Minggu, 07 Juli 2013

TENAGA DALAM



TENAGA DALAM

Berbagai jenis ilmu terus berkembang, begitu halnya dengan ilmu tenaga dalam. Dalam beberapa perguruan silat ada yang mengajarkan ilmu tenaga dalam yang mengandung banyak kesaktiannya. Mulai dari menjaga kesehatan, mempertahankan diri, mengusir jin,  sampai pada menyerang orang lain,  kesemuanya dapat dilakukan dengan ilmu tenaga dalam dan menjadi sakti.
 Secara sederhana tenaga dalam dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara membangkitkan kekuatan tenaga dalam-luar ragawi, dengan cara-cara tertentu, ada yang lewat pernapasan, ada yang lewat jurus tertentu, ada juga dengan tenaga yang dihentakkan dengan emosi menyerang. Padahal Rasulullah Muhammad Saw, melarang marah atau emosi “ sabdanya “Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” HR. Bukhori
Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi bersumber dari setan, sebagaimana sab­da Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya marah atau emosi adalah (bersumber) dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang kamu marah maka berwudhulah. “Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” HR. Bukhori
Menurut syariat, ilmu semacam itu tidak dibenarkan tidak membawa manfaat, tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosul, dan rasulpun tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya atau menyuruhnya untuk mempelajarinya, padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah melawan kafir Qurais. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad sepeninggal Rasulullah.
Rasulullah dan para sahabat nabi tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut atau  menyuruhnya belajar kepada para pasukan perangnya. Seandainya ilmu tersebut atau sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan meroboh­kan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rosulullah dan para sahabat,  dan di­wariskan  kepada generasi sesu­dahnya begitu seterusnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak per­nah terjadi, dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ada dalam ilmu tersebut.
Yang dimaksud tidak membawa manfaat yaitu yang menuju kepada upaya  mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta kese­lamatan dunia dan akhirat. Di samping Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelaka­kan manusia dan larangan dari mempelajarinya, karena bukan  diperoleh dengan ketaatan, keimanan dan ketakwaankepada Allah SWT,  melainkan dengan bantuan ji atau setan Firman-Nya:  “Dia (Alloh) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at­-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9)


Description: http://www.dudung.net/images/quran/9/9_33.png

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. Qs 9:33

Description: http://www.dudung.net/images/quran/48/48_28.png


Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. Qs 48:28

Description: http://www.dudung.net/images/quran/61/61_9.png


Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. Qs 61:9

Bagi muslim “haram” mempelajarinya, karena ilmu tersebut dapat menuntun seseorang terperosok pada kesesatan dan kesyirikan, disamping dampak negatif dengan  hilangnya rasa tawakal kepada Alloh Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak butuh pertolongan siapa pun termasuk kepada Allah SWT.wallahu’alam.mr-nop2012
-----------
Lihat, Syaiful Bakhri, Tenaga dalam inti iman, Penerbit : Media Ilmu, Demak 1996 Buku ini menyajikan kiat membangkitkan tenaga dalam serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangkitkan daya dan kekuatan dalam diri. Petunjuk latihan pernapasan pembangkitan tenaga dalam inti iman, amalan perisai diri, kekebalan badan, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.

Tidak ada komentar: