Senin, 20 Oktober 2008

Pergi Haji dengan Bekal 6 L Harta yang halal dan menguasai manasik haji sangat penting untuk menggapai haji yang mabrur.

Pergi Haji dengan Bekal 6 L Harta yang halal dan menguasai manasik haji sangat penting untuk menggapai haji yang mabrur.

Ustadz Yusuf Mansur

Pergi haji gampang, khususnya bagi mereka yang punya uang. Dengan uang Rp 50 juta atau Rp 60 juta sudah berangkan, bahkan ONH biasa dengan Rp 30 juta sudah bisa berangkat. ''Yang sulit adalah mencapai haji mabrurnya,'' tegas Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran/ Tahfiz Quran Wisata Hati, Ustadz Yusuf Mansur.Hal senada diungkapkan oleh Pengasuh Pengajian Bani Adam Boyolali, Ustadz Matyoto Fahruri. ''Pergi haji relatif mudah, terutama bagi mereka yang berpunya. Yang jauh lebih sulit adalah menggapai haji mabrur dan menjaga kemabruran tersebut setelah kita pulang haji,'' tandas Matyoto Fahruri.

Menurut Yusuf Mansur, setidaknya ada enam langkah yang harus ditempuh untuk menggapat haji mabrur. Pertama, luruskan niat. Kedua, legalkan harta. Ketiga, lapangkan dada. Keempat, lincah ibadah. Kelima. lengkapi ilmu. Keenam, lembut bicara. ''Saya singkat mejadi 6 L,'' tutur Yusuf Mansur yang juga Pengasuh Sekolah Darul Quran Internasional (SDQI) Cipondoh, Tangerang, Banten.L yang pertama luruskan niat. ''Setiap orang yang mau berangkat haji niatnya harus satu yaitu lillahi ta'ala (karena Allah) bukan ingin dipuji,'' ujarnya.

L yang kedua, legalkan harta. ''Seorang yang ingin haji harus benar-benar membersihkan hartanya dari harta yang sybhat apalagi yang haram. Jangan sampai se-rupiah pun ada uang yang diragukan kehalalannya. Kenapa? Karena satu rupiah saja apabila itu ada, lalu kecampur sama uang hajinya dari uang haram maka semuanya menjadi kotor,'' tegasnya.

L yang ketiga, lapangkan dada. Artinya, ketika dia mulai proses ibadah haji, dari mulai menyetornya, dari urusan manasiknya, dari perlengkapan dan sebagainya dia harus lapang dada dalam mengurusnya. ''Lapang dada itu lebih kepada sabar. Ada hal-hal yang tidak enak pada dirinya yang berkaitan dengan haji dia harus sabar. Inilah barangkali awal dari ujiannya untuk melaksanakan ibadah haji,'' urainya.

L keempat, lembut bicara. Maksudnya, setiap orang yang haji, jaga lisannya. ''Kenapa? Karena orang yang haji sedang ibadah kepada Allah SWT. Setiap langkah dalam haji bernilai ibadah. Maka jaga bicaranya, jaga lisannya, terutama dari berkata-kata yang tidak pantas diucapkan saat berhaji, melakukan perbuatan yang tidak disenangi Allah, serta berbantah-bantahan,'' kata Yusuf Mansur.L yang kelima, lincah ibadah. Artinya, selama dia berada di sana baik di Makkah maupun Madinah memanfaatkan keberadaan di sana untuk ibadah semaksimal mungkin.

Terakhir, untuk mencapai itu semua, L yang keenam, lengkapi ilmu. Artinya, ilmu manasik dia harus tahu. ''Jangan sampai manasik sendiri tidak tahu. Karena banyak ruginya kalau orang berangkat haji, ilmu manasik dia tidak tahu,'' papar Ustadz Yusuf Mansur.

Matyoto Fahruri juga menegaskan pentingnya menjaga kehalalan rezeki yang digunakan untuk menunaikan ibadah haji. ''Rezeki yang halal sangat penting untuk menggapai haji yang mabrur. Bagaimana mungkin kita akan meraih kemabruran kalau harta yang kita gunakan itu harta yang syubhat (meragukan) apalagi haram?'' tegasnya.

Tidak kalah pentingnya, kata Matyoto Fahruri, menguasai ilmu haji. ''Ilmu haji sangat penting kita kuasai, agar dapat melaksanakan seluruh ritual haji dengan sebaik mungkin. Karena itu, para calon jamaah haji sangat perlu mempelajari ilmu haji dengan sebaik mungkin. Termasuk, aktif mengikuti manasik haji, sehingga memahami betul filofosi, bacaan maupun gerakan ibadah haji,'

Tidak ada komentar: