Senin, 20 Oktober 2008

Pew tentang Peta Agama 2008

Pew tentang Peta Agama 2008

Oleh: Ahmad Syafii Maarif

Pusat Riset Pew yang bermarkas di Washington DC pada 17 September 2008 menurunkan sebuah laporan yang disebut ''Pew Global Attitudes Project'' (Proyek Sikap-sikap Global Pew) tentang sikap penganut agama di Eropa, khususnya terhadap komunitas Yahudi dan komunitas Muslim. Laporan yang lebih dari 70 halaman itu diberi judul ''Unfavorable Views of Jews and Muslims on The Increase in Europe'' (Pandangan tak Seronok Terhadap Orang Yahudi dan Orang Islam yang Sedang Meningkat di Eropa). Peningkatan ''rasa tak senang'' yang bercorak etnosentris terhadap dua komunitas itu pada sejumlah negara di Eropa semakin dirasakan pada 2006-2008.

Sikap curiga itu terlihat dalam angka-angka ini: 46 persen rakyat Spanyol tidak senang terhadap Yahudi, sedangkan 34 persen rakyat Rusia dan 36 persen rakyat Polandia menampakkan pandangan negatif serupa terhadap Yahudi. Rakyat Jerman dan Prancis juga punya sikap yang sama, tetapi angkanya lebih rendah, yaitu masing-masing 25 persen dan 20 persen. Berbeda dengan negara-negara yang baru saja kita sebut, di Inggris hanya sebanyak 9 persen, di Australia 11 persen, di Amerika 7 persen yang menyatakan sikap negatif terhadap Yahudi.

Kemudian, bagaimana dengan komunitas Muslim? Ternyata, angkanya sedikit lebih tinggi. Spanyol 52 persen, Jerman 50 persen, Polandia 46 persen, dan Prancis 38 persen. Dibandingkan dengan komunitas Yahudi, peningkatan sikap negatif terhadap Muslim berlaku lebih awal, yaitu pada 2004-2006, tetapi pada beberapa negara tampak tanda-tanda penurunan.

Terhadap umat Kristen, sikap negatif itu juga berlaku, tetapi dengan kadar yang lebih rendah dan stabil. Di Spanyol, sentimen anti-Kristen mengalami peningkatan, dari 10 persen pada 2005 menjadi 24 persen pada 2008. Adapun Prancis sebagai bangsa yang paling sekuler, terdapat 17 persen rakyatnya yang tidak seronok terhadap komunitas Kristen. Prancis adalah yang menarik untuk diamati karena hanya satu di antara sepuluh rakyatnya yang memandang agama sebagai sesuatu yang penting. Angka 17 persen ini adalah suatu kemunduran karena pada 2004 hanya 9 persen rakyat Prancis yang bersikap buruk terhadap komunitas Kristen.

Sentimen negatif ini umumnya berasal dari kelompok yang sama, yaitu golongan tua, usia di atas 50, dan mereka yang tidak terdidik. Golongan muda pada umumnya bersikap lebih positif. Di samping golongan tua yang kurang terdidik; di kalangan kelompok kanan, sentimen anti-Yahudi, dan anti-Muslim juga meningkat. Di Prancis, Jerman, dan Spanyol, terdapat 56 persen rakyatnya yang bersikap buruk terhadap Muslim dibandingkan dengan 42 persen kelompok kiri dan 45 persen golongan tengah. Sedangkan, sikap anti-Yahudi terdapat pada 34 persen golongan kanan, 28 persen golongan kiri, dan 26 persen kelompok tengah.

Khusus sikap publik komunitas Muslim terhadap agama yang disurvei pada 24 negara antara Maret-April 2008, Pew menurunkan laporan berikut. Oleh sebagian besar rakyat di negara-negara ini, agama dipandang sebagai sesuatu yang sentral dalam hidup mereka, khususnya di kalangan tua.

Sementara itu, anak mudanya bersikap lebih longgar. Terdapat juga perbedaan sikap antara laki-laki dan perempuan komunitas Muslim terhadap agama, terutama di Amerika Serikat. Sebesar 65 persen perempuan memandang agama sebagai sesuatu yang teramat penting, sementara laki-laki hanya 44 persen.

Tidak kurang menariknya adalah sikap komunitas Muslim terhadap terorisme dengan kecenderungan yang semakin negatif sejak beberapa tahun terakhir, terutama terlihat di Nigeria, Turki, dan Pakistan. Anehnya, di Mesir, ada tanda-tanda peningkatan dukungan. Begitu juga sejak 2002, persentase pembenaran tindakan bom bunuh diri terhadap penduduk sipil telah jauh menurun di negara-negara mayoritas Muslim. Di Lebanon, misalnya, tahun 2004 terdapat 74 persen komunitas Muslim yang membenarkan serangan bom bunuh diri itu. Sekarang, hanyalah 32 persen yang masih bertahan dalam sikap serupa ini. Sikap terhadap Usamah bin Ladin juga menunjukkan kecenderungan serupa. Tiga tahun yang lalu, sebanyak 61 persen Muslim Yordania punya kepercayaan terhadap Usamah. Tahun 2008 hanya tersisa 19 persen. Artinya, umat Islam secara keseluruhan lama-lama sudah semakin menjadi sadar bahwa jalan kekerasan bukanlah cara-cara beradab dalam mencapai tujuan politik. Tahun 2003, terdapat 20 persen Muslim Lebanon dan 15 persen Muslim Turki punya pandangan positif terhadap Bin Ladin, sekarang merosot masing-masing menjadi 3 persen dan 2 persen. Yang sedikit mengagetkan adalah hasil survei Pew tentang masih tingginya tingkat kepercayaan terhadap Bin Ladin di Nigeria, Indonesia, dan Pakistan yang masing-masing 58 persen, 37 persen, dan 34 persen.

Akhirnya, apakah hasil survei yang semacam ini mewakili kenyataan yang sebenarnya? Tentu, perlu penelitian bandingan yang lebih jauh. Tetapi, setidak-tidaknya, kita telah diberi angka-angka kasar tentang peta keagamaan tahun 2008 ini.

Tidak ada komentar: