Minggu, 27 Juli 2014

Awalnya rahmah

Awalnya rahmah

Dalam banyak ceramah di bulan ramadhan, di musholah atau di masjid yang biasa dilakukan di sela-sela sholat taraweh adalah keutamaan orang-orang yang berpuasa. Para penceramah pada umumnya mengelompokkanya menjadi tiga, awalnya rahmah-yaitu sepuluh hari pertama, pertengahannya magfirah-sepuluh hari yang kedua,  dan di akhirnya itqun minannar-dibebaskan dari api neraka-di sepuluh hari terakhir.
Berkenaan dengan pengelompokkan tersebut, bersandar kepada hadist, diantaranya, hadist dari Abu Hurairah Ra “Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka).”

Kemudian hadist  dari Salman Al-Farisi Ra. Diceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah menjelang Ramadan. Di antara isi khotbah beliau, “Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang puasa maka Allah akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka). Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan ….

Dikatakan rahmah, awalnya puasa dari sebelumnya di bulan-bulan dimana orang tidak berpuasa,  mengawali bulan ini orang diuji dengan awal kelelahan, dan ini terjadi di sepuluh hari pertama. Mereka diuji dengan kesabaran dalam melaksanakan amalan ramadhan. Para ulama menyebutnya sebagai rahmah bagi yang dapat melewatinya, yaitu dibukakan pintu rahmah kepada hamba pilihan Alloh SWT yang dapat menyelesaikannya dengan penuh kesabaran. Oleh banyak pada da’i suka diistilahkan dengan periode penyisihan atau babak penyisihan. Dimana banyak orang yang dapat mudah melewatinya, masjid-masjid atau mushollah masih penuh dengan jama’ah, dan mereka masih sangat kuat berpuasa, dan bahkan anak keilpun masih mampu untuk tidak membatalkan puasanya. Jadi Sepuluh hari pertama adalah merupakan keistimewaan karena diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dan ridha menunaikan puasa Ramadhan dengan penuh kesabaran dan keimanan kepada Allah

Kepadanya layak mendapatkan surga lewat pintu khusus yaitu rayyan, seperti sabda Rasululloh Saw, Dari Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda “Sesungguhnya di Surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli shaum/puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?’, Maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka .”(H.R. Bukhari dan Muslim).

Kemudian magfiroh, ampunan. Keistimewaan yang diberikan Alloh SWT adalah diterimanya segala do’a yang dipanjatkannya. Selain itu diampuni segala dosa-dosa yang telah lalu. Periode atau fase ini sering juga dimaknai sebagai Magfirah nya segala dosa-dosa yang telah lalu oleh Alloh SWT. Pada fase ini sering distilahkan dengan periode semi final, sudah mulai ada yang tidak puasa, tidak kuat lagi dan berguguran. Masjid atau musholah-pun sudah mulai berkurang  dari jama’ah sholat tarawih berjama’ah.

Yang terakhir adalah dibebaskan dari api neraka. Siapa saja yang dapat melalui fase ini ia berhak mendapat “Itqun Minan Nar” (dibebaskan dari Api Neraka). Rasulullah Saw, jika memasuki sepuluh hari terakhir ramadhan,  beliau semakin memaksimalkan ibadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Fase ini disebut juga waktunya final, hanya hamba-hamba pilihan yang dapat mencapainya. Layaknya sebuah pertandingan,  pesertanya tinggal sedikit pilihan dari yang lolos dari babak penyisihan dan semi final.
Diriwayatkan Dari `Aisyah Radhiyallahu Anha. Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam “Apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Beliau menghidupkan malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).

“Diriwayatkan Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, (dia berkata), “Adalah Rasulullah Saw bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (HR. Muslim ).


Rasulullah Saw pada sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan selalu beri’tikaf. Demikian juga para sahabat dan isteri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf, baik di masa Rasulullah masih hidup, maupun sesudah Rasulullah wafat.Karena I’tikaf adalah merupakan penyempurnaan ibadah shaum di bulan ramadhan, terlebih “Itqun Minan Nar” yaitu “Pembebasan dari Api Neraka”.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Diriwayatkan Dari `Aisyah Radhiyallahu Anha. Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu Beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah selepas kematiannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Jadi sepuluh hari terakhir malam bulan ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih Allah Subhanahu wa Ta’ala. karena disaat itulah datangnya malam Lailatul Qadar didalamnya penuh dengan keutamaan yang bisa didapatkan diantaranya :
Allah berfirman : “Sesungguh Kami menurunkan Al Quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Q.S. Al Qadar : 1-5)

Demikian hadist dari Hadis dari Abu Hurairah RA, “Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka).” Wallohu’alam.

Tidak ada komentar: