Kamis, 23 Oktober 2008

Indahnya Haji Mabrur

Indahnya Haji Mabrur

Haji mabrur. Gelar haji tertinggi ini tak hanya butuh bia ya, lebih dari itu memerlukan persiapan mental, ilmu dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

’‘Dari umrah yang satu ke umrah yang lain adalah menghapus dosamu, dan tidak ada balasan bagi haji mabrur, kecuali surga.’‘ Hadits Rasulullah SAW tersebut menegaskan keutamaan menjadi haji mabrur. Adakah yang lebih indah dari surga, seperti yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka yang berhasil meraih haji mabrur.

Namun, predikat tertinggi seorang yang pergi berhaji itu tidak bisa diraih sembarangan. ‘’Banyak persyaratan yang harus ditempuh setiap calon jamaah haji untuk meraih predikat haji mabrur. Mereka harus mempersiapkan diri sejak dini. Memahami manasik haji dengan baik dan benar, mengubah sikap dan perilakunya menjadi baik, suka menolong sesama, dermawan, tidak sombong dan senantiasa melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya,’‘ ujar Rois Syuriah PWNU Provinsi Riau, KH Muchtarullah.

Ketua MUI Provinsi Riau ini menambahkan, sejak awal seseorang sudah berniat untuk berhaji, dan menyisihkan uang yang didapat untuk pergi haji, maka mulai saat itulah, yang bersangkutan harus mengubah sikap dan perilakunya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. ‘’Menggapai haji mabrur itu tidak cukup dengan mendalami masalah haji dalam waktu yang singkat. Manasik haji itu hanya sekadar memantapkan kembali, bukan baru memulai mengenal masalah haji. Karenanya, saya setuju, manasik haji harus dilakukan jauh hari sebelum jamaah haji akan berangkat, dan bukan 3-4 bulan menjelang keberangkatan,’‘ ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail. Menurut Satori, memahami manasik haji sangat penting sebagai bekal bagi setiap calon jamaah haji untuk melaksanakan haji dengan baik dan benar secara mandiri. Ia menegaskan, banyak orang yang punya modal (biaya) untuk berangkat haji, bahkan bisa setiap tahun.

Tapi, biaya bukanlah faktor utama, banyak pendukung lainnya untuk meraih predikat haji mabrur. ‘’Biaya itu memang penting. Tetapi, memahami tata cara beribadah haji (manasik haji) dengan baik dan benar jauh lebih penting. Sebab, melalui pemahaman manasik yang benar, maka calon jamaah haji akan bisa memaknai dan memahami nilai-nilai filosofis yang terkandung di setiap gerakan yang dilakukan,’‘ terangnya.

Satori mengatakan, pengetahuan jamaah terhadap manasik haji sangat penting dalam melaksanakan rukun Islam yang kelima ini. Sebab, tata cara haji yang cukup banyak syarat, rukun dan wajib haji, masing-masing harus diketahui jamaah. ‘’Jangan sampai hanya mengejar yang sunnah, justru melupakan yang wajib, apalagi rukun haji. Tertinggal satu wajib haji, maka ia akan dikenakan dam (denda). Sedangkan tertinggal satu rukun haji, maka tidak sah hajinya dan ia wajib menggantinya di tahun berikutnya,’‘ tegasnya.

Terpisah Ketua Umum Forum Komunikasi Ke lompok Bimbingan Ibadah Haji (FK-KBIH), Prof Dr H Abdul Madjid mengatakan, mengerjakan ibadah haji tidak semata-mata karena mampu menyediakan biaya untuk pergi ke Tanah Suci. ‘’Yang tak kalah pentingnya juga adalah mampu dari segi keilmuan, yaitu mengetahui syarat, wajib dan rukun haji. Tahu tata cara mengenai yang harus dikerjakan dan yang harus ditinggalkan,’‘ tegas Madjid, beberapa waktu lalu.

Buah haji mabrur
Ulama kondang, KH Ma’ruf Amin menegaskan, buah haji mabrur itu tidak hanya berdam pak pada dirinya, melainkan juga bagi orang lain. Dia memancarkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. ‘’Orang yang hajinya mabrur itu cirinya setelah pulang haji ada perubahan dalam hidupnya menjadi lebih baik. Maksiat dia tinggalkan. Bahkan perbuatan yang tidak ber manfaat pun dia tinggalkan. Dulu shalatnya ku rang lengkap, sekarang lengkap, bahkan ditambah dengan shalat sunnah,’‘ tutur KH Ma’ruf Amin.

Pembimbing ibadah Saudi Wisata Travel, Ustadz M. Kosasih M. Ag mengatakan, ‘’Orang yang hajinya mabrur itu ada perubahan yang tampak jelas dalam kehidupan sehari-harinya. Ada perubahan ke arah yang lebih baik. Pendek kata, segala macam segi ibadah berubah ke arah yang lebih baik. Perilakunya juga berubah menjadi lebih baik.’‘

Dia mencontohkan, shalat fardhu. ‘’Orang yang hajinya mabrur selalu berusaha menjaga shalat fardhu tepat pada waktunya. Tidak hanya shalat sendiri, melainkan berjamaah. Tidak hanya shalat fardhu, tapi juga shalat sunnah, baik qabliyahdan ba’diyah, Tahajud dan Witir, Dhuha dan lain sebagainya. Jadi, tidak hanya selama di Tanah Suci dia rajin shalat fardhu berjamaah dan shalat-shalat sunnah utama, melainkan juga setelah kembali ke Tanah Air, ibadah yang berkualitas itu dia tunaikan setiap hari,’‘ papar Kosasih.

Ciri lainnya adalah sedekah. ‘’Orang yang hajinya mabrur ringan tangan untuk bersedekah, terutama membantu anak-anak yatim dan orang miskin. Kalau sedekah yang sunnah saja dia tunaikan, apalagi zakat yang hukumnya wajib,’‘ tandas Ustadz Kosasih.

Pengasuh Pengajian Bani Adam Boyolali, Ja wa Tengah, Ustadz Matyoto Fahruri menyebut kan beberapa ciri orang yang hajinya mabrur. Pertama, ibadah yang dilakukannya di Tanah Suci dia bawa ketika kembali ke Tanah Air, ter utama shalat lima waktu. Begitu mendengar adzan, atau bahkan sebelum adzan terdengar, dia sudah bersiap-siap untuk melakukan shalat berjamaah.

Kedua, selalu berupaya menjaga lisannya agar jangan sampai menyakiti orang lain. Ketiga, dia menjadi hamba Allah yang dermawan. Baik dermawan dengan ilmunya, tenaganya, apalagi hartanya.

Keempat, selalu berusaha meninggalkan larangan Allah dan perbuatan yang sia-sia. ‘’Ia meninggalkan maksiat dan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat,’‘ papar Ustadz Matyoto .

Tentu saja, tidak mudah untuk meraih haji mabrur itu. Hal itu harus dimulai jauh sebelum ritual haji itu sendiri dilaksanakan. Salah satu hal terpenting adalah harta yang dipakai untuk pergi haji haruslah harta yang halal. ‘’Salah satu yang terpenting adalah harta yang digunakan untuk pergi haji itu harta yang halal. Kalau hartanya haram, bagaimana mungkin dia akan meraih haji mabrur? Allah itu Mahabaik dan hanya menerima yang baik,mr-republika

Tidak ada komentar: