Adab Berpuasa
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad SAW, dan para sahabat, keluarga serta pengikutnya, sampai akhir zaman yang selalu menjadi manusia beriman dan betakwa dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Ada beberapa adab berpuasa yang harus kita perhatikan agar ibadah puasa kita diterima Allah SWT, antara lain:
1. Berpuasalah dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah semata, bukan karena riya‘, sum’ah, taqlid kepada manusia, mengikuti keluarganya atau penduduk negerinya. Demikian juga ketika kita mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan (tarawih), hendaklah kita mengerjakannya dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala kepada Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang shalat di malam harinya (tarawih) karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu dan barangsiapa yang shalat malam bertepatan dengan datangnya lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu.”
2. Membiasakan diri kita bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sesuai dengan firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah:183)
Sesuai pula dengan sabda Nabi: “Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhari no.1903)
3. Menjauhi apa yang diharamkan Allah berupa berbohong, mencela, mencaci, menipu, khianat, melihat sesuatu yang haram seperti melihat lawan jenisnya yang bukan mahramnya, mendengarkan hal yang haram seperti musik, nyanyian, mendengarkan ghibah, ucapan dusta dan sejenisnya, serta perbuatan haram lainnya yang harus dijauhi oleh orang yang sedang berpuasa dan selainnya, akan tetapi terhadap orang yang puasa lebih dikuatkan perintahnya.
4. Memperbanyak shadaqah, amal kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, terutama di bulan Ramadhan. Sungguh Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan tatkala Jibril menjumpainya untuk bertadarrus Al-Quran. (Lihat HR. Al-Bukhari no.1902)
5. Makan sahur dan mengakhirkannya, sesuai sabda Nabi: “Makan sahurlah kalian karena di dalam sahur ada barakah.” (HR. Al-Bukhari no.1923 dan Muslim no.1095)
6. Berbuka puasa dengan ruthab (kurma yang sudah matang), jika tidak didapatkan boleh dengan tamr (kurma yang belum sampai ruthab), jika itupun tidak diperoleh maka dengan air. Menyegerakan berbuka tatkala telah jelas benar tenggelamnya matahari, berdasarkan sabda Nabi: “Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa.” (Muttafaqun ‘alaih dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy)
{Diambil dari kitab “Fataawash Shiyaam” karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, “Fataawash Shiyaam” karya Asy-Syaikh Ibnu Baz dan lain-lain serta kitab “Fataawal ‘Aqiidah wa Arkaanil Islaam” karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dengan beberapa perubahan}
Wallaahu A’lam.mr-bangkapos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar