Ketika sampai di kubur
Setelah penguburan selesai, maka mayit memasuki alam barzah
atau alam kubur*1, di sinilah awal mula amalan mendapat balasannya. Jika selama
hidupnya penuh dengan kebaikan, maka ia akan menikmati hasilnya yang diawali di
alam ini, begitu sebaliknya. Barra’ bin Azib seorang sahabat terkenal berkata ‘
Ketika kami bersama Rasulullah saw, beliau melihat sekelompok rombongan.
Kemudian beliau bertanya: Ada apa mereka berkumpul? Sahabatnya menjawab: Mereka
mau menguburkan seorang mayit. Rasulullah saw terkejut segera menghampiri
kuburan itu. Kemudian saya menghadap kepada Rasulullah saw, beliau nampak tidak
seperti biasanya, beliau menangis sampai mengucur air matanya, lalu mendatangi
kami dan bersabda: “Wahai saudara-saudaraku, persiapkan diri kalian untuk hari
seperti ini.” Hr. Ahmad
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: “Kuburan adalah awal rintangan dari beberapa
rintangan alam akhirat. Jika sukses di alam itu maka setelahnya lebih mudah,
dan jika tidak sukses maka setelahnya lebih susah.” Kemudian beliau berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, “Tiada pemandangan yang
pernah saya lihat melainkan kuburan yang paling menyeramkan.” HR. Tirmidzi dan
Ibnu Majjah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diawali dari alam ini, siapa
saja akan mengetahui nasibnya apakah termasuk penghuni surga atau neraka. Jika
seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga, hawa
sejuk surga akan mereka rasakan setiap pagi dan sore. Sebaliknya jika menjadi penghuni
neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya dan dia akan merasakan hawa
panas neraka setiap pagi dan sore.
Para da’i sering menyampaikan bahwa ketika seseorang hamba
diantar ke kuburan dia disertai tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya.
Dan yang kembali pulang dua hal yaitu harta dan keluarganya, sedangkan yang
mengikutinya hanya amalnya, seperti yang telah ditegaskan Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Suatu yang mengikuti mayat ada tiga, kembali
pulang dua dan ikut bersamanya satu; dihantarkan keluarganya, hartanya dan
amalnya, maka kembali pulang keluarganya dan hartanya dan yang tersisa
(bersamanya) amalnya.” HR. Bukhari, Muslim,
Yang baik amalannya, tentu akan merasakan nikmatnya surga,
seperti disabdakan Rasulullah Saw, bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan
beliau bersabda “Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur.” Ucapan itu
diulang hingga dua atau tiga kali, kemudian beliau menuturkan tentang kondisi
mayat mukmin dengan bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya kemudian
datanglah dua malaikat dan keduanya mendudukkannya lalu keduanya bertanya,
‘Siapakah Tuhanmu?’ Maka ia menjawab, ‘Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya
lagi, ‘Apa agamamu?’ Maka ia men jawab, ‘Agamaku adalah Islam.’ Keduanya
bertanya lagi “Siapa orang yang diutus kepadamu?’ Maka ia menjawab ‘Dia adalah
Muhammad sebagai utusan Allah’. Lalu keduanya bertanya kepadanya, ‘Bagaimana
kamu bisa tahu tentang hal itu?’ Ia menjawab, ‘Saya membaca Kitabullah lalu
saya beriman dan membenarkannya.’”
“Maka terdengarlah dari langit suara panggilan yang memanggil.
‘Jawaban hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) dari surga dan
bukakan pintu menuju arah surga serta berikanlah pakaian dari surga.’Beliau
bersabda, “Maka masuklah ke alam kubur aroma semerbak dan wanginya surga lalu
alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan matanya.”
Dalam riwayah lain disampaikan, “Maka gelarkanlah permadani
dari surga, dandanilah ia dengan pakaian dari surga. Bukakanlah baginya sebuah
pintu ke surga, maka sampailah kepadanya bau wangi dan keindahannya.
Dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang, kemudian datang kepadanya seorang
yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, wangi baunya. Lalu dia berkata:
‘Berbahagialah dengan perkara yang menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu
kamu dijanjikan.’ Dia pun bertanya: ‘Siapa kamu? Wajahmu adalah wajah orang
yang datang membawa kebaikan.’ Dia menjawab: ‘Aku adalah amalanmu yang shalih…”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Untuk mendapatkan kenikmatan alam
barzah, maka perlu amalan baginya yang dilakukan saat masih hidup atau yang disampaikan
oleh keluarga sepeninggalnya.
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ
اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
أَوْ
عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَه
"Jika
seorang manusia meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga;
Shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya." HR. Muslim
Salah satunya hadist tersebut adalah
amal jariyah, di samping amal jariyah yang dilakukan alhi kubur semasih hidup,
yang terus mengalir*2, amalan keluarga juga dapat dirasakan oleh anaknya ‘
waladun sholeh yad’u lahu” seperti sbda Rasululloh Saw berkenaan dengan sedekah untuk orang tua yang telah meninggal dunia:
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - إِنَّ أُمِّى افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ ، فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ
Seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak. Saya menduga, jika ia
bisa bicara, ia akan bersedekah. Apakah ia bisa mendapatkan pahala jika saya
bersedekah untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." (HR. Bukhari)
إِنَّ أُمِّىَ افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَإِنِّى أَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَلِىَ أَجْرٌ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ
Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat
berwasiat. Saya menduga, jika ia bisa berbicara ia akan bersedekah, apakah ada
pahala baginya jika aku bersedekah untuknya?" Beliau menjawab,
"Ya" (HR. Muslim)
أَنْبَأَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ - رضى الله عنه - تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
Ibnu Abbas memberitakan kepada kami bahwa Sa'ad bin Ubadah r.a. sedang
tidak ada di tempat ketika ibunya meninggal. Ia berkata, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya ibuku wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna
untuknya, jika kusedekahkan untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." Ia
berkata, "Sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku Al Mikhraf
menjadi sedekah untuk ibuku." (HR. Bukhari)
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ أَبِى مَاتَ وَتَرَكَ مَالاً وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ
Seseorang berkata kepada Nabi,
"Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku
bisa menebus (kesalahan) nya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR.
Muslim),
---------------mr---------
*1. Alam kubur adalah alam yang peristiwanya sangat menakutkan
dan sekaligus membahagiakan bagi para calon penghuninya. “Setiap hari kuburan
berkata: aku adalah rumah yang terasing, aku rumah yang kesepian, aku rumahnya
cacing-cacing. Aku adalah bagian dari taman-taman surga, dan sekaligus aku
adalah jurang dari jurang-jurang neraka.”
Abu Umamah al-Bahili berkata, “Sesungguhnya kalian pada pagi
dan petang berada dalam hunian yang meraup kebaikan dan keburukan. Dan
hampir-hampir kalian akan pergi meninggalkannya menuju hunian lain yaitu
kuburan, suatu hunian yang sangat menyeramkan dan rumah yang sangat gelap,
tempat tinggal yang sangat sempit kecuali yang diluaskan Allah, kemudian kalian
akan dibangkitkan pada Hari Kiamat.” Lihat, www.ibnumajjah.wordpress.com
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata kepada salah seorang
pendampingnya, “Wahai Fulan, Aku tadi malam tidak bisa tidur karena merenungkan
sesuatu.” Dia berkata, “Apa yang sedang Engkau renungkan, wahai Amirul
Mukmmin?” Beliau menjawab, “Aku sedang merenungkan kuburan dan penghuninya.
Jika kamu menyaksikan mayat pada hari ketiganya di dalam kubur, niscaya kamu
akan mendapatkan suatu bentuk sangat mengerikan walaupun sebelum mati dia
sangat menawan hati. Kamu menyaksikan suatu hunian penuh dengan binatang
binatang yang menyeramkan, badan yang mulai mengembung dan bernanah yang dibuat
santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai membusuk, kain kafan mulai hancur,
sementara dahulu di dunia penampilannya sangat menawan, aroma tubuhnya sangat
semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya sangat bersih dan indah.” Setelah
itu beliau tersungkur pingsan.” Lihat ibid.
Dalam wikipedia disebutkan alam barzah adalah alam kubur yang
membatasi antara dunia dan akhirat. Barzakh
menjadi tempat persinggahan sementara jasad makhluk sampai
dibangkitkannya pada harikiamat.
Penghuni barzakh berada di tepi dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan)
firman Alloh SWT Qs Al Mu’minun : 100 “Di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan.” Ia menjawab, itu adalah alam antara kematian dan
kebangkitan kembali.(Al Mu'minuun, 100)
*2. "Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus
kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan
anak sholeh yang berdoa kepadanya.'' HR. Muslim
Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah SAW menambahkan tiga amal
di atas, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus
mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak
yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Al-Qur'an, membangun masjid,
membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan
bersedekah.'' HR. Ibn Majah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar