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik pada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, serta saudari-saudari seaqidah, pada intinya ia tengah menolong suaminya membuat lancar rejeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya.
Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
6. Istri yang suka bersedekah
Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rejeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah seperti disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah sampai 700 kali lipat. Bahkan sampai kelipatan lain sesuai kehendak Allah.
Bila istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak segera dibalas melaluinya. Tetapi bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rejekinya berlimpah.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) untuk siapapun yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui. ” (QS. Al Baqarah : 261).
7. Istri yang bertaqwa
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rejeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.
“Barangsiapa bertaqwa pada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya serta memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq : 2-3).
8. Istri yang selalu mendoakan suaminya
Bila seorang ingin mendapatkan suatu hal, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak dapat mendapatkan suatu hal itu tetapi dari pemiliknya. Begitulah rejeki. Rejeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rejeki. Jadi jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi tetapi perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami supaya selalu mendapatkan limpahan rejeki dari Allah, dan yakinlah bila istri berdoa pada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.
“DanTuhanmu berfirman : Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir : 60).
9. Istri yang suka shalat dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah setiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rejekinya sepanjang hari.
“Di dalam tubuh manusia ada 360 sendi, yang semuanya harus di keluarkan sedekahnya. ” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang dapat melakukan itu wahai Nabiyullah? ” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada didalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan suatu hal yang mengganggu dari jalan adalah Jadi bila engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), jadi dua raka’at Dhuha telah mencukupimu. ” (HR. Abu Dawud)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Saya cukupkan untukmu di sepanjang hari itu. ” (HR. Ahmad).
10. Istri yang taat dan melayani suaminya
Salah satu kewajiban istri pada suami adalah mentaatinya. Selama perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.
Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat pada suaminya, jadi hati suaminya juga tenang dan damai. Saat hatinya damai, ia dapat berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya juga menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar.
sumber

Ketika Menyambut Suami

Istri Lakukan Ini Ketika Menyambut Suami Pulang Kerja



Di antara amal perbuatan terpenting bagi seorang wanita Muslimah setelah beribadah kepada Allohsubhanahu wa ta’ala, adalah usaha untuk menarik hati suami. Sehingga sang suami merasa senang berada di sampingnya, tenang hidup bersamanya, dan bahagia dapat menemaninya.
Oleh karena itu, istri yang cerdas akan mengupayakan beragam hal yang sesuai syariat agar dapat menyenangkan dan menggembirakan hati suaminya, sehingga sang istri dapat duduk bersama di atas singgasana kenikmatan, ketenangan, dan kebahagiaan.
“Menurut saya, menyambut kedatangan suami adalah hal yang tidak begitu penting, bahkan sudah jadi rutinitas yang biasa-biasa saja tanpa ada kesan yang spesial.”
Mungkin itulah yang terlintas dalam benak kita. Namun perlu diketahui bahwa sikap menyambut suami yang baik, merupakan suatu gerbang menuju rumah tangga yang sakinah. Ingat, biasanya sesuatu itu dilihat dari kesan pertamanya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para istri di rumah ketika menyambut kedatangan sang “pangeran” dari medan juang, yaitu:
1. Berikan kesan pertama yang indah
Di antara sifat yang menjadikan seorang istri semakin cantik di mata suaminya adalah ceria, riang, gembira dan ramah tamah. Ketika suaminya pulang ke rumah dalam keadaan letih sehabis bekerja, atau setelah mengerahkan pemikirannya, sang istri akan menyambutnya dengan wajah ceria, senyum manis yang merekah, dan menyiramkan kepada suami kata-kata yang menyenangkan sehingga dapat membersihkan guratan keletihan dalam rona wajahnya dan me-refresh kemelut dalam pikirannya.
Tak lupa sang istri memperindah dan melembutkan suaranya, menghiasi alunan suara dengan kelembutan nada dan irama dalam kata-katanya. Maka berbahagialah suami yang disambut dengan sambutan seperti ini.
Berbeda halnya jika seorang istri menyambut sang suami dengan muka yang cemberut, sapaan yang se-”ikhlasnya” alias formalitas dan gaya-gaya lain yang semisalnya. Alih-alih ingin mendapatkan hati suami, yang didapatkan malah “empedu” yang pahit.
2. Perhatikan performa tampilan anda
Seorang wanita sholihah akan selalu berdandan dengan berbagai macam perhiasan bagi suaminya, sehingga dia akan tampak cantik dan menawan. Tujuannya tidak lain agar menyenangkan pandangan suami dan membahagiakan hatinya.
Jangan beranggapan kalau seorang wanita sholihah adalah mereka yang hanya fokus beribadah kepada Alloh   saja dan anti bersolek, rambut yang acak-acakan, wajahnya pucat dan berpakaian kumal. Anggapan itu benar-benar salah total.
Karena para wanita sholihah pada masa kurun terbaik pun seperti ‘Aisyahrodhiallohu anha, selalu memakai pakaian dan perhiasan yang baik pada saat di rumah. Hal tersebut ia lakukan hanya untuk suaminya tercinta, Rosulullohsholallohu alaihi wasallam.
Alangkah bahagianya seorang suami ketika disambut istrinya yang telah berhias seindah mungkin bagi dirinya.
Bagaimana jika sebaliknya? Apa kiranya ekspresi sang suami ketika ia melihat sosok yang nampak di balik pintu adalah seorang istri yang berambut acak-acakan, wajah yang pucat pasi dan pakaian yang masih kotor karena kerjaan di dapur?
Jangan harapkan ada ekspresi “sumringah” dari suami yang disambut oleh istri yang demikian keadaannya.
3. Beri suami kabar manis
Sangat banyak hal yang ingin diceritakan seorang istri ketika suaminya pulang, ada kabar yang baik, namun terkadang ada pula kabar yang tidak mengenakkan hati.
Setiap orang akan senang jika mendapatkan kabar atau berita yang menggembirakannya, maka jangan ragu untuk segera memberi kabar gembira kepada suami Anda.
Sedangkan untuk jenis kabar yang kedua, sebaiknya anda sebagai istri harus menahan diri untuk tidak menceritakannya kepada suami yang baru pulang. Tunggulah waktu dan kesempatan yang tepat.
Dengan memberi kabar gembira dan menahan kabar buruk, dada suami yang sesak dapat lapang kembali dan pikiran yang kusut dapat jernih kembali. Setelah situasi dan kondisi telah normal kembali dan suami telah siap untuk menerima masalah kembali, barulah diceritakan problem yang ada dan didiskusikan pemecahannya.
4. Qona’ah dan syukur
Istri yang baik akan senantiasa menerima kedatangan suami bagaimanapun hasil yang telah ia upayakan dalam mengais rezeki. Adakalanya suami datang tanpa membawa hasil yang diharapkan.  Kita selalu berharap suami datang dengan rezeki berlimpah, namun kenyataannya ia hanya membawa “sesuap” rezeki.
Qona’ah dan syukur. Itulah sikap yang harus kita kedepankan ketika menghadapi ujian dalam masalah rezeki. Syukurilah pemberian suami dengan berterima kasih kepadanya, dan bersyukur kepada Alloh, sebesar apapun itu. Ingat, Alloh ta’ala akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur dan mengancam dengan adzab bagi mereka yang enggan bersyukur. Allohsubhanahu wa ta’ala berfirman,
 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrohim [14]: 7)
5. Menyiapkan makanan dan menata rumah dengan rapi
Biasakanlah agar ketika suami datang telah tersedia makanan baginya. Untuk itu, seorang istri harus cekatan dalam menentukan waktu dan menyediakan menu makanan sesuai dengan selera suami.
Penataan rumah yang rapi dan teratur, merupakan hal yang dianjurkan dalam Islam, karena hal tersebut akan membuat suami dan penghuni rumah lainnya merasa nyaman tinggal di dalamnya.
Demikianlah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan suami. Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam. (akhwatmuslimah)

Minggu, 14 Agustus 2016

seperti amalan haji

 Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, seorang laki-laki pernah datang menemui Rasulullah SAW, lalu ia mengatakan, “Sesungguhnya aku ingin sekali berjihad, tetapi aku tidak memiliki kemampuan untuk itu.” Rasulullah SAW lalu bertanya kepadanya, “Apakah masih ada yang hidup di antara kedua orang tuamu?” Lelaki itu menjawab, “Ibuku.”Rasul pun kemudian mengatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah dengan berbuat baik kepada ibumu. Sebab, jika engkau melakukan itu, engkau adalah jamaah haji, umrah, dan mujahid (orang yang berjihad).” (HR Ath Thabrani dalam Al Mu'jam Al Ausath no 2915).

Kamis, 11 Agustus 2016

membawa berkah suami

Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dijelaskan secara spiritual kalau 10 karakter istri ini ‘membantu’ menghadirkan rejeki untuk suaminya.
1. Istri yang pandai bersyukur
Istri yang bersyukur atas semua karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk juga rejeki. Miliki suami, bersyukur. Jadi ibu, bersyukur. Anak-anak dapat mengaji, bersyukur. Suami memberi nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai setulus hati, bersyukur. Suami memberi kenikmatan sebagai suami istri, bersyukur.
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan : bila kalian bersyukur, tentu Kami akan menambah (nikmat) padamu apabila kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7).

2. Istri yang tawakal kepada Allah
Di waktu seseorang bertawakkal pada Allah, Allah akan mencukupi rejekinya.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal pada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. ” (QS. Ath Thalaq : 3).
Bila seseorang istri bertawakkal pada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rejekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selamanya harus langsung diberikan pada wanita itu. Bisa jadi Allah akan memberi rejeki yang banyak pada suaminya, lalu suami itu memberi nafkah yang cukup pada dirinya.

3. Istri yang baik agamanya
Rasulullah menjelaskan kalau wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.
“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Beruntung itu beruntung didunia dan di akhirat. Beruntung didunia, salah satu aspeknya yaitu dimudahkan mendapatkan rejeki yang halal.
Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya patuh pada Allah lalu mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat pada Allah namun rejekinya lancar? Bisa jadi Allah akan memberi rejeki pada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi karena taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah lalu mempermudah rejekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya.

4. Istri yang banyak beristighfar
Diantara keutamaan istighfar yaitu mendatangkan rejeki. Hal semacam itu dapat dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 sampai 12. Kalau dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.
“Maka saya katakan pada mereka, ‘Mohonlah ampun pada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan padamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (juga di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12).

5. Istri yang gemar silaturahim
Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik pada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, serta saudari-saudari seaqidah, pada intinya ia tengah menolong suaminya membuat lancar rejeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya.
Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
6. Istri yang suka bersedekah
Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rejeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah seperti disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah sampai 700 kali lipat. Bahkan sampai kelipatan lain sesuai kehendak Allah.
Bila istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak segera dibalas melaluinya. Tetapi bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rejekinya berlimpah.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) untuk siapapun yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui. ” (QS. Al Baqarah : 261).

7. Istri yang bertaqwa
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rejeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.
“Barangsiapa bertaqwa pada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya serta memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq : 2-3).

8. Istri yang selalu mendoakan suaminya
Bila seorang ingin mendapatkan suatu hal, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak dapat mendapatkan suatu hal itu tetapi dari pemiliknya. Begitulah rejeki. Rejeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rejeki. Jadi jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi tetapi perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami supaya selalu mendapatkan limpahan rejeki dari Allah, dan yakinlah bila istri berdoa pada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.
“DanTuhanmu berfirman : Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir : 60).

9. Istri yang suka shalat dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah setiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rejekinya sepanjang hari.
“Di dalam tubuh manusia ada 360 sendi, yang semuanya harus di keluarkan sedekahnya. ” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang dapat melakukan itu wahai Nabiyullah? ” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada didalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan suatu hal yang mengganggu dari jalan adalah Jadi bila engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), jadi dua raka’at Dhuha telah mencukupimu. ” (HR. Abu Dawud)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Saya cukupkan untukmu di sepanjang hari itu. ” (HR. Ahmad).

10. Istri yang taat dan melayani suaminya
Salah satu kewajiban istri pada suami adalah mentaatinya. Selama perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.
Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat pada suaminya, jadi hati suaminya juga tenang dan damai. Saat hatinya damai, ia dapat berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya juga menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar.
sumber

Senin, 08 Agustus 2016

menjilat kemaluan

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Banyaknya tanggapan terhadap tulisan terdahulu, “Bolehkah Seorang Suami Mencium Farji Istrinya?” maka kami terdorong untuk memberikan keterangan yang lebih jelas terhadap tema seputar itu yang dinukil dari fatwa ulama.
Sesungguhnya kegiatan suami istri dengan cara yang boleh jadi dianggap aneh oleh sebagian orang ini menjadi pertanyaan banyak pasangan muslim. Boleh jadi sebagian pasangan merasa nikmat, lebih semangat, dan lebih bergairah dalam melakukan pemenuhan kebutuhan biologis ini. Namun boleh jadi sebagian yang lain menganggap buruk dan menjijikkan. Sehingga tak layak dilakukan oleh orang muslim. Akahirnya hal ini  menimbulkan tanda tanya tentang hukum bolehnya?.
Sebenarnya, telah banyak keterangan dan jawaban ulama terhadap masalah hubungan suami istri ini. Pada ringkasnya, diakui bahwa sebagian orang merasa jijik dan menganggap buruk bentuk cumbu rayu semacam ini. Sehingga paling utama adalah menjauhi dan menghindarinya. Tetapi bersamaan hal itu, mereka tidak bisa mengharamkan dengan tergas. Karena tidak ada ketegasan dari nash syar’i yang mengharamkannya. Tetapi jika memang terbukti itu berbahaya, maka jenis foreplay yang bisa menyebabkan penyakit dan bahaya diharamkan. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Dan Dia mengharamkan atas kalian yang buruk-buruk.” (QS. Al-A’raf: 157)
Selanjutnya kami akan suguhkan jawaban salah seorang ulama yang mendapatkan pertanyaan serupa, yaitu Syaikh Khalid Abdul Mun’im al-Rifa’i. Kami menilai jawaban beliau terhadap masalah tersebut cukup jelas dengan argument mendasar dalam mejawab pertanyaan tersebut.  Berikut ini kami kami terjemahkan dari fatwa beliau, yang judul aslinya: حكم لحس الرجل لفرج زوجته والعكس “Hukum suami menjilat kemaluan istrinya dan sebaliknya”.
Soal: Apa hukum membangkitkan syahwat/libido istri dengan cara menjilat farjinya dengan lidah suaminya, begitu juga terhadap sang suami? Jazakumullah Khairan.
Jawab: Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah, juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Adapun berikutnya:
Sesungguhnya asal dalam hubungan suami istri adalah mubah, kecuali apa yang disebutkan larangannya oleh nash: berupa mendatangi istri pada dubur (anus)-nya, menggaulinya saat haid dan nifas, saat istri menjalankan puasa fardhu, atau saat berihram haji atau umrah.
Adapun yang disebutkan dalam pertanyaan berupa salah satu pasangan menjilati kemaluan pasangannya, dan praktek dalam bersenang-senang yang telah disebutkan dalam pertanyaan, maka itu tidak apa-apa berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
1. Itu termasuk dari keumuman bersenang-senang yang dimubahkan.
2. Jika coitus dibolehkan yang merupakan puncak bersenggama (bersenang-senang), maka yang dibawah itu jauh lebih boleh.
3. Karena masing-masing pasangan boleh menikmati anggota badan pasangannya dengan menyentuh dan melihat, kecuali pengecualian yang telah disebutkan oleh syariat sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas.
4. Firman Allah Ta’ala, 
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 223)
Ibnu Abidin al-Hanafi berkata dalam Radd al-Mukhtar: Abu Yusuf pernah bertanya kepada Abu Hanifah tentang seorang laki-laki yang membelai farji istrinya dan sang istri membelai kemaluan suaminya untuk membangkitkan syahwatnya, apakah menurut Anda itu tidak boleh? Beliau menjawab, “Tidak, aku berharap itu pahalanya besar.”
Al-Qadhi Ibnul Arabi al-Maliki berkata, “Manusia telah berbeda pendapat tentang bolehnya seorang suami melihat farji (kemaluan) istrinya atas dua pendapat: salah satunya,membolehkan, karena jika ia dibolehkan menikmati (istrinya dengan jima’) maka melihat itu lebih layak (bolehnya). . . . . salah seorang ulama kami, Asbagh (Ulama besar Madhab Maliki di Mesir) berkata: Boleh baginya (suami) untuk menjilati –kemaluan istrinya- dengan lidahnya.”
Dalam Mawahib Al-Jalil Syarh Mukhtashar Khalil disebutkan, “Ditanyakan kepada Ashbagh; Sesungguhnya suatu kaum menyebutkan kemakruhannya. Lalu beliau menjawab: orang yang memakruhkannya, dia hanya memakruhkan dari sisi kesehatan (medis), bukan berdasarkan ilmu (dalil). Itu tidak apa-apa, tidak dimakruhkan. Diriwayatkan dari Malik, beliau pernah berkata: tidak apa-apa melihat farji (kemaluan) saat berjima’. Dalam satu riwayat terdapat tambahan, “Dan ia menjilatinya dengan lidahnya.”
Al-Fannani al-Syafi’i berkata: “Seorang suami boleh apa saja setiap melakukan hubungan dengan istrinya selain lubang duburnya, bahkan menghisap clitorisnya.
Al-Mardawi al-Hambali berkata dalam al-Inshaf: Al-Qadhi berkata dalam al-Jami’: “Boleh mencium farji (kemaluan) istri sebelum jima’ dan memakruhkannya sesudahnya . .  istri juga boleh memegang dan menciumnya dengan syahwat. Ini dikuatkan dalam kitab al-Ri’ayah, diikuti dalam al-Furu’, dan diperjelas oleh Ibnu ‘Aqil.
Namun jika terbukti jelas cara bercumbu semacam itu menyebabkan penyakit dan membahayakan pelakunya, maka saat itu ia wajib meninggalkannya berdasarkan sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tidak boleh (melakukan sesuatu) yang membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.” (HR. Ibnu Majah dalam sunannya)
Begitu pula apabila salah seorang pasangan merasa tersakiti (tidak nyaman) karena perbuatan tersebut dan membencinya: maka wajib atas pelaku (suami)-nya untuk menghentikannya. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. Al-Nisa’: 19)
Dalam hal ini harus diperhatikan tujuan dasar dari hubungan suami istri, yakni permanen dan kontinuitasnya. Asal dari akad nikah adalah dibangun di atas kelanggengan. Allah Ta’ala telah meliput akad ini dengan beberapa peraturan untuk menjaga kelestariannya dan menguatkan orang yang menjalaninya sesuai dengan ketentuan syariat bukan dengan sesuatu yang menyelisihinya. Masuk di dalamnya solusi berhubungan antar keduanya. . .  Wallahu Ta’ala A’lam

darah "O"

Kelompok darah tiap-tiap orang memiliki keunikkannya semasing, misalnya kelompok darah B yang to the point (bicara apa yang ada tanpa ada bertele-tele), A yang emosian, serta AB yang adem ayem. Namun dari seluruhnya type kelompok darah, yang memiliki kelompok darah O yaitu yang paling sedikit. Lantas seperti apakah si O ini? Di bawah ini yaitu sifat-sifat khas si O yang populer sangatlah dermawan serta baik. Bila anda mempunyai rekan bergolongan darah O, anda mesti melindungi jalinan kalian baik-baik agar dia tak pergi dari sisimu!

Orang yang bergolongan darah O itu :
1. Sangatlah menghormati yang namanya relationship, oleh karenanya, mereka pasti sangatlah menghormati yang namanya persahabatan serta mereka ikhlas berkorban untuk itu.

2. Tak umum untuk mengawali suatu jalinan yang akrab dengan orang lain.
3. Bila telah mengambil keputusan untuk lakukan suatu hal, juga bakal ditangani hingga akhir.

4. Ikhlas melepas orang yang disenangi serta cuma memandang kepergiannya dengan bersedih hati namun hingga kapanpun akan tidak pernah disibakkan.

5. Saat ada suatu hal yg tidak dia sukai, dia bakal menutupinya serta bertandingk kuat serta mandiri.

6. Terlihat kuat dari luar serta kerap keluarkan pengucapan yang tajam, namun sesungguhnya dia sangatlah gampang terlukai hatinya.