Azan di telinga orang kesurupan
Banyak disaksikan orang azan di telingan orang yang pingsan,
kesurupan atau di telinga orang yang sedang di rukyah. Siapapun yang melihatnya
menganggap hal itu suatu yang biasa dilakukan dan dianggap benar kerena memang
begitu caranya menolong yang kesurupan atau merukyah orang yang kemasukan jin
atau setan katanya. Walaupun tidak diketemukan petunjuk atau tidak ada dasar contohnya,
karena hal itu sudah turun menurun dari nenek moyang melakukannya demikian.
Siapapun yang melakukannya mereka merasa yakin dan benar begitu caranya
menolong orang yang kesurupan atau merukyah.*1
Memang ada yang mengemukakan hadist mengenainya,
“Apabila momok (jin) menjelma, maka kumandangkanlah adzan.” [HR.
Ibnu Abi Syaibah Ahmad dalam Al-Musnad ,
Abu Ya'laa dalam Al-Musnad.
Namun disepakati
bahwa hadist ini lemah, karena di
dalamnya terdapat inqitho’ (keterputusan) antara Hasan Al-Bashriy dengan
sahabat Jabir. Sementara hadits ini juga tak memiliki penguat yang bisa
mengangkatnya menjadi hasan sehingga haditsnya tetap dho’if (lemah). Hadits ini
dilemahkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Adh-Dho’ifah*2. Karenanya tidak boleh
dijadikan hujjah dalam beramal dan beribadah. Karena adzan adalah ibadah yang
harus didasari dalil (tawqifiyyah), tidak dikumandangkan, kecuali untuk sesuatu
yang dijelaskan oleh syariat. Walaupun difahami bahwa bila adzan dikumandangkan
untuk memanggil orang sholat, maka setan lari menjauh sambil mengeluarkan suara
kentutnya yang keras agar tidak terdengar.
Untuk merukyah seseorang
tidaklah perlu mengazaninya dan diarahkan atau dibisikkan di telinganya. Karena
yang demikian bukanlah cara merukyah, karena meruqyah hanya
sebagai perantara untuk memohonkan kesembuhan bagi pasien dengan cara membaca
al-Quran.
Kalau sampai terjadi sira'
(kesurupan) sebelum selesai membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan ciri-ciri pasien menyerocos, kejang yang
tidak terkendali, mengeluarkan suara berdesis, mempermainkan mulut dan mata,
maka yang mengobati sebaiknya tidak memperdulikan itu semua sampai selesai
membaca semua ayat-ayat Al Qur’an.
------
*1. Melakukan do’a dan zikir-dengan
Al-Qur’an dan doa-doa yang benar yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw,
bahwa yang menyembuhkan semata-mata
hanya Allah SWT, sedangkan peruqyah hanya sebagai perantara yang memohonkan kesembuhan bagi
pasien dengan cara membaca al-Quran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar