Rabu, 01 April 2015

Malam jum’at itu



Malam jum’at  itu 

Saat ta’ziyah, ngonrol-ngobrol dengan para ta’ziyah lainnya, salah satu yang dibecarakan adakah berkaitan dengan meninggal malam atau hari Jum’at. dikemukakan bahwa orang yang meninggal malam jum’at atau hari jum’at dia dibebaskan dari fitnah kubur.  Ada yang bilang itu suatu tanda ia mendapat kebaikan, kebaikan sebagai tanda khusnul khotimah. Dipahami dan bahkan diyakini sebagian besar masyarakat bahwa yang meninggal di malam atau hari jum’at dibebaskan dari siksa kubur. Sebagai salah satu pendengar yang baik, saya  memaknainya yang demikian itu termasuk perbuatan berbaik sangka kepada mayit  sambil  berharap  semoga saja yang demikian benar, sehingga banyak ummat muslim yang mendapat kebaikan/khusnul khotimah.  

Husnul khatimah yang dimaksud adalah akhirnya hayatnya yang baik. Yaitu seorang sebelum meninggal, ia diberi taufiq untuk menjauhi semua perbuatan yang mendatangkan keburukan atau dosa,  yang dapat menyebakan kemurkaan Alloh SWT,  ia diberi kesempatan untuk bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya meninggal dalam kondisi yang baik

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda  ‘ Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” HR Imam Ahmad, Tirmidzi.
Siapa saja yang beranggapan atau berpendapat demikian-tersebut di atas, tidaklah keliru, walaupun semua hari adalah baik dan membawa kebaikan *1. Karena yang demikian tersebut dipahami sebagai tanda khusnul khotimah, disamping banyak tanda lainnya*2. Ada beberapa hadist*3 yang mendukung pendapat meninggal di hari jum’at itu baik, terhindar dari fitnah. Diantaranya

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ “
Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at  kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad no. 6582 dan At-Tirmidzi no. 1074)

” مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ “
Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at maka ia akan dilindungi dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad no. 6646)
«مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ»
“Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at maka ia akan dilindungi dari siksa kubur.” (HR. Abu Ya’la no. 4113 dan Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil, 7/2554)

«مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أُجِيرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ طَابَعُ الشُّهَدَاءِ»
“Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at niscaya ia akan dijauhkan dari siksa kubur dan pada hari kiamat ia akan datang dengan memiliki tanda orang mati syahid.” (HR. Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Hilyatul Awliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’, 3/155)

--------------------mr
*1. Hari Jum’at menjadi cermin bagi kualitas amal sepekan seorang hamba, sebagaimana Ramadhan yang menjadi cerminan amal setahunnya. Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik. Sebagimana Ramadhan, jika ibadah di dalamnya baik, baik pula amalnya pada tahun tersebut, begitu juga sebaliknya. Di hari Jum’at terdapat ibadah yang wajib dan sunnah yang tak diperoleh di selainnya. Di antaranya shalat Jum’at, bersuci dan memakai
*2. hanya diketahui hamba yang mengalaminya, yaitu diterimanya kabar gembira saat sakaratul maut, berupa ridha Allah sebagai anugerahNya. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Fushilat : 30
·         Mengucapkan kalimat syahadat saat akan meninggal, "Barangsiapa yang akhir ucapannya لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, maka ia masuk surga".
·         Meninggal dengan kening berkeringat, "Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening".
·         Meninggal pada malam Jum`at atau siangnya."Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum`at atau malam Jum`at, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur". [HR Ahmad dan Tirmidzi]
·         Mati syahid di medan jihad di jalan Allah, atau mati saat menempuh perjalanan untuk peperangan di jalan Allah, mati karena tertimpa sakit tha’un (pes), atau mati karena tenggelam. “Siapakah orang yang syahid menurut kalian?” Para sahabat menjawab,”Orang yang terbunuh di jalan Allah, maka ia syahid”. Rasulullah bersabda,”Kalau begitu, orang yang mati syahid dari umatku sedikit,” mereka bertanya,”Kalau begitu, siapa wahai Rasulullah?” Beliau n menjawab,”Orang yang terbunuh di jalan Allah, ia syahid. Orang yang mati di jalan Allah, maka ia syahid. Orang yang mati karena sakit tha’un, maka ia syahid. Barangsiapa yang mati karena sakit perut, maka ia syahid. Dan orang yang (mati) tenggelam adalah syahid”.
·          Mati karena tertimpa reruntuhan, "Orang yang mati syahid ada lima, (yaitu) : orang yang (mati) terkena penyakit tha’un, sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang syahid di jalan Allah".
·         Tanda husnul khatimah, yang khusus bagi wanita, ialah meninggal saat nifas, ataupun meninggal saat sedang hamil. "Dan wanita yang dibunuh anaknya (karena melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusarnya ke Surga."
·         Meninggal karena terbakar dan radang selaput dada.
Sebagai dalilnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyebutkan macam-macam orang yang mati syahid, termasuk orang yang mati terbakar. Demikian pula orang yang meninggal lantaran menderita radang selaput dada, yaitu bengkak yang meradang, nampak pada selaput yang ada di bagian dalam tulang-tulang rusuk.
·         Meninggal karena sedang ribath (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah Ta`ala.
·         Meninggal dalam keadaan melakukan amal shalih, barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah (pahala) Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa berpuasa karena mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bershadaqah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga. (HR Imam Ahmad dan selainnya)".
*3. Hanya tidak tahu persis posisi/kedudukan hadist tersebut, apakah shohih, mutawatir, lemah atau doif.
Cat, ta’ziyah meninggalnya bp Mudhofar, suami dari mba Uji-batik Rima cpt, malam jum’at 28 Agts 2014’

Tidak ada komentar: