Pohon Kebaikan
Oleh: Amiruddin Thamrin MA
Insan di muka bumi, sadar atau tidak, tengah menanam pohon yang kelak pasti akan memetik hasilnya. Pohon yang kelak dipetik hasilnya akan baik sekiranya disiram dengan air yang baik dan akan menghasilkan buah yang bermutu jika dipelihara dengan seksama.
Siraman air dan perawatan baik yang akan menentukan hasil buah yang diharapkan. Tanpa itu, pohon hanya menghasilkan sampah dan bahkan akhirnya mati.
Pohon laksana amalan yang ditanam, siraman air dan perawatan laksana perangai (akhlak mulia), dan buah adalah ganjaran dari amalan dimaksud. Imam Abdul Abbas Ahmad al-Baghdadi, seorang ulama sufi kenamaan pada zamannya, pernah mengingatkan bahwa hasil dari pohon adalah akibat dari air siramannya, ''Pohon makrifat (ilmu pengetahuan) disiram dengan air ide-ide pemikiran cemerlang. Pohon kelalaian disiram dengan air kebodohan, dan pohon taubat disiram dengan air penyesalan. Pohon kasih sayang disiram dengan air sedekah. Seorang ilmuwan jika tak diiringi dengan akhlak mulia, maka orang tersebut sebenarnya masih bodoh.''
Menurut Abdul Abbas dalam kaitan ini bahwa cendekiawan, llmuwan dan kiai setinggi apa pun ilmunya jika tidak disertai dengan akhlak mulia dan mengamalkan ilmunya tidak bisa disebut sebagai ilmuwan atau kiai. Manusia dituntut untuk senantiasa melakukan sesuatu dengan ilmu yang amali dan amal yang ilmi.
Untuk mengharapkan kesuksesan, pohon-pohon (amalan) ini semuanya harus disiram dengan air keikhlasan, ketakwaan, kegigihan, keuletan, ketekunan, giat belajar, dan mawas diri. Introspeksi diiringi dengan akhlak mulia dan senantiasa berjalan dengan tuntunan yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Tak ada kalimat lain yang keluar dari mulutnya kecuali kalimat yang baik. Kalimat dan perilaku indah merupakan pohon kesuksesan yang terus berkibar yang diumpamakan oleh Tuhan sebagai pohon yang langgeng.
''Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buah pada semua musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar senantiasa ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak (tetap) sedikit pun.'' (QS Ibrahim [14]: 24-26).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar