Selasa, 02 September 2008

Drupadi

Dianggap Melanggar Ajaran Agama Hindu

Belum juga diputar, film pendek Drupadi produksi SinemArt menuai protes. Film yang diproduseri Dian Sastrowardoyo dan Wisnu itu dianggap melanggar beberapa hal dari ajaran agama Hindu.

Hal itu diungkapkan World Hindu Youth Organization (WHYO) saat jumpa pers di Komalas Cafe, Jakarta, kemarin. Pihaknya telah membaca berbagai pemberitaan tentang film Drupadi di internet serta media massa. Mereka mengaku mendapati bahwa beberapa hal mencederai keyakinan agamanya.

Presiden WHYO I Gusti Ngurah Arya Vedakarna, mengurut beberapa kesalahan yang juga tertuang dalam press release-nya. Antara lain, dalam film Drupadi disebutkan bahwa Mahabarata adalah sebuah kisah klasik. Padahal, menurut dia, dalam kepercayaan Hindu, kitab suci Mahabarata adalah satu bagian kumpulan dari kitab suci Weda. "Mahabarata adalah kisah nyata yang pernah terjadi 5000 tahun silam di Negeri Barata," jelasnya.

Lalu, disebutkan bahwa dalam film yang akan diputar pada Jakarta International Film Festival (Jiffest) tersebut peran Dewi Drupadi telah memanusiakan dirinya. Padahal, kritiknya, dalam kitab suci Mahabarata, Dewi Drupadi adalah putri Dewa Agni yang berasal dari api.

Dalam film juga diceritakan Drupadi hanya bersuamikan Arjuna. Seharusnya, lanjut Arya, jika sesuai kitab suci Weda, Dewi Drupadi adalah istri Panca Pandawa, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.

Menurut Arya, tidak benar juga jika Drupadi melakukan poliandri karena figur Dewi Drupadi adalah figur suci dan setara dengan dewa. "Dalam film tersebut diceritakan kalau Drupadi menikahi Panca Pandawa karena takdir. Kami (WHYO) tidak setuju kalau itu disebut takdir. Karena dalam kitab suci kami tidak ada kata-kata itu, melainkan hukum karma," ulasnya.

Meski begitu, Arya tidak meminta produksi film yang resensinya sudah banyak ditulis media massa itu segera dihentikan. Pihaknya hanya meminta ada perbaikan sebelum diputar untuk umum atau minimal melibatkan pihaknya sebelum produksi. "Kami bukan menolak, justru kami mendukung," ungkapnya.

Sementara itu, Abdul Azis, dari SinemArt, mengaku akan mengkajinya lebih lanjut. "Tapi, itu bukan film religi. Dan, mereka sendiri belum menonton filmnya,"

Tidak ada komentar: