Rabu, 05 November 2008

Pendirian Masjid di Seville Masih Sebatas Mimpi

Pendirian Masjid di Seville Masih Sebatas Mimpi

By Republika Contributor
Print PRINT
Pendirian Masjid di Seville Masih Sebatas Mimpi

MASJID: Salah satu masjid peninggalan Bangsa Moor di Seville,telah diubah menjadi kathedral sejak 1402. Keinginan Muslim Seville mendirikan masjid agung baru masih jauh dari kenyataan.

SEVILLE — Terlepas dari upaya tahunan tanpa henti, pendirian masjid resmi negara masih jauh dari kenyataan bagi komunitas Muslim di selatan kota Seville, Ibu kota daerah otonom Andalusia, Spanyol.

"Kami masih bernegosiasi dengan pemerintah kota untuk menemukan solusi masalah ini," ujar pemimpin komunitas Muslim, Malik Roueth seperti yang dikutip oleh IslamOline.com.net

Setelah petugas walikota mangkir dari janji-janji, termasuk untuk mengalokasikan lahan bagi masjid, tidak ada pilihan bagi sejumlah besar komunitas Muslim, selain membeli sebidang lahan.

"Kami membutuhkan sekurangnya 6 juta euro (hampir 84 milyar rupiah), ujar Roueth, mengungkapkan harga yang meroket di kawasan tersebut.

Selama bertahun-tahun, Muslim di Seville telah berupaya mendirikan masjid agung di selatan kota. Upaya dengan pemerintah lokal untuk mendapat sebidang tanah yang cukup untuk masjid berkapasitas hingga 10.000 orang berulang-ulang terbentur tembok. "Menemukan lahan kosong seluas 6.000 meter persegi bukan hal muda," ujar Malik.

Rencana pendirian masjid di Seville ini bukan hanya mendapat hambatan dari pemerintah. Beberapa warga lokal menyatakan penolakan keras disertai amarah terhadap rencana itu.

Sehingga sebulan lalu, pemerintah membekukan rencana mengalokasikan lahan untuk masjid setelah protes merebak. Para penentang menyembelih kepala babi di lokasi, dan mempercayai jika tindakan itu akan mendorong Muslim membatalkan rencana.

Sebagai reaksi kepada penentang, pemerintah menarik alokasi meskipun keputusan itu mengakibatkan Muslim harus membayar lebih dari 200 ribu euro untuk menyediakan lahan bagi konstruksi masjid.

"Saat ini kami tidak berencana mencari dukungan keuangan dari pemerintah lokal," ujar Malik."Kami memiliki prioritas lain," imbuh Malik.

Pada tahun 2005, pemerintah lokal membatalkan keputusan untuk memberi lahan setelah aksi protes serupa dari warga lokal terjadi. Pengadilan Spanyol kala itu memang menentang pemberian tanah negara untuk tempat ibadah.

"Keputusan itu menjadi preseden," kata Malik. "Gereja Katholik justru yang paling terpengaruh, karena hampir sebagian besar gereja dibangun di atas lahan negara," ujar Malik lagi.

Seville, adalah Ibu kota Andalusia, wilayah otonomi terpopuler dan terbesar kedua dari 17 wilayah otonomi yang membentuk Kerajaan Spanyol. Kathedral Seville saat ini menempati lokasi masjid kuno yang terkenal di dunia karena menara yang bernama Giralda.

Dengan empat kubah tembaga terlihat dari jarak puluhan meter, menara bangsa Moor itu dulu digunakan untuk mengumandangkan adzan, memanggil orang beribadah saat masuk waktu sholat.

Menara yang membutuhkan 12 tahun untuk mendirikan diakui sebagai salah satu dari tiga menara Almohad terbaik, yang lain berada di kota-kota Maroko, yakni Rabat dan Marrakesh. Giralda menjadi menara bel bagi Katedral Nasrani sejak 1402.

Jumlah Muslim di Spanyol sendiri diperkirakan mencapai 1,5 juta orang dari populasi total penduduk sebesar 40 juta. Islam menjadi agama kedua setelah Katholik dan Kristen, dan telah diakui resmi melalui undang-undang kebebasan beragama yang dikeluarkan pada Juli 1967.

Tidak ada komentar: