Qorun yang lupa diri
Kisah Qarun yang memiliki harta yang tak terlinai
adalah salah satu kisah yang disampaikan dalam AlQur’an. Ia salah seorang sepupu Musa, berasal dari Bani Israel*1. Qarun disebut dalam
Al-Quran sebanyak empat kali, dua kali di surah Al-Qasas, satu kali di surah
Al-'Ankabut dan satu kali di surah Al-Mu’min. Kisah akhir Qarun sebagai orang yang sering memakerkan kekayaan dengan
sombong akhirnya ditenggelamkan ke bumi. Siapapu kemudian yang mendapatkan
harta dalam tanah dikatakannya sebagai harta qorun.
Pada awalnya kehidupan Qarun sangatlah miskin dengan anaknya yang cukup
banyak. Ia dikenal sebagai seorang yang alim, ketaatan pada agamanya sangat
kuat. Berbagai macam ujian ia dapat laluinya tanpa bergebing akan kesilauan
dunia. Dikisahkan pada suatu hari datanglah dua orang pria ke rumah Qorun.
Mereka mengaku utusan raja Gholan yang membawa hadiah berupa uang emas yang
banyak. "Maaf, kenapa saya harus menerima hadiah dari raja Gholan? Saya
tidak mengenalnya, dan tidak merasa pernah berbuat kebaikan padanya. Jadi maaf,
saya tidak bisa menerima pemberiannya," kata Qorun. "Oh, tentu saja
anda sangat berjasa. Bukankah anda adalah ulama besar yang mengajarkan kebaikan
disini? Lagipula raja kami juga memberikan hadiah yang sama untuk ulama lainnya!"
bujuk kedua utusan itu. "Ah tetap saja saya tidak bisa menerima hadiah
ini. Pasti ada maksud lain dari pemberian ini," pikir Qorun. "Maaf
saya tidak bisa menerima pemberian rajamu. Sampaikan saja rasa terima kasihku.
Berkali-kali kedua utusan itu datang, namun selalu ditolak oleh Qorun. Akhirnya mereka memutuskan unk datang saat Qorun tidak sedang berada di rumah dan menemui Ilza istrinya untuk mau menerimanya. Tapi Ilza teringat suaminya yang tidak mau menerima hadiah itu. takut nanti suaminya akan marah jika tahu ia menerima hadiah yang ditolaknya,, namun dengan bujukan kedua utusan tersebut Ilza istri Qorun akhirnya menerimanya.
Sorenya saat Qorun baru pulang dari tempat ibadah, dia melihat istrinya
telah memakai pakaian bagus dan kelihatan tampak cantik. Bukan itu saja, di
meja makan telah terhidang makanan dan minuman yang sangat lezat. Qorun
menanyakan semuanya, namun istrinya meminta ia istirahan dan makan dulu, setelah
itu baru akan diceritakan. Kemudian setelah Qorun selesai makan dan minum, Ilza
menceritakan hadiah yang diterimanya. Qorunpun marah, karena hadiah tersebut
pernah ditolaknya, namun rayuan Ilza istrinya membuat dirinya pasrah sambil
mengatakan, kita harus mengembalikan uangnya," kata Qorun.
Setelah menjadi kaya raya, Qarun menjadi orang yang sangat sombong dan
selalu pamer kepada semua orang. Orang kaya biasanya menyimpan kunci harta
mereka dalam tempat rahasia agar tidak diketahui orang lain. Begitu juga Qarun, bisa saja membuat sebuah tempat besar yang
tersembunyi untuk menampung kunci-kuncinya, tapi dia tidak melakukannya karena
dia ingin menunjukkan kekayaan, kekuatan dan kekuasaannya.
Selain itu Qarun juga biasa memainkan orang-orang, dia bisa melakukan
apapun karena punya kekuatan *2. Fir’aun adalah teman baik Qarun. Jika
ada seseorang yang punya masalah dengannya, Qarun tinggal memberitahu Fir’aun
maka habislah orang itu. Dia bisa membuat seseorang menjadi budak jika dia mau.
Jadi tak seorang pun berani dengan Qarun. Dia adalah seorang tiran yang
dijadikan Allah sebagai contoh di dalam Al-Qur’an.
ketika Qarun keluar membawa semua hartanya dan orang-orang di jalan
melihatnya dengan terkagum-kagum, saat itu ia merasakan keangkuhan yang sangat tertinggi. Tiba-tiba
Allah memerintahkan bumi untuk menelannya! Jadi tiba-tiba bumi bergemuruh.
Kemudian jalanan mulai retak. Kemudian retakan itu semakin membesar sehingga
terciptalah sebuah lubang yang menganga. Lubang yang besar itu menelan Qarun
beserta semua tentaranya, kunci-kuncinya, hartanya, bahkan Allah memerintahkan
bumi untuk menelan istananya! Dan orang-orang yang sedang mengamati, beberapa
dari mereka berlarian, tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa bumi hanya menelan
Qarun dan hartanya. Kemudian bumi kembali seperti semula seakan-akan tidak ada
yang terjadi. Orang-orang sangat terkejut. Allah telah menunjukkan kepada
orang-orang dan Qarun tentang siapa Raja yang sesungguhnya.
Demikian riwayah Qorun, yang dituangkan dalam AlQur’an, sebagai contoh dan
pelajaran akan cita-cita orang miskin ingin menjadi kaya, kemudian lupa dari
mana kekayaan itu ia dapat*3, malah menjadikannya serakah dan angkuh. ”Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum
Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan
kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh
sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya:
‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang terlalu membanggakan diri’. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah
sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya,
dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada
orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” ”Maka keluarlah Qarun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki
kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan
yang besar”.
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:
“Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu
kecuali oleh orang-orang yang sabar.” Maka Kami benamkanlah Qarun beserta
rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang
menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang
dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan
kedudukan Qarun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi
siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah
tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat
Allah).” Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash: 76-83)
Demikian riwayah yang dikutip dari Riwayat Ahli Hadits Ibnu Abbas, semoga menjadi nasihat, betapa walaupun hebatnya seseorang manusia,
bagaimanapun kayanya, apabila ia kufur terhadap Alloh, maka Allah tidak segan
menyiksanya dan tidak ada seorangpun yang dapat mencegahnya.
---------------mr
*1. Qarun adalah sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah
Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub, karena keduanya merupakan
cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya
berbeda ibu. Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/ Quhas bin
Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.
Nabi Musa as, merasa sedih. Beliau langsung shalat dan berdoa kepada Allah, agar Allah menampakkan kebenaran sesungguhnya. Selesai Nabi Musa berdoa, wanita itu berkata: “Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia orang baik, saya diupah oleh Qarun untuk mengatakan bahwa saya dihamili oleh Musa”. Mendengar itu, Nabi Musa as, segera sujud sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah. Kisah ini menjadi sebab turun dari surat al-Ahzab ayat 69.
*3. Suatu hari Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan Zakat. Nabi Musa as lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampe, Qarun langsung marah, dan tidak mau memberikan sedikitpun dari kekayaannya. Karena, menurutnya kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapapun juga tidak ada kaitan dengan Allah atau dewa. Qarun mengatakan:” “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku” (QS. al-Qashash: 78).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar