Membunuh cicak, perlukah
Cicak adalah binatang
merayap kecil yang banyak diketemukan di berbagai tempat, terutama di rumah,
menempel pada dinding rumah. Ia memakan serangga terutama nyamuk yang ada di
rumah, membunuhnya disunnahkan Rasulullah Saw, karena termasuk hewan
kecil yang mengganggu. Dalam suatu keterangan ketika Rasulullah Saw, sedang sholat, tiba-tiba dikencingi serta diberaki oleh cicak yang
berada di atas nya, sedangkan tahi cicak dan air kencing cicak itu sangat bau
dan najis. Oleh karenanya, Nabi Muhammad Rasulullah Saw menamai cicak dengan
nama Fuwaisiq (Si penjahat kecil). Sabda beliau dalam riwayat Muslim; dari
Sa’ad, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebut
(cicak) sebagai hewan fasiq (pengganggu).
Dari Ummu Syarik
radhiallahu ‘anha; Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau menyatakan, “Dahulu, cicak yang meniup dan memperbesar
api yang membakar Ibrahim.” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Sabda lainnya Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa saja yang membunuh
cicak dengan sekali bantingan maka ia mendapat pahala sekian. Siapa saja yang
membunuhnya dengan dua kali bantingan maka ia mendapat pahala sekian (kurang
dari yang pertama), ….” (HR. Muslim).
Dikisahkan juga saat Rasulullah Saw, berhijrah ke
Madinah- kala itu bernama Yatsrib- karena dimusuhi dan hendak dibunuh kaum qurais.
beliau bersama Abu Bakar Ra, berlindung dengan bersembunyi di gua Tsur, saat
itu cicak berbunyi sangat keras, sehingga kaum qurais mendatanginya dan yakin
Rasulullah Saw ada di sana. Tapi saat didekati ada sarang laba-laba yang
membuatnya ragu, dan memutuskan meninggalkannya, pikirnya andaikan Rasulullah
Saw memasuki ke dalam gua Tsur, tentu sarang laba-laba akan rusak, dan burung
pun pasti tidak akan tenang bersarang dan bertelur di mulut gua Tsur. Dengan
demikian, orang-orang yang memburu Rasulullah Saw sangat yakin bahwa Gua Tsur
itu benar-benar kosong
Itulah salah satu kenapa kemudian Rasulullah Saw,
menyerukan untuk membunuhnya, sabdanya: “Barangsiapa yang membunuh cecak pada
satu kali pukulan, maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan kedua,
maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang pertama). Dan jika pada
pukulan ketiga, maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang kedua)”.
(Shahih Muslim).
Di samping itu, cicaklah binatang satu-satunya yang
meniup api agar membesar saat Nami Ibrahim
dimasukkan ke api oleh Fir’aun. Bahwasanya
ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api maka mulailah semua hewan melata
berusaha memadamkannya, kecuali cicak, karena sesungguhnya cicak itu
mengembus-embus api yang membakar Ibrahim.” Hr. Imam Ahmad,
Riwayah
lain, dari Saibah Maulah al Fakih bin al Mughiroh bahwa dirinya menemui Aisyah
dan melihat di rumahnya terdapat sebuah tombak yang tergeletak. Dia pun
bertanya kepada Aisyah,”Wahai Ibu kaum mukminin apa yang engkau lakukan dengan
tombak ini?” Aisyah menjawab,”Kami baru saja membunuh cecak-cecak. Sesungguhnya
Nabi saw pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim as dilemparkan ke dalam
api tak satu pun binatang di bumi saat itu kecuali dia akan memadamkannya
kecuali cecak yang meniup-niupkan apinya. Maka Rasulullah saw memerintahkan
untuk membunuhnya.” Kitab “az Zawaid” menyebutkan bahwa hadits Aisyah ini
shahih dan orang-orangnya bisa dipercaya.
Dan
membununya akan mendatangkan pahala “dari hadits
‘Aisyah Ra berkata: “Aku mendengar bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa
yang membunuh cicak, maka Allah akan menghapuskan tujuh kesalahan atasnya.”
(Hadits Riwayat Thabrani didalam Al-Mu’jam Al-Ausath).
Namun demikian bukan berarti setiap kali kita
mendapatkan cecak harus dibunuh dikarenakan perintah didalam hadits tersebut
bukanlah sebuah kewajiban akan tetapi disunnahkan membunuh setiap cecak yang
membahayakan. Walaupun tahu bahwa cicak itu bukan binatang yang sopan, dan
cicak juga sering memakan makanan-makanan kita sendiri yang pada akhirnya kita
akan merasa jijik dengan makanan kita sendiri. Wallahu’alam mr-nop 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar