Senin, 18 Agustus 2008

Malam Nisfu Sya'ban

Malam Nisfu Sya'ban

Dalam pandangan sebagian umat Islam, apa pun bentuk ibadah harus berdasar pada bimbingan rasul melalui hadis yang shahih. Karena itu, bagi siapa saja yang memiliki referensi yang kuat tentang ibadah di Malam Nisfu Sya'fan, hendaknya dijelaskan kepada masyarakat.


Dan, “hajatan” itu kembali dilakukan Masjid Al Munawwar yang terletak di Jalan Kalibata Pancoran Jakarta Selatan, tahun ini. Menurut ketua Dewan Keluarga Masjid (DKM) Al Munawwar, Ustadz Ali Nurdin, kegiatan Malam Nisfu Sya'ban bakal digelar ba'da shalat Maghrib. ''Alhadulillah setiap tahun, kegiatan Malam Nisfu Sya'ban diadakan di masjid kami. Diawali shalat Maghrib berjamaah, kemudian shalat sunat ba'diyah mahrib dua rakaat lalu dua rakaat shalat sunah Muthlaq, setelah itu membaca surat Yasin sebanyak tiga kali dan diakhiri dengan dzikir dan doa,'' jelasnya.

Menurut Ali Nurdin, kegiatan Malam Nisfu Sya'ban di Masjid Al Munawwar, sudah dilakukan sejak ia masih kecil. Ali yang kini usianya sudah berkepala lima mengungkapkan, dari dulu kegiatan ibadah di Malam Nisfu Sya'ban di lingkungannya sudah ada. ''Agar mendapat rahmat dan ampunan sebelum memasuki bulan suci Ramahan, maka begitu banyak yang datang ke masjid di Malam Nisfu Sya'ban. Jumlahnya bisa sampai 1000 orang, mereka yang jarang shalat berjamaah pun banyak yang datang.''

Sama seperti Masjid Al Munawwar, di sejumlah masjid di ibu kota dan daerah-daerah lainnya di Indonesia, umat Islam Indonesia juga bakal memadati masjid-masjid, mushala dan majelis taklim untuk zikir dan berdoa di Malam Nisfu Sya'ban. Di Banjarmasin, seperti diungkapkan Ustadz Muhammad Siraj –ulama setempat – bakal dipusatkan di Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

Kegiatan serupa akan terlihat di wilayah Indonesia paling barat yakni Nangroe Aceh Darussalam. Dr Tgk Azman Ismail MA, Imam Masjid Raya Baiturrahman Aceh mengungkapkan, di masjid-masjid kecil di Aceh, umat Islam melakukan kegiatan ibadah di Malam Nisfu Sya'ban. 'Di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tidak ada kegiatan ibadah khusus di Malam Nisfu Sya'ban. Melaksanakan ibadah shalat sunnah bisa dikerjakan kapan saja, '' tutur doktor dari Universitas Al Azhar Mesir menjelaskan.

Menurut Prof Dr Hj Chuzaemah Tahido Yanggo, MA, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UI) Syarif Hidayatullah dan Direktur Pasca Sarjana Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, kegiatan ibadah di Malam Nisfu Sya'ban biasa dilakukan di daerah asalnya, Palu Sulawesi Tengah. “Ada yang mengerjakannya setelah Maghrib, ada juga yang memulainya setelah shalat Isya,” ujarnya. Selain itu, banyak kaum Muslim yang berpuasa sunah dalam bulan ini.

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Saifuddin Amsir MA, mengungkapkan kegiatan ibadah di Malam Nisfu Sya'ban, tak hanya dilakukan umat Islam Indonesia. Bahkan di Mesir, mantan Syeikh Al Azhar Muhammad Syaltut menulis uraian yang mengomentari Malam Nisfu Sya'ban. “Artinya, kegiatan ibadah di Malam Nisfu Sya'ban juga ada di Mesir, sehingga Syaltut menulis catatan yang mengomentara tentang ibadah di malam tersebut,'' ungkap Saifuddin.

Chuzaemah mengungkapkan, ibadah puasa Nisfu Sya'ban dianjurkan berdasarkan hadis nabi. Sedangkan anjuran untuk shalat di malam Nisfu Sya'ban, hadisnya memang dipersoalkan. Namun demikian, Chuzaemah menjelaskan Untuk fadhoilul a'mal (keutamaan ibadah) menurut jumhur ulama, hal itu boleh dilaksanakan karena belum tentu hadis yang diangap dhoif itu, tidak benar diucapkan oleh nabi hanya karena kriteria dari orang yang merawikan hadis tersebut tidak terpenuhi. “Misalnya perawi itu dulunya pelupa, pernah berbuat dosa, atau tidak menjaga muru'ah dan sebagainya.”

Cendekiawan Muslim yang juga Direktur Pasca Sarjana UIKA (Universitas Ibnu Khaldun) Bogor Prof Dr KH Didin Hafidluddin MSC mengungkapkan, sebagian umat Muslim melakukan ibadah Malam Nisfu Sya'ban yang dikaitkan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Dukhan (33) ayat 3-4 yang artinya; ''Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. Dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.''

Dalam cetakan Alquran yang ditashih oleh Departemen Agama Republik Indonesia, pada ayat keempat; yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan sebagainya.

Sedangkan bagi sebagian umat Islam yang lain yang tidak mengerjakan ibadah khusus di Malam Nisfu Sya'ban, menurut kiai Didin, karena tidak ditemukannya hadis shahih tentang ibadah di malam itu. ''Dalam pandangan sebagian umat Islam, apa pun bentuk ibadah harus berdasar pada bimbingan rasul melalui hadis yang shahih. Karena itu, bagi siapa saja yang memiliki referensi yang kuat tentang ibadah di Malam Nisfu Sya'fan, hendaknya dijelaskan kepada masyarakat. sehingga ibadah yang dilakukan, bukan sekadar atas kebiasaan. Tentu kita khawatir ibadah yang tanpa ilmu,'' mr-republika

Tidak ada komentar: