lailatul qodar
Setiap orang pasti ingin mendapatkan malam
lailatul qodar, malam yang selalu dirindukan setiap muslim. Keinginan untuk mendapatkannya membuahkan
usaha yang penuh kesungguhan, banyak
yang sengaja berdiam diri, beri’tikap di masjid, sholat sunah, membaca
Al-Qur’an, berzikir dst, semuanya merupakan usaha untuk mendapatnya. Ada yang
memulainya dari malam pertama Ramadhan, ada yang di malam-malam ganjil, dan ada
pula yang di sepuluh akhir Ramadhan, banyak cara dan harapan untuk
mendapatkannya. Karena malam itu mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah,
yang disebutnya sebagai malam penuh hikmah. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah. (Ad Dukhan: 4)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (Ad Dukhan:
3)
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Al Qadr: 2-3)
banyak pendapat kapan terjadinya malam lailatur qodar, salah satunya adalah Yang berpendapat di sepuluh terakhirdengan berpegangan pada hadist Rasulullah Saw,
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Al Qadr: 2-3)
banyak pendapat kapan terjadinya malam lailatur qodar, salah satunya adalah Yang berpendapat di sepuluh terakhirdengan berpegangan pada hadist Rasulullah Saw,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
والسلام أُرِيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أَيْقَظَنِى بَعْضُ أَهْلِى
فَنُسِّيْتُهَا فَالْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِالْغَوَابِرِ
Dari Abu Hurairah RA berkata:
“Rasulullah SAW bersabda: “Dimimpikan kepadaku malam laelatul qodar, lalu aku
dibangunkan oleh seorang isteriku sehingga aku lupa waktunya (yang pasti).
Sebab itu carilah laelatul qodar pada sepuluh malam yang terakhir.”
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه والسلام يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ
مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ اعْتَكَفَ
أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Dari ‘Aisyah RA berkata: “Rasulullah
SAW biasa i’tikaf dibulan Ramadhan pada sepuluh hari yang terakhir, sampai
beliau diwafatkan oleh Allah ‘Azza Wajalla (meninggal dunia). Kemudian
istri-istri beliau i’tikaf sepeninggalnya.”
Ada yang berpendapat malam lailatul qodar
di tujuh malam terakhir, dengan bersandara pada :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اِنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صلى
الله
عليه والسلام اَرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى
السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه والسلام أَرَى
رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ
مُتَحَرِّيَهَافَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ
Dari Ibnu Umar RA (menceritakan):
“Bahwa beberapa orang sahabat Nabi SAW mendapatkan mimpi bahwa laelatul qodar
terjadi pada tujuh malam yang terakhir (bulan Ramadhan). Lalu Rasulullah SAW
bersabda: “Aku juga telah bermimpi serupa mimpi kamu, sesuai bahwa laelatul
qodar terjadi pada tujuh malam yang terakhir. Sebab itu barang siapa yang
mencarinya (laelatul qodar), hendaklah dicarinya pada tujuh malam terakhir.”Dari beberapa pendapat, maka banyak yang mengatakan bahwa malam lailatur qodar merupakan rahasia Alloh SWT, waktunya kapan saja sekehendak Alloh SWT, dan kepada siapa itu diberuntungkan. Oleh karenanya pula untuk mendapatkannya, tidak mesti dilakukan di sepuluh hari terakhir, atau di tujuh malam terakhir, bisa saja di awal bulan Ramadhan. Untuk itu maka siapkan diri untuk mendapatkannya mulai awal samapai akhir Ramadhan.
demikian lailatur qodar yang menjadi
dambaan semua muslim, karena seribu bulan sama dengan 83 tahun
lebih, itu artinya Allah meberikan keutamaan malam itu begitu mulianya,
Rasulullah bersabda:“siapa saja yang shalat di malam Lailatul Qadar karena
keimanan dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah
lampau ataupun yang akan datang.” Dan malam itu berlangsung hingga fajar : “Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadr: 5)
hanya orang-orang sungguh-sungguh dan mnyiapkan jiwanya dengan ikhlaslah yang akan mendapatkannya. Ibarat tamu agung, lailatul qodar itu banyak menjemputnya, namun belum tentu semua penjemput dilihatnya, dan belum tentu yang dilihatnya disenanginya, dan belum tentu yang dilihat dan disenanginya itu dikunjunginya. Sekali lagi hanya orang-orang yang telah menyiapkan diri dan jiwanyalah yang akan mendapatkannya, karena orang-orang itulah yang benar-benar merindukannya.
hanya orang-orang sungguh-sungguh dan mnyiapkan jiwanya dengan ikhlaslah yang akan mendapatkannya. Ibarat tamu agung, lailatul qodar itu banyak menjemputnya, namun belum tentu semua penjemput dilihatnya, dan belum tentu yang dilihatnya disenanginya, dan belum tentu yang dilihat dan disenanginya itu dikunjunginya. Sekali lagi hanya orang-orang yang telah menyiapkan diri dan jiwanyalah yang akan mendapatkannya, karena orang-orang itulah yang benar-benar merindukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar