Selasa, 02 September 2014

hubungan Menurut Islam



hubungan Menurut Islam

Ada banyak hal yang perlu dipelajari dan diamalkan oleh pasangan suami istri agar meraih ketentraman (sakinah), cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), baik lahir maupun batin. Salah satunya dan tidak kalah petingnya adalah  jima’  di sana ada sedekah, Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa,  Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah
Karena faragh bersama merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan pernikahan yakni sakinah, mawaddah dan rahmah. Maka ketidakpuasan salah satu pihak dalam jima’, jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan mendatangkan perselingkuhan. Sesuai dengan prinsip dasar islam, selagi tidak  berbahaya dan membahayakan, segala upaya mencapai faragh- puncak jima, hukumnya menjadi boleh.
Mengesampingkannya bisa jadi akan mengakibatkan ketidak baikan untuk kesehatan, seperti yang disampaikan Muhammad bin Zakariya “Barangsiapa yang tidak bersetubuh dalam waktu lama, kekuatan organ tubuhnya akan melemah, syarafnya akan menegang dan pembuluh darahnya akan tersumbat. Saya juga melihat orang yang sengaja tidak melakukan jima’ dengan niat membujang, tubuhnya menjadi dingin dan wajahnya muram.”Sedangkan di antara manfaat bersetubuh dalam pernikahan adalah terjaganya pandangan mata dan kesucian diri serta hati dari perbuatan haram.
Puncak kenikmatan tersebut dinamakan orgasme atau faragh. Meski tidak semua hubungan jima  berujung faragh, tetapi upaya optimal pencapaian faragh yang adil hukumnya wajib. Yang dimaksud faraghj yang adil adalah orgasme yang bisa dirasakan oleh kedua belah pihak, yakni suami dan istri.  Namun, kepuasan yang wajib diupayakan dalam jima’ adalah kepuasan yang berada dalam batas kewajaran manusia, adab beragama dan beribadah. Tidak dibenarkan menggunakan dalih meraih kepuasan untuk melakukan praktik-praktik yang menyimpang. Karenya syariat mengaturnya dengan adanya  adab berjima,
Adab di dalam jima’ bukan hanya membuat hubungan suami istri lebih intim, tetapi juga menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai ladang pahala. Menjalankan adab-adab jima’ bukan hanya membawa kebahagiaan bagi suami dan istri, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi keluarga dan keturunan yang ditakdirkan Allah SWT,  dari proses tersebut jima, diantaranya adalah
ü  Bersih Diri dan berwudhu, Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad

ü  Memakai parfum/wewangian , Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” HR. Tirmidzi.
Bagi istri, memakai parfum/wewangian yang dianjurkan adalah saat-saat seperti ini, bukan pada waktu keluar rumah yang justru dilarang Rasulullah.
Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat suami atau istri semakin meningkat.

ü   Shalat dua raka’at, Adab ini terutama bagi pengantin baru, agar mengajak istrinya shalat dua raka’at terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.

ü  Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri, Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan “Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni kerasp menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).

Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan: “Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.” Ini kemudian menjadi dalil bahwa di dalam jima’, suami istri boleh menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.

ü  Jima’ di tempat tertutup, Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jima’. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan. Begitu juga dengan kamar orang tuanya, jangan sampai ia tidur di kamar orang tuanya. Kalaupun sampai ia menginap, Pastikan ia tidak melihat aktifitas orang tuanya.





ü  Berdoa sebelum jima’, Yakni membaca doa ‘ Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)

ü  Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan, Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu. “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)

ü  Membawa ke puncak, saling memberi hak, “Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)

ü  menncuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi, “Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim)

ü  Mandi besar (janabat) setelah jima’ dariAisyah Radhiyallahu Anha:
“Apabila Rasulullah hendak mandi junub (mandi besar), beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya sebelum memasukannya ke dalam bejana. Kemudian beliau membasuh kemaluannya dan berwudhu seperti halnya berwudhu untuk shalat. Setelah itu, beliau menuangkan air pada rambut kepalanya, kemudian mengguyurkan air pada kepalanya tiga kali guyuran, kemudian mengguyurkannya ke seluruh tubuhnya,”
(HR At-Tirmidzi: 104, dan Abu Daud: 243).

Berkurbanlah



Berkurbanlah
Berkurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada-KU,  adalah perintah Alloh SWT kepada Nabi Ibrahim dalam mimpinya, untuk menyembelih anak kesayangan satu-satunya yaitu  Ismail. Qs Al-Kausar : 2.

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, QS 108:2

lama nabi Ibrahim memikirkan mimpinya tersebut, apakah itu perintah Alloh SWT atau mimpi setan yang mencelakakan. Karena ia harus menyembelih anaknya sendiri dan anak kesayangan yang sudah lama diimpikan kehadirannya. Setelah  ia menimbang-nimbang dan memikirkan mimpinya  akhirnya ia sampaikan juga kepada Ismail, Qs assafat 102 -107.


Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). [37:103]


Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, [ Qs 37:104]



sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Qs 37:105




Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Qs 37:106




Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar, Qs 37:107

Dan sejak itu dihidupkan kembali qurban, yang sudah diawali pada masa hobil dan kobil putra nabi Adam As. Gambaran keikhlasan dan tidaknya seseorang yang berkurban juga dicontohkan kepada putra nabi Adam AS, yang secara singkat disampaikan bahwa  kurban yang dilandasi keikhlasan yang diterima Alloh SWT, dan habil telah mencontohkannya, sedang kobil tidak diterima, karena kikir dan sayangnya kepada harta, ia berkurban dengan yang paling ringan karena ketidak ikhlasannya, dan sayang akan harta*1.
Rasulullah Saw, memerintahkan kaum muslimin yang kelapangan harta untuk berkurban,  dilaksanakan setelah sholat Idul Adha sampai hari ke tiga, hari tasyrik. Dagingnya dibagikan kepada yang berhak menerimanya, disamping yang berkurbanpun diperbolehkan untuk sekedar memakannya-mencicipinya. Beberapa sabda lainnya berkaitan kurban al:
*      Sabda Rasulullah Saw, tidak ada amal yg lebih utama dari pada hari ini (tasyrik) selain berkurban. Para sahabat berkata ‘ tidak juga jihad? Beliau menjawab ‘ tidak juga jihad’ kecuali orang yang keluar dari rumahnya dengan berkorbankan diri dan hartanya di jalan Alloh SWR lalu  ia tidak kembali lagi Hr Bukhori.
*      Barang siapa yang kelapangan harta namun tidak mau berkurban maka jangan sekali-kali memndekati tempat sholat kami Hr Ibnu Majah
*      Alloh SWT mengutus dua malaikan stiap harinya yang satu berdo’a ‘ ya Alloh SWT berilah ganti bagi orang yang berinfak, sedag malaikat yang kedua  berdo’a “ ya Alloh SWT berilah kehancuran bagi orang yang pelit yang menahan hartanya Hr Bukhori-Muslim.
*      Dari aisyah rasululloh Saw bersabda ‘ tidak ada amal yang dilakukan anak adam pada hari  nahr yang lebih dicintai Alloh SWT selain mengalirkan darah –menyembelih hewan- yang disembelih itu kelak di hari kiamat akan datang (menemui otang yg berkurban)  lengkap dengan tanduk, kuku, dan sepatu kakinya, sesungguhnya darah akan diterima Allah sebelum darah itu jatuh ke tanah. Karena itu lakukanlah kurban itu dengan seikhlas mungkin. Hr Tirmiji
*      Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada anaknya, Fatimah : “Ya Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah : Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Swt, Rabb alam semesta.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
*      Rasulullah bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban.” (HR. Tirmidzi dan hakim)
*      Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam  bersabda, “Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk,bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak disuatu tempat disisi Allah sebelum mengalir ditanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)
Manfaat berkurban
·  Bukti ketaatan kepada Alloh SWT, Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman : "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya." (QS:Al Hajj:37) sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk Alloh SWT, Rabb alam semesta(HR. Abu Daud dan At-Tirmizi) katakanlah jika mkamu benar-benar mencintai Alloh SWT, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Alloh maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Ali Imran: 31)
·         Bekal di hari perhitungan, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam dalam sebuah hadits. "Pada tiap-tiap lembar bulunya itu akan memperoleh (pahala) satu kebaikan." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
* Sarana berlatih mengasihi orang lain, Sabda Rasulullah Saw " hari-hari tasyrik adalah
   hari-hari makan, minum dan zikir kepada Alloh SWT. Hr Muslim.
 * memakmurkan masjid dan siar Islam " ...dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Alloh SWT, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Alloh SWT ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat) kemudian apabila telah roboh (mati) maka makanlah sebagian dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada  padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta " demikianlah dengan berqurban berrati juga termasuk mengagungkan salah satu syiar-syiar Islam.

----------------------mr
*1. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maaidah: 27)


Bidadari cantik bermata jeli



Bidadari cantik bermata jeli

Dalam banyak ayat Al Qur’an disampaikan bahwa di surga nanti akan diberikan –kepada laki-laki bidadari yang jelita matanya, sebaya umurnya. Kepadanya bidadari tersebut dikawinkan  yang  sebelumnya belum  pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka –penghuni surga yang menjadi suaminya, juga tidak oleh jin. ayat-ayat tersebut diantaranya :

ü  Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, ( QS. Ash-Shaaffat 37:48 )

ü  Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. ( QS. Shaad 38:52 )

ü  demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. ( QS. Ad Dukhaan 44:54 )

ü  mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. ( QS. Ath-Thuur 52:20 )

ü  Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. ( QS. Ar Rahmaan 55:56 )

ü  Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. ( QS. Ar Rahmaan 55:58 )

ü  Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik. ( QS. Ar Rahmaan 55:70 )

ü  (bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.
( QS. Ar Rahmaan 55:72 )

ü  Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, ( QS. Al Waaqi'ah 56:22 )


ü  Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Maksudnya tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.  QS. Al Waaqi'ah 56:35 )

Ayat-ayat tersebut tentu saja  ditujukan kepada laki-laki yang masuk surga karena amalan solehnya, bahkan bukan  hanya bidadari jelita bermata jeli, apapun yang ia inginkan tersedia di sana,
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نُزُلاً مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ
Di dalamnya kamu memperoleh segala sesuatu yang kamu inginkan dan kamu pun memperoleh segala sesuatu yang kamu cinta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Fushshilat: 31–32)
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Di dalam jannah itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya.” (Qs. az-Zukhruf: 71)
Kalau itu semua Alloh SWT janjikan bagi laki-laki, bagaimana dengan zuwaj-pasangan hidup bagi perempuan. Alloh SAW sampaikan dalam beberapa  firmannya  yang salah satunya adalah ia dipasangkan dengan suaminya dulu saat  hidup di dunia. “Wahai Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka. Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Qs. Ghafir: 8. Ummud-Dardaa’ berkata : Aku mendengar Abud-Dardaa’ radliyallaahu ‘anhu berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seorang wanita diperuntukkan bagi suaminya yang terakhir” [Dibawakan oleh Ibnu Hajar dalam Al-Mathaalibul-‘Aaliyyah,

 «المَرْأَةُ لآخِرِ أَزْوَاجِهَا»

"seorang wanita bersama suami terakhirnya."Dikeluarkan Ath-Thabarani

Belum diketemukan secara rinci , apakah bagi mereka-perempuan,  juga diciptakan laki-laki yang ganteng seperti halnya bidadari jelita untuk laki-laki. Namun untuk keinginan lainnya sama dengan apa yang disiapkan bagi laki-laki, apapun yang menjadi keinginannya tersedia di surga dengan segala kemudahannya. firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ (٣١)

"(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bertakwa" (QS An-Nahl : 31)


 لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ خَالِدِينَ كَانَ عَلَى رَبِّكَ وَعْدًا مَسْئُولا (١٦) 

"Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)" (QS Al-Furqoon : 16)
 لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ (٣٤) 

"Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah Balasan orang-orang yang berbuat baik" (QS Az-Zumar : 34)

 لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ (٣٥) 

 "Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya" (QS Qoof : 35)

 نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (٣١) 

"
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta" (QS Fushshilat : 31)

Jadi untuk zuaj-istri tidak dijanjikan atau diiming-imingi laki-laki di surga selain suami terakhirnya di dunia. Ada keterangan kenapa demikian, hal ini sesuai dengan tabiatnya yang mengarah pada pemalu, sehingga Alloh SWT tidak menjanjikan kepadanya sesuatu yang mereka merasa malu terhadapnya, disamping secara naluriah ada perbedaan antara kerinduan laki-laki terhadap perempuan ketimbang sebaliknya. Kerinduan terbesar laki-laki adalah kepada wanita. Oleh karena itulah, Allah Ta’ala menyebutkan ada isteri-isteri di Surga dengan segala keindahannya agar mereka mau mencari di sana. mereka disifati dengan suci akhlaqnya, suci tubuhnya (tidak ada lagi haidh, nifas, air ludah, atau bau yang tidak sedap), suci lisannya dan sangat sopan tutur katanya, suci pandangannya (menjaga pandangannya dan hanya melihat kepada suaminya saja), serta sempurna kecantikannya.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.

Tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah (cobaan) setelahku yang lebih berbahaya terhadap kaum laki-laki melebihi fitnahnya kaum wanita.” Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيْهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ

“Dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci…” (QS. Al-Baqarah: 25)


untuk zuaj-istri, tidak masalah Siapapun suaminya di surga, itu sudah menjadi kebahagiaan yang tak terkira bagi setiap wanita. Allah berikan kebahagiaan penuh, sehingga tidak mungkin mengharapkan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Wanita juga tidak perlu khawatir, karena anda tidak mungkin cemburu dan sakit hati dengan bidadari. Karena semua sifat itu telah Allah cabut, tinggal ketenangan dan kebahagiaan. Allah berfirman, “Kami hilangkan segala rasa kebencian yang berada dalam hati mereka. Mereka semua merasa bersaudara. Mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr: 47).