Cinta Wanita Bersuami
Di banyak media sering
diberitakan semakijn hari semakin banyak perselignkuhan yang terjadi. Sehingga
ada istilah Pil-pria idaman lain dan WIL-wanita idaman lain. Bisa dilakukan
siapa saja, baik itu istri atau suami, tapi dalam hal ini akan mengarah kepada
wanita yang berstatus bersuami.
Biasanya kasus
perselingkuhan yang terjadi pada wanita bersuami, terjadi karena pergaulan yang
mengindahkan syariat, apakah ia lewat sms nyasar, facebook, perkumpulan arisan,
kumpulan reuni sekolah, atau lewat teman sekontor. Yang diawali dengan obrolan
ringan dengan sekian pertemuan menjadi obrolan curhat kepribadian, rumah tangga
dan berakhir dengan obrolan ketertaikan satu sama lainnya. Lewat curhat dan
pertemuan rutin tersebut semua obrolan
menjadi cair, menjadi tidak ada jarak diantaranya, seolah sama-sama
memperhatikan dan membutuhkan kesamaan keinginan.
Bagaimana tidak, bila ada
kesempatan bisa ngobrol-curhat, jalan bersama, berboncengan yang sesekali
bersenggolan atau naik kendaraan berduaan saja. Diselingi dengan bercanda
genit, seterusnya menjadi kebiasaan dan berujung pada perselingkuhan. Bila ia
masih berstatus bersuami lebih berani biasanya dibandingkan yang masih single,
karena pengalamannya. Kesemuanya karena pergaulan yang mengindahkan syariat
islam, ia jalan berduaan, ngobrol, dst yang kesemuanya merupakan hal yang
dilarang. Dan disitu ada setan yang dengan gembira menghalangi kebenaran. Setan “Dasim” namanya
yang selalu membujuk seorang
isteri agar tidak taat kepada suami dan mempengaruhi seorang isteri agar pergi
meninggalkan rumah dengan berbagai alasan untuk membenarkan perbuatan diatas
meskipun sudah jelas bahwa perbuatan tersebut dilarang.
Padahal
sudah jelas peringatan Allah Ta’ala dalam firmanNya,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan
tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan
sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu”
(QS Al Ahzab: 33).Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ،
وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ:
مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا
كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“Sesungguhnya perempuan itu aurat.
Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Sehingga wanita tersebut
berkata: “Tidak ada seorangpun yang melihatku kecuali aku buat terpana”.
Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada
di dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan
dalam Irwaul Ghalil no. 273 bahwa sanad hadits ini shahih).Dibawah ini merupakan pertanyaan yang disampaikan laki-laki teman curhat sekontornya yang akhirnya saling tertarik, yang sempat dilansir media untuk kepentingan konsultasi,
saya laki laki (single)
umur 28 tahun, saya memiliki teman seorang wanita yg sudah berkeluarga, singkat
cerita teman saya ini memiliki masalah dengan suaminya, yg suka selingkuh dan
pemabuk berat, kelakuan suaminya ini baru diketahui setelah setahun pernikahan
mereka.
Teman saya ini cukup akrab
dengan saya karena kita satu kantor, mskipun bgtu, biasanya dia menghubungi
saya hanya untuk menanyakan masalah kerjaan saja, tidak ada basa basi lain,
lama kelamaan ntah kenapa dia jadi curhat tentang masalah keluarganya yang
sudah lama ia pendam sendiri, dan akhirnya dia mengungkapkan bahwa dia sudah
tidak mampu mencintai suaminya seperti dulu, karena menurutnya suaminya sudah
tidak bisa diajak berkomunikasi secara serius, setiap di ajak bicara suaminya
hanya diam dan pergi, tanpa memberikan tanggapan, kemudian pulang seperti tidak
ada masalah apa apa.
Teman saya ini benar benar
sudah kehabisan kesabaran menghadapi suaminya dan tidak tahu harus berbuat apa,
mendengar itu sbagai teman yang dimintai pendapat, saya pun berusaha memberikan solusi yg terbaik
untuk keutuhan rumah tangga mereka, dengan menganjurkan untuk mengkomunikasikan masalah tersebut kepada
orang tua, saya takut nanti dikira mencampuri urusan rumah tangga orang, karena
waktu itu saya memang tidak ada perasaan apa apa, hanya sebatas teman, dan
memang tidak ada riwayat seblumnya (bukan mantan pacar).
Namun setelah sekian lama
diam diam ternyata teman saya ini menaruh hati kepada saya, sehingga dia intens
berkomunikasi dengan saya, dia sering ngasih perhatian kepada saya, menanyakan kabar, mengingatkan
makan, sholat dll, bahkan dia memanggil saya dengan sebutan mesra meskipun
semua itu hanya lewat sms, awalnya saya menolak panggilan itu, namun akhirnya
saya biarkan juga.
Ssekian lama waktu
berselang akhirnya ada perasaan iba dan sayang juga di hati saya, sehiggga kita
pun lebih sering berkomunikasi seperti layaknya orang yang berpacaran, meskipun
topik obrolannya cuma menanyakan kegiatan sehari hari, namun semakin kesini
saya sadar bahwa posisi saya ini tidak benar, kemudian saya bilang kpd teman
saya untuk menghentikan hubungan ini, sebelum kita terjerumus kedalam zina yang
lebih parah, teman saya bilang “oke, kalo begitu bagaimana kalo kita menjalani
hubungan ini lebih serius?
saya harus jawab apa,
sepertinya teman saya ini benar benar sudah mantap dengan pilihannya, terus terang
saya tidak mampu membohongi diri bahwa ada rasa sayang kepada teman saya ini,
tapi disisi lain saya juga merasa bersalah karena menerima cintanya dalam posisi dia sekarang
yang masih bersuami.
Apa yang disampaikan
tersebut diatas berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling
curhat, hingga tertanam cinta karena syahwat. Karena interaksi lawan jenis yang
tidak halal, Allah kesampingkan rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan
dengan kehadiran orang baru dalam hatinya.
Apa yang dilakukan keduanya tersebut merupakan dosa
besar, takhbib namanya. Menjadi penyebab percerian dan kerusakan rumah tangga.
Karena kehadirannya, membuat seorang wanita menjadi benci suaminya dan meminta
untuk berpisah dari suaminya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam banyak hadis, memberikan ancaman keras untuk
pelanggaran semacam ini. Diantaranya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا
”Bukan bagian dariku
seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan
suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)
Dalam hadist lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ
مِنَّا
”Siapa yang merusak hubungan seorang wanita
dengan suaminya maka dia bukan bagian dariku.” HR. Ahmad
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah melaknat orang yang melakukan takhbib, dan
beliau berlepas diri dari pelakunya. Takhbib termasuk salah satu dosa besar.
Karena ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam melarang seseorang untuk meminang wanita yang telah dilamar
oleh lelaki lain, dan melarang seseorang menawar barang yang sedang ditawar
orang lain, maka bagaimana lagi dengan orang yang berusaha memisahkan antara
seorang suami dengan istrinya atau budaknya, sehingga dia bisa menjalin
hubungan dengannya.
Memahami hal ini, berhati-hatilah dalam bergaul dengan
lawan jenis siapapun dia. Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik,
niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa. Kendatipun
awal niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Saya merasa dekat dengan
Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan untuk tahajud, untuk puasa
sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya, hatiku merasa nyaman dan
tentram bersamanya, dan seterusnya dengan hayalan bisikan setan, yang
terlaknat.
إن الشيطان ليفتح للعبد تسعة وتسعين بابا من الخير يريد
به بابا من الشر
“Sesungguhnya setan membukan 99 pintu kebaikan, untuk
menjerumuskan orang ke dalam satu pintu keburukan.
Bagi laki-laki, hati-hatilah dan selalu ingat Allah
SWT yang maha melihat, jangan sampai menerima curhat wanita tentang
keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskan. Dan
bagi perempuan sebaik dan semulia tempat adalah di rumah suaminya, itu amanah
yang harus dijaga, Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي
تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا
وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Siapakah wanita yang
paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu
yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah,
dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”
HR. An-Nasai, . Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ،
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ
“Tidak ada ketaatan dalam
perkara maksiat. Ketaatan
itu hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (kebaikan).” HR. Bukhari dan Muslim. firman Allah Ta’ala,
وَلاَ مُتَّخِذَاتِ أَخْدَانٍ
“… Dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki
lain sebagai piaraannya ….”
(Q.s. An-Nisa’: 25)
(Q.s. An-Nisa’: 25)
وَلاَ مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ
“… Dan tidak
(pula lelaki) yang memiliki gundik-gundik ….”(Q.s. Al-Maidah:
5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar