Minggu, 05 April 2015

Syiah



Syiah

Di awal tahun 1980, ajaran Syi’ah mulai masuk ke Indonesia secara terang-terangan. Kemudian ditanggapi dengan diadakan sebuah seminar peringkat nasional 1 September 1997di Jakarta, yang dihadiri pejabat erajaan/pemerintah, Angkatan Tentara Indonesia, Polisi, Majelis Ulama Indonesia, Organisasi Islam, dan masyarakat umum. Diputuskan bahwa Syi’ah melakukan penyimpangan, penyelewengan dan perusakan Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah.

Syiah terus disebarkan dengan caranya yang dikenal dengan sikap taqiyahnya, sampai akhirnya tokoh Kang Jalal menjadi anggota DPR dan membuat pernyataan menggerahkan – baca tulisan si Udin Jalaludin sebelumnya.  
Sebelumnya dai ulama Syi’ah di mana-manat menyebarkan pahamnya secara halus dengan beberapa fase dan cara, yaitu:

Ø  Slogan cinta Ahlul Bait. Pada dasarnya perkara ini tiada masalah, bahkan Ahlu Sunah sendiri mengajarkan kecintaan kepada Ahlul Bayt.
Ø  Pengkafiran dan kebencian terhadap para sahabat ulung Rasulullah Saw. (Abu Bakar, Umar dan Utsman).
Ø  Slogan kepalsuan Qur’an Sunni dan kebohongan perawi-perawi hadits Sunni.
Ø  Pemberian beasiswa bagi pelajar Sunni ke Iran. Sepulangnya akan menjadi agen penyebaran di suatu negeri.
Ø  Mendatangkan pelajar Iran ke suatu Negara untuk belajar sambil menyebarkan paham syi’ah.
Ø  Propaganda perkawinan Mut’ah.
Ø  Membagikan buku-buku syi’ah secara percuma di tengah masyarakat.
Ø  Mendirikan pusat-pusat syi’ah.
Ø  Mengadakan seminar-seminar dan workshop.

Yang dapat disimpulkan beberapa strategi Syiah al:
*      Memuliakan para imam-imam Ahlul Bait dan tokoh-tokoh syi’ah, mempromosikan kecintaan kepada Ahlul Bait, Fatimah anak Nabi dan sebagai putri kesayangannya, disamping juga Husain cucu Nabi , hanya Hasan tidak ditonjolkan karena ia serahkan kepemimpinan secara percuma.

*      Melalui doktrin syubhat dan waswas sumber agama Sunni yaitu Al-Qur’an, di samping itu menyerang perawi-perawi hadits sunni, seperti imam Bukhari.
*      Pengkafiran, syi’ah menghina atau mencaci maki para sahabat khususnya kepada Abu Bakar dan Umar, dan menjuluki keduanya dengan sebutan (صنمى قريش) Dua Berhala Quraisy”, sehingga dalam doa mereka “Wahai Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan kepada keluarga beliau, dan laknalah dua berhala Quraisy, Jibt dan Tahghut, dan kedua anak perempuan mereka.

Ketiga strategi di atas merupakan gerakan dakwah syi’ah klasik, setelah merasa kuat melanjutkan dakwahnya dengan :
·         Mempromosikan perkawinan Mut’ah di kalangan Sunni, khususnya di kampus-kampus universitas.

·         Mempererat hubungan diplomatik, politik dan kebudayaan. Seperti, pemberian bantuan kemanusiaan, pendirian pusat kajian-kajian Islam, penyediaan beasiswa, seminar bersama, pemberian buku-buku gratis, ekspor film.

Tidak ada komentar: