Jumat, 14 November 2008

Tugas Setelah Pulang Haji

Tugas Setelah Pulang Haji


Banyak hal yang bisa dilakukan setelah berhaji, antara lain berpartisipasi aktif dalam pemberantasan buta huruf Alquran, membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan, serta tidak merokok terutama di tempat-tempat umum.


Tiap tahun, Indonesia mengirimkan ratusan ribu calon jamaah haji ke Tanah Suci. Beberapa tahun terakhir, jumlahnya sudah di atas 200 ribu orang per tahun.Ibadah haji merupakan salah satu puncak ibadah dalam Islam. Ibadah yang satu ini diwajibkan kepada Muslim yang mampu. Baik mampu dari segi biaya, maupun fisik/kesehatan.

Tiap orang yang berhaji pasti menginginkan gelar haji mabrur. Sebab, haji mabrur itu tiada lain balasannya kecuali surga. ''Untuk meraih haji mabrur, pertama-tama niatnya harus ikhlas. Kedua, harus dengan ilmu,'' kata Ummu Gaidha Muthmainnah.Hal senada diungkapkan Walikota Depok Nurmahmudi Ismail. ''Siapapun yang ingin meraih haji mabrur, maka dia harus memulainya dengan niat betul-betul ikhlas karena Allah. Kemudian diikuti dengan pelaksanan syarat, rukun dan wajib haji dengan sebaik mungkin,'' tutur Nurmahmudi Ismail.

Perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk meraih haji mabrur. Namun, tidak kalah pentingnya menjaga kemabruran tersebut setelah kembali ke Tanah Air. ''Kemabruran itu harus terus-menerus dijaga setelah pulang ke Tanah Air, antara lain dengan selalu menegakkan shalat fardhu berjamaah, bersedekah, menjaga akhlak dan sebagainya,'' kata Ummu Gaidha Muthmainnah yang akrab dipanggil Teh Ninih.

Menurut Nurmahmudi Ismail, sudah seharusnyalah para jamaah haji itu sepulang dari Tanah Suci memberikan kontribusi yang terbaik buat masyarakat, khususnya masyarakat lingkungannya. Salah satunya adalah turut berpartipasi aktif dalam pemberantan buta huruf Alquran.Hingga saat ini, masih banyak warga Depok yang belum pandai membaca Alquran. Bahkan, berdasarkan temuan di lapangan, ada calon jamaah haji yang masih buta huruf Alquran. ''Kami menghimbau para calon jamaah haji asal Depok agar setelah pulang haji nanti aktif dalam pemberantasan buta huruf Alquran,'' kata Nurmahmudi Ismail saat melepas calon jamaah asal Depok kelompok terbang (Kloter) 14 Jawa Barat di Lapangan Mako Brimob, Depok, Ahad (9/11).

Pemberantasan butu huruf Alquran itu dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Lalu tetangga dan lingkungan terdekat. ''Kalau perlu, setelah pulang haji tunjuk dan bayar seorang guru mengaji Alquran untuk keluarga dan tetangga,'' ujarnya.Hal lain yang juga penting, tambah Nurmahmudi, melaksanakan sunnah Rasul dalam kehidupan keseharian. Salah satunya adalah makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan. ''Sampai saat ini, masih banyak warga Depok yang makan minum masih menggunakan tangan kiri.

Terutama kalau minum teh botol, minuman bersoda dalam botol maupun air kemasan, sering tanpa sadar kita menggunakan tangan kiri. Padahal, Nabi mengajarkan kepada kita agar makan dan minum dengan tangan kanan. Nah, para jamaah haji asal Depok kami harapkan ikut berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan gerakan makan minum dengan tangan kanan,'' tandasnya.

Di samping itu, Nurmahmudi juga mengajak seluruh jamaah haji asal Depok menyukseskan Surat Edaran (SE) Walikota Depok yang berisi himbauan untuk tidak merokok di tujuh tempat. Yakni, sarana umum, tempat pendidikan, sarana ibadah, fasilitas kesehatan, tempat kerja, angkutan umum, dan tempat permainan anak. ''Ulama mengatakan, hukum merokok itu minimal makruh. Makruh adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Karena itu, seyogyanya warga Depok yang sudah berhaji ikut aktif menyadarkan dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat untuk tidak merokok di tujuh tempat,'' kata Nurmahmudi Ismail.


Jangan Lupa Mengaktifkan Roaming Internasional


Agar tak terputus hubungan dengan keluarga di Tanah Air, calon jamaah haji diimbau tidak mematikan ponsel selama berada di Tanah Suci. Calhaj juga diingatkan untuk mengaktifkan roaming internasional. ''Aktivasi sebaiknya dilakukan sebelum keberangkatan, agar calhaj bisa menghubungi dan dihubungi keluarganya,'' kata GM Corporate Communication Telkomsel, Azis Fuedi.

Aktivasi bisa saja dilakukan saat berada di Tanah Suci. Namun, kata Azis, apabila aktivasi di Tanah Suci, akan ada jeda beberapa waktu di mana seseorang tidak bisa menghubungi atau dihubungi melalui ponselnya. ''Sebaiknya aktivasi dilakukan di Indonesia,'' kata Azis Fuedi.Dalam banyak kasus, calhaj sering lupa mengaktifkan roaming internasional. Karena belum aktif, mereka tidak bisa dihubungi atau menghubungi. Hal ini, seringkali menimbulkan kekhawatiran pada keluarga di Tanah Air. Selama di Tanah Suci sendiri, calhaj seringkali juga tidak tahu harus berbuat apa. Menghadapi situasi ini, sebaiknya calhaj berkonsultasi dengan pimpinan kelompoknya, agar mendapatkan solusi.

Sekadar mengingatkan, sebelum meninggalkan Tanah Air, ada baiknya mencek kembali ponselnya. Apakah layanan internasional roaming sudah diaktifkan. Ini bisa dilakukan dengan menghubungi kantor pelayanan masing-masing operator.Apabila belum, segera aktifkan. Untuk pelanggan prabayar aktivasi internasional roaming bisa dilakukan dengan SMS. Untuk pelanggan KartuAS dan Simpati bisa dilakukan dengan mengirim SMS ke 616. Sementara untuk pelanggan IM3 telah dilakukan aktivasi otomatis oleh operator.

Bagaimana dengan pelanggan pascabayar? Untuk pelanggan pascabayar Indosat, XL atau Telkomsel, aktivasi harus dilakukan di masing-masing kantor pelayanan, seperti Galeri Indosat, XL Centre atau Graprari/GeraiHalo. Bila belum sempat melakukan aktivasi, pelanggan Indosat dan Telkomsel bisa melakukan aktivasi di Makkah atau Madinah. Di dua kota ini, baik Indosat maupun Telkomsel membuka posko layanan telekomunikasi.

Selanjutnya, dengan memperhatikan perbedaan waktu antara Saudi Arabia dan Indonesia (sekitar empat jam), serta padatnya aktivitas jamaah haji selama berada di tanah suci, untuk kenyamanan komunikasi dianjurkan agar menggunakan SMS terlebih dahulu. Dengan mengirim SMS terlebih dahulu, akan ada kepastian bahwa komunikasi diantara pihak bisa berlangsung dengan baik.

Tahun ini, operator telekomunikasi di Saudi Arabia menaikkan tarif komunikasi hingga dua kali lipat. Agar komunikasi hemat, dianjurkan berkomunikasi menggunakan SMS. Bila ingin berkomunikasi dengan suara --termasuk video call -- perhatikan terlebih dahulu biaya yang diberlakukan operator. Ada operator yang memberlakukan biaya panggilan dari Arab Saudi murah, namun biaya roaming mahal. Ada pula yang sebaliknya.

Untuk pelanggan Telkomsel dan Indosat, dianjurkan menghubungi calhaj di Tanah Suci, karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan calhaj menghubungi keluarga di tanah air. Bila dimungkinkan, melakukan panggilan dengan video call, karena sentra kegiatan haji di Saudi Arabia telah tercover 3G/HSDPA. Video call memiliki makna lebih ketimbang panggilan biasa atau SMS.

Biaya menerima telepon -- termasuk video call -- di Saudi Arabia berkisar antara Rp 4.500 - Rp 6.000. Biaya ini dibebankan kepada penerima panggilan, pemanggil hanya dikenai biaya panggilan biasa. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan panggilan dari Saudi Arabia yang besarnya bisa empat hingga lima kali lipat dan dibebankan kepada pemanggil. Untuk panggilan video, akan dikenakan biaya yang lebih mahal.mr-dialogjum'atrepublika

Tidak ada komentar: