Rabu, 30 Juli 2014

Cinta Wanita Bersuami



Cinta Wanita Bersuami 

Di banyak media sering diberitakan semakijn hari semakin banyak perselignkuhan yang terjadi. Sehingga ada istilah Pil-pria idaman lain dan WIL-wanita idaman lain. Bisa dilakukan siapa saja, baik itu istri atau suami, tapi dalam hal ini akan mengarah kepada wanita yang berstatus bersuami. 

Biasanya kasus perselingkuhan yang terjadi pada wanita bersuami, terjadi karena pergaulan yang mengindahkan syariat, apakah ia lewat sms nyasar, facebook, perkumpulan arisan, kumpulan reuni sekolah, atau lewat teman sekontor. Yang diawali dengan obrolan ringan dengan sekian pertemuan menjadi obrolan curhat kepribadian, rumah tangga dan berakhir dengan obrolan ketertaikan satu sama lainnya. Lewat curhat dan pertemuan rutin tersebut  semua obrolan menjadi cair, menjadi tidak ada jarak diantaranya, seolah sama-sama memperhatikan dan membutuhkan kesamaan keinginan.
Bagaimana tidak, bila ada kesempatan bisa ngobrol-curhat, jalan bersama, berboncengan yang sesekali bersenggolan atau naik kendaraan berduaan saja. Diselingi dengan bercanda genit, seterusnya menjadi kebiasaan dan berujung pada perselingkuhan. Bila ia masih berstatus bersuami lebih berani biasanya dibandingkan yang masih single, karena pengalamannya. Kesemuanya karena pergaulan yang mengindahkan syariat islam, ia jalan berduaan, ngobrol, dst yang kesemuanya merupakan hal yang dilarang. Dan disitu ada setan yang dengan gembira menghalangi kebenaran. Setan  Dasim namanya yang selalu membujuk seorang isteri agar tidak taat kepada suami dan mempengaruhi seorang isteri agar pergi meninggalkan rumah dengan berbagai alasan untuk membenarkan perbuatan diatas meskipun sudah jelas bahwa perbuatan tersebut dilarang.
Padahal sudah jelas peringatan  Allah Ta’ala dalam firmanNya,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Sehingga wanita tersebut berkata: “Tidak ada seorangpun yang melihatku kecuali aku buat terpana”. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Irwaul Ghalil no. 273 bahwa sanad hadits ini shahih).
Dibawah ini merupakan pertanyaan yang disampaikan laki-laki teman curhat sekontornya yang akhirnya saling tertarik, yang sempat dilansir media untuk kepentingan konsultasi,
saya laki laki (single) umur 28 tahun, saya memiliki teman seorang wanita yg sudah berkeluarga, singkat cerita teman saya ini memiliki masalah dengan suaminya, yg suka selingkuh dan pemabuk berat, kelakuan suaminya ini baru diketahui setelah setahun pernikahan mereka.

Teman saya ini cukup akrab dengan saya karena kita satu kantor, mskipun bgtu, biasanya dia menghubungi saya hanya untuk menanyakan masalah kerjaan saja, tidak ada basa basi lain, lama kelamaan ntah kenapa dia jadi curhat tentang masalah keluarganya yang sudah lama ia pendam sendiri, dan akhirnya dia mengungkapkan bahwa dia sudah tidak mampu mencintai suaminya seperti dulu, karena menurutnya suaminya sudah tidak bisa diajak berkomunikasi secara serius, setiap di ajak bicara suaminya hanya diam dan pergi, tanpa memberikan tanggapan, kemudian pulang seperti tidak ada masalah apa apa.
Teman saya ini benar benar sudah kehabisan kesabaran menghadapi suaminya dan tidak tahu harus berbuat apa, mendengar itu sbagai teman yang dimintai pendapat, saya pun berusaha memberikan solusi yg terbaik untuk keutuhan rumah tangga mereka, dengan menganjurkan untuk mengkomunikasikan masalah tersebut kepada orang tua, saya takut nanti dikira mencampuri urusan rumah tangga orang, karena waktu itu saya memang tidak ada perasaan apa apa, hanya sebatas teman, dan memang tidak ada riwayat seblumnya (bukan mantan pacar).

Namun setelah sekian lama diam diam ternyata teman saya ini menaruh hati kepada saya, sehingga dia intens berkomunikasi dengan saya, dia sering ngasih perhatian kepada saya, menanyakan kabar, mengingatkan makan, sholat dll, bahkan dia memanggil saya dengan sebutan mesra meskipun semua itu hanya lewat sms, awalnya saya menolak panggilan itu, namun akhirnya saya biarkan juga.

Ssekian lama waktu berselang akhirnya ada perasaan iba dan sayang juga di hati saya, sehiggga kita pun lebih sering berkomunikasi seperti layaknya orang yang berpacaran, meskipun topik obrolannya cuma menanyakan kegiatan sehari hari, namun semakin kesini saya sadar bahwa posisi saya ini tidak benar, kemudian saya bilang kpd teman saya untuk menghentikan hubungan ini, sebelum kita terjerumus kedalam zina yang lebih parah, teman saya bilang “oke, kalo begitu bagaimana kalo kita menjalani hubungan ini lebih serius?

saya harus jawab apa, sepertinya teman saya ini benar benar sudah mantap dengan pilihannya, terus terang saya tidak mampu membohongi diri bahwa ada rasa sayang kepada teman saya ini, tapi disisi lain saya juga merasa bersalah karena menerima cintanya dalam posisi dia sekarang yang masih bersuami.

Apa yang disampaikan tersebut diatas berawal dari  komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat, hingga tertanam cinta karena syahwat. Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal, Allah kesampingkan rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan dengan kehadiran orang baru dalam hatinya.
Apa yang dilakukan keduanya tersebut merupakan dosa besar, takhbib namanya. Menjadi penyebab percerian dan kerusakan rumah tangga. Karena kehadirannya, membuat seorang wanita menjadi benci suaminya dan meminta untuk berpisah dari suaminya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadis, memberikan ancaman keras untuk pelanggaran semacam ini. Diantaranya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا
”Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)

Dalam hadist lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا
Siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dariku.” HR. Ahmad 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat orang yang melakukan takhbib, dan beliau berlepas diri dari pelakunya. Takhbib termasuk salah satu dosa besar. Karena ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang untuk meminang wanita yang telah dilamar oleh lelaki lain, dan melarang seseorang menawar barang yang sedang ditawar orang lain, maka bagaimana lagi dengan orang yang berusaha memisahkan antara seorang suami dengan istrinya atau budaknya, sehingga dia bisa menjalin hubungan dengannya.
 
Memahami hal ini, berhati-hatilah dalam bergaul dengan lawan jenis siapapun dia. Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik, niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa. Kendatipun awal niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Saya merasa dekat dengan Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan untuk tahajud, untuk puasa sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya, hatiku merasa nyaman dan tentram bersamanya, dan seterusnya dengan hayalan bisikan setan, yang terlaknat.
إن الشيطان ليفتح للعبد تسعة وتسعين بابا من الخير يريد به بابا من الشر
“Sesungguhnya setan membukan 99 pintu kebaikan, untuk menjerumuskan orang ke dalam satu pintu keburukan.

Bagi laki-laki, hati-hatilah dan selalu ingat Allah SWT yang maha melihat, jangan sampai menerima curhat wanita tentang keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskan. Dan bagi perempuan sebaik dan semulia tempat adalah di rumah suaminya, itu amanah yang harus dijaga, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” HR. An-Nasai, . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Ketaatan itu hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (kebaikan).” HR. Bukhari dan Muslim. firman Allah Ta’ala,
وَلاَ مُتَّخِذَاتِ أَخْدَانٍ
Dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya ….
(Q.s. An-Nisa’: 25)
وَلاَ مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ
… Dan tidak (pula lelaki) yang memiliki gundik-gundik ….”(Q.s. Al-Maidah: 5)

Tidak ada komentar: