Kamis, 23 Oktober 2008

Momentum ASEM

Momentum ASEM

Pada 24-25 Oktober, diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Asian-Europe Meeting (KTT ASEM) ke-7 di Beijing. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan beberapa anggota kabinet menghadiri pertemuan yang kali ini mengambil tema ''Visi dan Aksi Menuju Suatu Solusi Menguntungkan''.

ASEM merupakan forum dialog dan kerja sama informal kawasan Asia dan Eropa yang dibentuk pada 1996 dengan anggota 43 negara. Forum ini bersifat multidimensi yang mencakup kerja sama bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan prinsip saling menghargai dan menguntungkan. Diselenggarakan dua tahun sekali, bergantian antara negara di Eropa dan Asia.

Pertemuan kali ini menjadi sangat penting karena digelar ketika dunia sedang dilanda krisis keuangan global. Krisis yang semula hanya karena kasus kredit perumahan (subprime mortgage) di Amerika itu, kini sudah menjalar ke seluruh dunia dan memakan banyak korban, terutama institusi keuangan di Amerika dan negara-negara Eropa.

Miliaran dolar digelontorkan pemerintah untuk menyelamatkan institusi finansial di negara masing-masing. Pemerintah Amerika menguras anggaran 700 miliar dolar untuk menyelamatkan institusi keuangan di negara tersebut. Puluhan miliar dolar juga dialokasikan untuk menyelamatkan perbankan di Eropa yang sudah mulai sekarat.

Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, ikut terseret dalam pusaran krisis tersebut meskipun kadarnya belum begitu tinggi. Asia relatif masih selamat dari krisis ini. Bahkan, negara besar yang sedang mekar-mekarnya, yakni India dan Cina, saat ini justru menjadi harapan agar berperan lebih besar untuk menyelamatkan situasi krisis ini.

Terbukti, negara Eropa seperti dikatakan Presiden Prancis, Nicholas Sarkozy, dan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, akan mengajak negara di Asia, terutama India dan Cina, untuk bersama-sama membantu menolong dunia dari krisis keuangan global. Karena itu, kedua negara tersebut diharapkan mengeluarkan kebijakan yang mendukung terciptanya stabilitas keuangan dunia.

Melihat kondisi tersebut, inilah saatnya bagi Asia untuk berperan dalam mengatasi krisis finansial global. Negara di Asia yang sandaran ekonominya masih bertopang pada sektor riil masih cukup tangguh dalam menghadapi krisis keuangan. Sejauh ini, krisis memang belum memurukkan institusi finansial di Asia, kecuali pasar saham sama-sama ambruk.

Indonesia barangkali memang belum bisa mengambil peran sebagaimana Cina dan India. Tetapi, pertemuan ini juga bisa menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengatasi rembetan krisis keuangan global yang telah meruntuhkan raksasa finansial dunia. Jadi, tidak perlu ragu untuk berinvestasi di Indonesia.

Dunia membutuhkan solusi untuk mengatasi krisis keuangan global saat ini. Amerika tidak akan mampu menanggung sendiri, begitu juga Eropa. Karena itu, dialog dan kerja sama yang dibahas dalam KTT ASEM ke-7 ini diharapkan mampu menghasilkan solusi konkret agar krisis keuangan global tidak berlarut-larut.

Tidak ada komentar: