Selasa, 12 Agustus 2008

Pemicu Konflik Menjelang Pernikahan

Pemicu Konflik Menjelang Pernikahan


HARI pernikahan sudah makin dekat. Sebagai mempelai wanita, Anda pasti tak hanya berdebar-debar menantikan pesta pernikahan, tapi juga stres. Apalagi jika kita menginginkan semuanya berjalan sempurna. Akhirnya kita pun berubah menjadi ‘monster’ yang menuntut orang lain (terutama yang membantu proses pernikahan, termasuk pasangan) menuruti permintaan-permintaan kita.

Sebelum Anda berubah menjadi sosok yang tak disukai banyak pihak, ada baiknya kenali beberapa hal yang bisa berpotensi menjadi masalah di pernikahan Anda nanti. Dengan begitu, Anda tak perlu menjadi si monster yang menyebalkan.

1. Impian pesta sempurna
Pesta penikahan berjalan sempurna adalah impian semua perempuan. Namun, reaksi beberapa calon pengantin akan hal ini terkadang berlebihan. Mereka merasa harus mengatur sendiri semua detail pesta agar berjalan sesuai rencana. Ketika ternyata ada satu hal yang tidak berjalan sesuai harapan, emosi mereka meledak.

Solusi: Tak ada yang sempurna di dunia ini. Jika Anda mencoba mewujudkannya dengan cara yang kontroversial dan penuh emosi, Anda malah kehabisan tenaga dan bisa kehilangan hubungan baik dengan beberapa pihak. Jadi, jangan terlalu panik! Carilah teman untuk tempat Anda berbagi dan meminta saran.

2. Harus menyenangkan orang lain
Faktor budaya juga membuat calon pengantin merasa harus menyenangkan semua orang dengan pesta pernikahan yang akan dibuat, termasuk si dia, orangtua, dan para undangan. Meski pernikahan seharusnya jadi saat berharga milik Anda dan pasangan, biasanya banyak yang ingin memberi saran. Bagaimana kalau ternyata saran yang diberikan saling bertentangan dan bikin kepala pusing?

Solusi: Untuk masalah ini, Anda memang harus sedikit bersabar. Pernikahan tak hanya momen istimewa bagi Anda dan pasangan, tapi juga untuk orang-orang di sekitar Anda (baca: keluarga besar). Walaupun Anda ingin pesta berjalan sukses seperti yang Anda inginkan, hubungan dengan kerabat dan keluarga dekat tetap perlu dijaga. Terima saran-saran yang memang masuk akal. Kalaupun Anda terpaksa menolak, sampaikan dengan cara yang bijak.

3. Pesta unik
Zaman sekarang sepertinya ada semacam kompetisi antarcalon pengantin untuk mengadakan pesta yang paling indah dan berkesan. Itu sebabnya, setiap calon pengantin berlomba-lomba membuat pesta yang berbeda dari orang lain. Karena terlalu memikirkan pesta yang sempurna, Anda sulit bertoleransi dengan satu kesalahan kecil (yang sebenarnya tidak berakibat fatal).

Solusi: Ingat kembali bahwa hal terpenting dari pernikahan adalah komitmen Anda berdua. Pesta pernikahan hanyalah perayaan satu hari sebagai sarana berbagi kebahagiaan. Justru setelah pestalah kehidupan baru Anda dan pasangan akan dimulai. Jadi, sebaiknya Anda tak terlalu mencurahkan seluruhnya pada pesta, tapi pada ‘perjalanan’ setelahnya.

4. “Terserah kamu, Sayang!”
Sejak dia melamar Anda, pasti yang tebersit di benak adalah bagaimana merencanakan pesta pernikahan impian. Meski saat menyusun rencana Anda minta pendapatnya, Anda tetap mengambil keputusan sesuai keinginan Anda. Lama-lama ini akan membuat pasangan menyerahkan semua urusan pada Anda karena merasa pendapatnya tak dibutuhkan. Anda pusing sendiri.

Solusi: Bukan cuma Anda yang punya impian, mungkin si dia juga punya. Belajarlah mendengarkan keinginannya. Libatkan ia dalam semua rencana. Jika ternyata apa yang dia inginkan berbeda dari rencana Anda, cari jalan tengahnya. Ingat, pesta ini milik dia juga lho!

5. Diet dong!
Penampilan sempurna di hari pernikahan adalah impian perempuan. Itu sebabnya, mereka berusaha mencapai berat badan ideal. Yang membuat para calon pengantin pria kesal adalah mereka pun kena imbasnya karena dipaksa diet.

Solusi: Boleh saja tampil sempurna, tapi sebaiknya tidak dengan cara memaksa. Jika ingin berhasil membuatnya menurunkan berat badan, ajak si dia olahraga bersama. Katakan saja ini untuk menjaga stamina menjelang hari pernikahan dan persiapan malam pertama. Katakan juga bahwa beberapa makanan sebaiknya dihindari dulu hingga acara selesai.

6. Kecukupan Dana
Biaya resepsi pernikahan memang kian mahal. Meski anggaran sudah ditetapkan, sering kali meleset. Apalagi jika Anda tergoda menambah item-item untuk menyempurnakan pesta. Akhirnya dana kurang dan Anda stres.

Solusi: Memang tak salah jika Anda berkeinginan membuat pesta yang wah. Namun, jangan lupakan ketersediaan dana. Banyak orang, mungkin termasuk Anda, akhirnya terpaksa meminjam uang kepada orangtua atau malah bank untuk menambah jumlah dana. Hati-hati utang yang kian bertambah bisa menjadi masalah di kemudian hari.mr-kompas.Erma Dwi Kusumastuti

Tidak ada komentar: