dari hud-hud ada pelajaran
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah SWT dengan memiliki berbagai keistimewaan, salah satunya
adalah ia mampu berbicara dan memahami bahasa hewan sehingga semua makhluk itu
mengikuti kehendaknya.
Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah
memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan ‘segala puji
bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman
telah mewarisi Daud dan dia berkata
‘Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan
kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah
yang nyata.”
Di samping itu Nabi Sulaiman juga dapat menundukkan
jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan
tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasa,
bangunan istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin
bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan
sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin
ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya.
Dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan
kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”
Diriwayahkan pada suatu ketika, Nabi Sulaiman
mengumpulkan dan memeriksa seluruh pengikut-pengikutnya baik dari kalangan
manusia, jin dan binatang, termasuk burung-burung. Berdasarkan pemeriksaannya,
Nabi Sulaiman tidak melihat adanya burung hud-hud, dan mengancam akan
menyembelihnya bila tidak ada alasan yang bisa diterima atas ketidakhadirannya.
Tidak lama kemudian, burung hud-hud datang menghadap Nabi Sulaiman, ia menjelaskan
perihal keterlambatannya karena mencari berita tentang adanya seorang wanita
yang menjadi pemimpin suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung hud-hud
tersebut, akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang dipimpin oleh
ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi Sulaiman.
Kisah tersebut diabadikan dalam
Quran Surat An-Naml ayat 20-28.
|
|
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa
aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Qs 27:20
|
|
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang
keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang
kepadaku dengan alasan yang terang". Qs 27:21
|
|
|
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya;
dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang
diyakini. Qs 27:22
|
|
|
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah
mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang
besar. Qs27 : 23
|
|
|
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain
Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak dapat petunjuk, Qs 27 : 24
|
|
|
agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Qs 27 : 25
|
|
|
Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang
mempunyai 'Arsy yang besar". Qs 27 : 26
|
|
|
Berkata
Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta. Qs 27 : 27
|
|
|
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu
jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah
apa yang mereka bicarakan" Qs27:28
|
Dari kisah tersebut diatas, dapat dipetik pelajaran
bahwa Nabi Sulaiman sebagai pucuk pimpinan digambrakan penuh perhatian
kepada rakyatnya. Ia menegakkan
kedisiplinan dengan memerikasa anak buahnya dengan detil dan teliti. Sehingga
ia tahu persis mengenai sesuatu yang hilang atau tidak hadir.
Mengapa tidak hadir? Apa sebab ketidak hadirannya? Sedemikian rupa sehingga
seekor burung Hud-hud yang pada waktu itu nampak tidak hadir dipertanyakan.
“Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?
Ketidakhadiran seorang anggota dalam sebuah pertemuan
tanpa pemberitahuan sebelumnya adalah masalah yang harus mendapatkan perhatian
secara serius. Nabi Sulaiman benar-benar menunjukkan sikap keseriusannya.
Simaklah pernyataannya: “Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab
yang keras, atau benar-benar menyembelihnya”. Di sini Nabi Sulaiman ingin menegakkan kedisiplinan dan kejujuran
sebagai tonggak hidup sebuah masyarakat. sekecil apapun yang mengarah kepada
penggerogotan sikap disiplin dan
kejujuran harus mendapat tindakan yang tegas.
Memberikan hukuman yang setimpal adalah kewajiban
seorang pemimpin bila didapati anggotanya melakulan kesalahan atau pelanggaran.
Ketidaktegasan dalam menegakkan hukum akan menyebabkan sikap main-main,
kebiasaan berbuat maksiat dan keberanian melanggar aturan. Nabi Sulaiman memang
telah melakukannya dengan tegas dalam menentukan hukuman, tetapi ia bukan tipe
pemimpin yang sewenang-wenang. Bila ada alasan yang jujur dan logis dan bisa diterima tentu ada pertimbangan lain.
Nabi Sulaiman berkata: kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan
alasan yang terang”.
Tentu Ini untuk
menunjukkan betapapun sikap dan perbuatan sekecil apapun harus berdasarkan
alasan yang kuat, apalagi sikap tersebut berupa sebuah pelanggaran. Maka ia
harus mempertanggungjawabkannya secara jujur.
Untuk menunjukkan betapa perkara ringan itu tidak
boleh dianggap ringan, Rasulullah Muhammad Saw menegaskan bahwa banyak perkara
ringan atau sepele, tetapi di sisi Allah mempunyai bobot pahala dan kebaikan
bagi yang melakukannya. Dari Abu Dzar r.a. ia berkata bahwa Rasulullah SAW.
bersabda, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu, perintahmu
mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah bagimu, kamu
menunjuki orang yang tersesat juga merupakan sedekah bagimu, membantu orang
yang kurang penglihatannya juga merupakan sedekah bagimu, menyingkirkan batu,
duri dan tulang dari jalan juga merupakan sedekah bagimu, kamu menuangkan air
dari timbamu ke timba saudaramu juga merupakan sedekah bagimu." (H.R.
Bukhari dan Tirmidzi) wallahu’alam. Mr’okt12
--------------
Refferensi
@. Imam Ahmad Ibnu, Nabi Sulaiman dan burung hudhud,
Diva Press, Agustus 2009
@. Irving Karchmar-Sang Raja jin, petualangan
menemukan cincin Nabi Sulaiman, pn Mizania, PT Mizan Pustaka, 2012
@. Abu
Muhammad Miftah, Kerajaan Nabi Sulaiman, pn
Hikmah anak sholeh, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar