ISTIRAHAT SEHAT MENURUT SYARIAT
Di sunnahkan bagi siapa saja yang ingin tidur-istirahat,
hendaklanya ia miring ke kanan, jangan ke kiri apalagi tengkureb. Jama’ah haji-yang
tidak mau kembali ke maktab- sering kali diusir askar masjidil Haram karena
tidur-tiduran tenggkureb, tidur yang menjadi kebiasaan di tanah air,
karena menurutnya tidur terlentang dianggap kurang sopan. Di masjidul Haram
sebaliknya, tidur tengkureb termasuk yang dilarang, dan askar masjdil Haram
marah besar bila melihatnya.
Rasulullah
Muhammad Saw, menganjurkan tidur yang baik, tidur dengan kepala menghadap ke utara dan
kaki ke selatan, dan beliau tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan. Kalau
sudah tertider tidak mengapa berupah posisi dari miring ke kanan karena pegal
dst. Sabda Rasulullah Saw ““Berbaringlah di atas rusuk
sebelah kananmu,” HR Al-Bukhari dan Muslim, sabda lainnya “Jika kamu
datang ke tempat tidurmu (hendak tidur), berwudhulah seperti wudhumu untuk
shalat, kemudian kamu tidur miring pada bagian kanan.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan
kanannya di bawah pipi kanannya.”HR. Abu Dawud
Demikian adab tidur yang dianjurkan Rasulullah,
mengawali posisi miring ke kanan. Di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak
hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan, salah satunya
adalah tubuh tidak menolak arus medan magnet konstan yang mengaliri sekujur
tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan berpengaruh baik terhadap
sistem syaraf seseorang. Di samping itu tidur miring menghadap kanan lebih
bagus karena bisa melindungi jantung dari posisi tertindih atau tertekan organ lainnya.
Sebaliknya tidur telungkup-tengkureb, akan mengakibatkan
sesak napas disebabkan oleh besarnya
beban punggung yang menghalangi otot dada saat mengisap dan mengeluarkan napas.
Karenya orang yang suka tidur telungkup-tenggkureb, akan mengalami kesulitan
bernapas yang menyebabkan kelelahan pada jantung. Di samping juga pada posisi
ini dapat mengakibatkan tulang tengkuk dan tulang leher tertekuk.
Sedang tidur dengan posisi miring ke kiri menyebabkan jantung tertekan oleh paru-paru sebelah kanan
yang akan memengaruhi fungsinya dan menurunkan aktivitasnya, terutama pada
orang yang sudah tua, karena ukuran paru-paru sebelah kanan lebih besar
dibandingkan paru-paru sebelah kiri.
Pada posisi ini juga dapat mengakibatkan jantung
tertekan oleh lever, organ pencernaan terberat yang berada di sebelah kanan
tubuh. Posisi lever sendiri tidak stabil karena menggantung. Di samping juga
lever menekan lambung sehingga
memperlambat proses pengosongan lambung. Dengan kata lain tidur dengan posisi miring ke kiri membuat
jantung tertekan oleh lever dan lambung.*2
Untuk posisi tidur terlentang dapat menyebabkan seseorang bernapas dengan
menggunakan mulutnya, posisi ini membuat mulut cenderung terbuka mengakibatkan gusi kering sehingga dapat
menimbulkan peradangan. Dalam posisi telentang, langit-langit mulut menghalangi
celah bagian belakang rongga hidung dan saluran pernapasan. Akibatnya,
seseorang akan banyak mendengkur. Saat terbangun, lidahnya akan dipenuhi oleh
lapisan berwarna putih yang tidak wajar dan bau mulut tidak sedap, bahasa
kesehariannya disebut “ngiler”.
Selain posisi tidur yang baik adalah dengan miring ke
nanan, waktu tidur juga harus mendapat perhatian, tidak asal atau sembarangan
saja tidurnya. Rasulullah Saw, menganjurkan untuk selalu ingat untuk jangan
tidur di waktu pagi setelah sholat subuh, dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi
radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Ya
Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” HR. Abu dawud
Sebagian ulama menyikapinya bahwa makruh hukumnya
tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah
waktu yang sangat berharga waktu keberkahan do’anya Rasulullah. Ia merupakan
waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, sehingga dikatakan
seseorang yang tidur pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa.
Yang lainnya, dilarang tidur sebelum sholat Isya’ diriwayatkan
dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” HR.
Bukhari dan Muslim .
Namun demikian terkecuali bagi seseorang yang memang
sudah baiasa, atau ada yang membangunkannya untuk sholat Isya yang dilanjutkan
dengan sholat lail, tahajjud dst. Karena yang demikian itu menjadikannya tidak
sampai melewatkan waktu sholat, yang dikhawatirkan bila tidur sebelum sholat
Isya’ menjadikannya lewat-kebablasan dan tidak sholat. Kalau ragu sholat dulu
sebelum tidur dan jangan lupa miring ke kanan bila tidur. *3, dan membaca do’a
sebelumnya. Wallahu’alam, mr-
-------------
*1. Seorang
peneliti dari Australia mengemukakan bahwa intensitas kematian mendadak pada
anak mencapai tiga kali lipat lebih banyak saat mereka tidur telungkup
dibandingkan tidur dengan posisi miring ke salah satu sisi.
Majalah Times terbitan Inggris juga memuat hasil
penelitian yang sama. Intensitas kematian mendadak yang dialami oleh anak-anak
yang tidur telungkup pun semakin meningkat.
*2. Dari berbagai percobaan yang telah dilakukan oleh
Galteh dan Butseh menunjukkan bahwa berpindahnya makanan dari lambung ke usus
dapat dilakukan dalam waktu 2,5 – 4,5 jam jika seseorang tidur dengan posisi
miring ke kanan. Jangka waktu ini tidak dapat dicapai oleh seseorang yang tidur
dengan posisi miring ke kiri karena waktu yang dibutuhkan adalah 5 – 7 jam.
Lihat juga http://hatiorganik.beep.com/posisi-tidur-dalam-islam-terbukti-baik-bagi-kes.htm
*3. menurut Penjelasan Medis, kebaikan tidur miring kr
kanan. Dikutip dari : http://salam-online.com/2012/12/sunnah-rasulullah-manfaat-tidur-miring-ke-kanan-2.html
- Mengistirahatkan otak sebelah kiri. Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktivitas seperti makan, memegang dan lainnya. Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktivitas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah, sehingga jika seseorang berisiko terkena stroke, maka yang berisiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).
- Mengurangi beban jantung. Posisi tidur ke sebelah kanan yang rata, memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur. Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
- Mengistirahatkan lambung. Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap ke arah kanan bawah. Jika seseorang tidur ke sebelah kiri, maka proses pengeluaran chime (makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bisa masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.
- Meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas. Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi mirin ke kanan.
- Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi. Saat tidur pergerakan usus meningkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makan yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada di bawah. Waktu yang lama selama tidur memungkinkan penyerapan bisa optimal.
- Merangsang buang air besar. Dengan tidur miring ke sebelah kanan, proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air Besar.
- Mengistirahatkan kaki kiri. Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktivitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan, sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalagi kaki posisi paling bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring ke kanan, maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang.
- Hadist lainnya berkenaan dengan tidur Rasulullah Saw al :
- “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
- Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.
- Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Muhammad saw bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka (Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).” (HR. At Tarmidzi)
- Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa (Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mat dan aku hidup). Dan jika bangun dari tidurnya beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan daku kembali setelah mematikan daku, dan kepada-Nya tempat kembali).” (HR. At Tarmidzi)
- Dari Al Barra’ bin Azib ra berkata, “Apabila Rasulullah saw berada pada tempat tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca: “Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus.” (HR. Bukhari)
- “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
- Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.
- “Rasulullah Muhammad saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
- Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tarmidzi)
- “Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ‘Alaih)
- “Bahwasanya Rasulullah Muhammad saw membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235))
- “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
- “Maka bangunlah Rasulullah Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim No. 763 (182)
- “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
- “Apabila Rasulullah Muhammad saw bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar