Jumat, 10 Oktober 2008

Burung Bisa Terbang?"

Burung Bisa Terbang?"

By Republika Contributor
"Mama, Mengapa Burung Bisa Terbang?" Apabila Anda orangtua dari anak usia bawah lima tahun (balita), mungkin sering mendengar pertanyaan seperti mengapa burung bisa terbang, atau mengapa langit berwarna biru. Bisa juga suatu waktu Anda mendapat pertanyaan, mengapa pohon bisa berbuah.

Beragam pertanyaan yang diajukan anak-anak terkadang memang bisa membuat orangtua pusing. Apalagi, pertanyaan tersebut biasanya dilontarkan tanpa mengenal waktu.

Kalau sudah kehabisan akal, tak jarang orangtua justru meminta anaknya diam. Atau pertanyaan yang dianggap sepele atau tak logis ditanggapi dengan jawaban asal-asalan. Misalnya, "mengapa pohon berbuah? Ya...memang dari sananya".

Berbagai pertanyaan anak-anak terutama dari anak balita merupakan sesuatu yang wajar. Pertanyaan anak-anak biasanya dilatari oleh minat terhadap sesuatu yang dilihat atau didengarnya. Sedikitnya pemahaman yang ia ketahui, membuatnya penasaran untuk mencari tahu.

Ketika anak-anak menginjak usia empat tahun, maka pertanyaan mereka akan semakin kompleks. Jika sebelumnya kata pertama yang dipakai diawali dengan “apa”. Contohnya, ketika melihat mainan mobil-mobilan anak hanya bertanya apakah itu atau apa bagian bundar yang ada dibawah mobil.

Seiring dengan perkembangan otak anak, maka kalimat tanya yang dipakai anak, diawali dengan kata “mengapa”. Pertanyaan yang sering dilontarkan anak, mengapa burung bisa terbang. Atau, ketika melihat pohon yang berbuah maka dia akan bertanya mengapa itu terjadi.

Tentu respons orangtua yang asal-asalan amat tidak disarankan. Respons positif orangtua atas pertanyaan si kecil sangat membantu proses berpikir dan tingkat pemahamannya. Paling bijak tanggapi apa pun pertanyaan anak, yang sepele sekalipun, secara positif. Respons yang baik akan membantu proses berpikir dan pemahaman anak kelak.

Jika orangtua jeli, maka mereka dapat memanfaatkan kesempatan ketika anak bertanya untuk memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan. Bahkan orangtua yang kerap menjadi tempat bertanya anak, dapat belajar bersama. Misalnya, dengan membaca buku bersama atau mencari jawaban yang benar dari internet.

Orangtua harus menghindari jawaban yang bohong atau main-main terhadap pertanyaan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi bingung atau memiliki persepsi yang salah.

Akibatnya, anak bingung tak punya tempat bertanya. Minatnya untuk bertanya pun pupus di tengah jalan. Di sekolah pun dia jadi jarang bertanya. Anak tumbuh menjadi pribadi yang pasif dan tak percaya diri. Kalau bertanya takut disalahkan atau khawatir ditertawakan. Dampak lebih jauh, kemampuan berpikir dan daya nalar si kecil jadi tak berkembang optimal. (ri)


Kiat menjawab Pertanyaan Anak

Si kecil sebenarnya tak begitu membutuhkan jawaban panjang lebar, apalagi dengan bahasa terlalu ilmiah, karena masih terlalu abstrak di telinga anak. Agar balita Anda bisa langsung paham jawaban yang diberikan, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Hindari jawaban yang panjang dan berbelit-belit. Yang dibutuhkan si kecil adalah jawaban dan penjelasan sederhana dengan bahasa yang sesuai kemampuan berpikirnya.
  • Jika masih ragu-ragu dengan jawaban yang akan diberikan, janganbersikap "sok tahu". Alih-alih mendapat jawaban yang tepat, anak justrumenelan informasi yang ternyata salah. Singkat kata, orangtua harus jujur atau terus terang kalau tak bisa menjawab.
  • Jawab pertanyaan anak secepatnya. Sesuai usia, biasanya anak bertanyasesuai dengan suasana hati. Jika Anda tidak menjawab secepatnya, bisasaja ia kehilangan minat terhadap pertanyaan tersebut.
  • Anda dapat mengajak anak untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang sulit. Misalnya, dengan mengajak anak membuka ensiklopedia atau mencari orang yang kira-kira bisa menjawab pertanyaannya, misalnya ibu atau bapak guru. Kelak si kecil juga belajar bahwa jika mendapati masalah maka dia akan mencari orang yang bisa membantunyamemecahkan masalah yang dihadapi atau membacanya dari berbagai bukuatau literatur.
  • Anak belajar melalui panca indra. Untuk menjawab pertanyaan mengapa rumput berwarna hijau, jelaskan sederhana mengenai klorofil. Ajak juga anak untuk melihat dan merasakan tekstur dari rumput. Tidak perlu jauh, rumput di halaman depan rumah Anda juga bisa sebagai ajang belajar anak.
  • Untuk menjawab pertanyaan "mengapa" sebaiknya orangtua jangan langsung menjawab. Biarkan dia berpikir mencari jawabannya. Orangtua berperan menambahkan atau menjelaskan sesuatu lebih jelas lagi agar pengetahuan dan wawasan si kecil makin bertambah. Misalnya, "Kenapa pohon bisa berbuah? Jawaban orangtua bisa seperti ini, pohon memiliki akar yang mengambil makanan dari tanah kemudian dibawa keatas. Jika anak menjawab salah, Anda dapat menggiringnya ke jawaban yang benar.

Tidak ada komentar: