Senin, 06 April 2015

Ikut campurnya jin



Ikut campurnya jin
Dari pembicaraan seputaran keluarga menurut adab yang Islami, sempat meuncul pendapat yang mengatakan bahwa jin ikut campur saat suami  menggauli isterinya tanpa menyebut nama Allah SWT, maksudnya siapapun yang tidur baereng istri tanpa niat dan membaca do’a  sebelumnya,  maka  jin  akan menyatu dengannya melalui saluran air mani si suami kemudian ikut berjima.
Tentu pendapat yang demikian tidaklah terlalu keliru, karena memang dalam beberapa keterangan hadist disampaikan demikian, dari Ibnu abbas berkata, “Dari Nabi, beliau bersabda, Bila salah seorang di antara kamu mendatangi istrinya lalu membaca do’a Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau anugerahkan kepada kami.  Maka bila keduanya dianugerahi anak, setan tidaklah membahayakan baginya.’” Hr. Bukhari, sabda Rasulullah SAW yang lainnya :" Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: "Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami". Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. Shahih Muslim
Dari bebrapa keterangan disampaikan bahwam maksud hadits ini ialah, bahwa setan tidak mampu menyusup ke dalamnya, bila seseorang bercampur dengan istrinya didahulukan dengan niat baik dan membaca do’a. Tetapi bukan berarti bila anak lahir dan besar nanti, dia akan terlepas dari bisikan dan godaannya. karenanya “Agar tidak terganggu oleh setan atau jin,  ketika berkumpul dengan istri, hendaklah seseorang memiliki adab berjima, dengan  membaca bismillah dan membaca ta’awwudz, dan tidak telanjang bulat, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bersumber dari Utbah bin Ubaidah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ فَلْيَسْتَتِرْ وَلاَ يَتَجَرَّدُ
تَجَرُّدَ الْعَيْرَيْنِ
Bila salah seorang di antara kamu mendatangi istrinya, hendaknya dia bertabir dan tidak bertelanjang bulat.
Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. HR Ibnu Majah

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)
Aisyah berkata, ‘Bila beliau datang di kamar kecil atau mendatangi istrinya, beliau menutupi wajahnya, dan tidaklah satupun orang yang melihatnya, atau terdengar suaranya. Tidaklah beliau mencium dan mengumpuli istrinya dengan diketahui oleh orang lain, dan tidak pula  beliau menceritakannya kepada orang lain, sebagaimana yang diceritakan oleh al-Hasan. Selanjutnya, diriwayatkan oleh Abu Daud, “Hendaknya tidak menghadap kiblat, dan hendaknya tidak banyak bicara ketika berkumpul.


Tidak ada komentar: