Minggu, 24 Agustus 2008

Islam amat menghargai kritik

Islam amat menghargai kritik

“DARI banyak pesantren yang pernah saya lihat, saya temukan semua santri senantiasa mengiyakan kyainya. Apakah sang kyai sebagai manusia biasa dianggap tidak pernah salah? Atau kritik dianggap sebagai sesuatu yang tabu dalam ajaran Islam?” kata seorang murid dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Mendengar pertanyaan muridnya itu Abu Qubaisy tersenyum arif. Lalu masih dalam senyum guru besar yang dihormati dan disegani para muridnya itu berkata, “Ketika Abu Bakar Ibn Affan, demikian pula dengan Umar Ibn Khatthab dilangkat menjadi khalifah, yang pertama kali kedua sahabat Rasulullah Saw itu minta adalah menegurnya bila beliau salah, dan mendukung selama tindakannya benar. Bahkan ketika Umar Ibn Khattab meminta ditegur bila tindakan beliau sebagai khalifah salah, sambil memegang hulu pedang Abu Khuzaifah mengatakan akan menegurnya dengan pedang. Melihat semua itu khalifah sedikit pun tidak murka. Beliau justru merasa sikap seperti itu akan membantu mengingatkannya untuk selalu berada di jalan yang benar. Tidakkah semua itu menunjukkan Islam bukan saja mengajarkan, tapi mempraktikkan dan menghargai kritik.”

“Lalu mengapa bisa terjadi hal-hal seperti yang saya lihat di beberapa pesantren itu, Tuan,” tanya murid itu lagi.

“Mungkin ada kesalahan persepsi. Boleh jadi para santri itu terlalu menghormati kyainya sehingga terjadi kultus individu,” komentar Abu Qubaisy dengan arif dan direspons murid-muridnya dengan anggukan paham.

“Adakah petunjuk untuk bersikap kritis dari Al-Quran, Tuan?” tanya murid yang lainnya.

“Setidak-tidaknya Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 menunjukkan hal tersebut. Di sana diabadikan firman Allah yang berbunyi, ‘Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan. Menyuruh kepada kebenaran dan mencegah dari yang mungkar.’

Menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada kebenaran dan mencegah dari mungkar adalah kritik dalam praktik bila hal itu dilakukan kepada kaum sendiri,” jelas Abu Qubaisy yang sekali lagi mengundang anggukan kepala para murid yang mendengarnya.mr-harianterbit

Tidak ada komentar: