Minggu, 24 Agustus 2008

Tradisi Balimau tidak Diajarkan Islam

Tradisi Balimau tidak Diajarkan Islam

Ulama Sumbar, Buya Masoed Abidin, mengatakan, 'budaya balimau', yakni tradisi masyarakat Sumbar mandi bersama-sama di tempat wisata pemandian di sungai-sungai atau lubuk sehari menjelang puasa datang, sebaiknya ditinggalkan karena tidak diajarkan agama Islam. "Balimau menyambut Ramdhan dengan mandi berbuka aurat laki-laki atau perempuan tidak pernah diajarkan agama, dan tak perlu berwisata ke lubuk-lubuk pemandian dan sungai-sungai yang akan merusak adat dan akhlak," katanya di Padang, Minggu.

Ia mengatakan itu terkait "balimau", yakni satu tradisi masyarakat kota Padang selalu menyambut bulan suci Ramadhan dengan kegiatan mandi bersama di tempat-tempat wisata pemandian yang ada di kota Padang, Lubuk Paraku, Lubuk Minturun, Lubuk Tempurung Aie Dingin dan lainnya. Tradisi ini dilakukan sehari menjelang puasa datang.

Menurut dia, balimau merupakan kegiatan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. "Islam tidak mengizinkan kaum laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim mandi bersama dalam satu tempat," kata buya yang juga salah seorang Ketua Dewan Penasehat MUI Sumbar itu. Ia mengatakan, Islam mengajarkan umatnya beramal untuk menyempurnakan ibadah dan membersihkan diri lahir batin, bukan mengotorinya.

Umat Islam, ajaknya lagi, berwisatalah ke dalam lubuk hati dengan merenungi nikmat Allah SWT, bertauhid dan tak perlu berwisata ke lubuk-lubuk pemandain dan sungai-sungai yang pada akhirnya akan merusak adat dan akhlak itu.
"Kegiatan itu sebaiknya diganti dengan kegiatan yang bermanfaat lainnya seperti berkunjung ke sanak famili, kerabat dekat dan handai taulan lainnya. Atau menggantinya dengan kegiatan syukuran, doa bersama. Kegiatan ini jauh lebih bermanfaat dan diridhoi Tuhan," katanya.

Ia menjelaskan, Ramadhan adalah bulan terpilih, bulan berpuasa, bulan Al Quran dan bulan ibadah, serta latihan taqwa dan lainnya untuk memupuk syukur. Dia menambahkan, QS 2 ayat 183-187 mengisyaratkan bahwa Ramadhan landasan ibadahnya adalah Tauhid bukan pariwisata, sebaiknya tradisi balimau ditinggalkan dan menjalankan ibadah puasa seperti Nabi Muhammad S.AW melaksanakannya.mr-republika

Tidak ada komentar: