Kamis, 04 September 2008

Cerdik Hadapi Anak Pemilih Makanan


Cerdik Hadapi Anak Pemilih Makanan




Orangtua seringkali dibuat pusing oleh prilaku anak yang menolak makan. Maunya hanya jajanan yang manis dan menolak makanan lengkap bergizi yang sudah dihidangkan. Hal tersebut bukan hal sepele.

Prilaku tersebut biasa disebut dengan picky eater (pilih-pilih makanan). Anak yang cenderung berperilaku picky eater akan mengalami kesulitan dalam meramu variasi makanan untuk memenuhi kecukupan gizinya.

Umumnya mereka mengonsumsi makanan sehari-hari cenderung seragam. Padahal tubuh mungil anak membutuhkan keragaman makanan sebagai cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Mereka juga biasa berusaha mencari alasan tidak makan, misalnya dengan ngemut makanan, mempermainkan, atau memuntahkan makanan.

Anak-anak yang pilih-pilih makanan bisa saja setelah besar tidak mau mengkonsumsi makanan yang keras. Bahkan nasi pun harus diganti bubur.

Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, Neil Izenberg MD membenarkan, tingkah laku anak-anak yang sangat pemilih terhadap makanan dan hanya menginginkan makanan yang sama setiap hari dapat membingungkan.

“Sebagian anak pemilih makanan tersebut memang bersifat alami, tapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk mendorong anak mencoba sedikit dari makanan yang mengandung nutrisi yang diperlukan setiap waktu makan,” ujar Neil.

Dia menuturkan, makanan dapat divariasikan dengan mengolah bahan-bahan makanan yang anak sukai. Jangan lupa untuk mengikutsertakan anak dalam mempersiapkan makanan tersebut.

“Mengambil bagian dari sesi belanja, memasak dan menyajikan dapat membantu anak untuk merasa tertarik,” terangnya.

Neil menegaskan, penting untuk tidak membiarkan kebiasaan pemilih anak, menjadi bahan keributan pada setiap waktu makan. Meskipun orangtua tidak harus selalu memasak khusus untuk makan anak setiap hari, namun dapat menyertakan makanan yang disukai anak untuk menghindari anak kelaparan.

“Meskipun terlihat membuat mudah, jangan pernah menggunakan makanan sebagai bentuk hadiah. Dengan mengatakan bahwa anak Anda dapat makan kue kesukaannya setelah makan sayur brokoli, sebenarnya orangtua hanya mendorong anak untuk lebih menghargai kue dibandingkan sayuran,” paparnya.

Ahli Nutrisi dari University of California, Berkeley, Nancy Hudson mengungkapkan, untuk anak-anak batita (bawah tiga tahun) penting untuk membiarkan anak untuk menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya.

“Seorang anak perlu merasa memegang kontrol terhadap makanan yang dikonsumsinya,” kata Nancy.

Dengan memaksa anak batita mengkonsumsi makanan yang tidak disukai atau porsi makanan yang terlalu besar, tambahnya, justru dapat memicu permasalahan nantinya.

Kebiasaan orangtua untuk memaksa anak mencoba makanan jenis baru juga hanya akan membuat anak semakin keras kepala dan tidak ingin mencoba berbagai hal baru. Sehingga, dia menyarankan jika batita lebih senang mengkonsumsi makanan tertentu sepanjang hari, orangtua jangan panik.

“Mulailah mencatat makanan jenis apa saja yang dimakan anak Anda. Mungkin saja sebenarnya dia telah memenuhi semua kebutuhan utama nutrisinya. Jika Anda masih khawatir dengan kebiasaan makan anak yang kurang baik, tanyakan dokter anak untuk memberinya tambahan multivitamin,

Tidak ada komentar: