Senin, 18 Agustus 2008

Kibarkan Merah Putih di Perbatasan dengan Malaysia

Minggu, 17 Agustus 2008
Kali Pertama Kibarkan Merah Putih di Perbatasan dengan Malaysia
Takut Kelunturan, Pasang Putih di Atas Merah

SANGGAU - Ada yang berbeda pada peringatan 63 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI di Kalimantan Barat. Bendera Merah Putih berkibar di perbatasan dengan Malaysia.

Ada lima kabupaten di Kalbar yang berbatasan dengan negeri jiran itu. Kelimanya adalah Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu. Dari lima kabupaten itu, 15 kecamatan berada tepat di perbatasan. Dan, dari 15 kecamatan itu, 40 desa persis berada di perbatasan sepanjang 966 kilometer.

Tujuan pengibaran Merah Putih di perbatasan itu untuk mempertebal rasa kebangsaan. Ironisnya, warga negara Indonesia yang tinggal di perbatasan ''kurang mengesankan'' sebagai bangsa Indonesia.

Di Dusun Segumun, Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Sanggau, misalnya, banyak pemasangan bendera yang terbalik. Putih di atas merah. Ketika ditanya mengapa dipasang seperti itu, jawaban lugu keluar dari mereka. ''Kalau merahnya di atas, takut luntur dan mengenai putih yang di bawah,'' kata Suwito, warga Dusun Segumun.

Lebih ironis lagi, banyak warga dusun itu yang tidak hafal lagu kebangsaan RI Indonesia Raya. Namun, mereka sangat familier dengan lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku.

Wilayah Segumun, yang berpenduduk 200 KK (kepala keluarga) itu, berbatasan langsung dengan wilayah Mongkos, Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Untuk mencapai desa di negeri tetangga itu hanya memerlukan waktu 1,5 jam berjalan kaki.

Di Kapuas Hulu, pengibaran bendera Merah Putih dilakukan di Bukit Sawit. Di bukit itulah terpasang patok berbatasan bernomor 582.

Dan, itulah kali pertama warga setempat melaksanakan upacara pengibaran bendera. Wabup Kapuas Hulu Alexander menyebut peristiwa tersebut sebagai tonggak sejarah. ''Ancaman di perbatasan bukan main-main. Kita tunjukkan bahwa kita ada. Ini tanah Indonesia," kata Alex.

Alex menyadari bahwa kondisi masyarakat Indonesia dan Malaysia yang berada di perbatasan timpang. Ibarat tetangga, rumah di seberang lebih indah dan bagus, sementara rumah sendiri agar reot dan kurang sedap di pandang.

Di Kapuas Hulu ada lima kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sarana dan prasarana di lima kecamatan tersebut, kata dia, memang minim. Kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya juga lemah.

Sarana kesehatan kurang memadai, jalan sulit dilalui, dan infrastruktur pendidikan yang kurang adalah sebagian dari masalah warga di perbatasan.

Berbeda dengan kondisi di negara tetangga yang serba kecukupan. Jalan bagus, ekonomi yang mapan, pendidikan dan kesehatan yang terjamin, serta kehidupan masyarakat yang bergairah. ''Membandingkan boleh saja. Namun, harus diikuti dengan upaya-upaya mengejar ketertinggalan yang ada

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya mengharapkan siapa pun yg terpilih menjadi kepala daerah atau pun yg berkuasa di negara kita tercinta ini diharapkan utk memperhatikan yg lebih serius masalah kehidupan saudara2 kita di perbatasan