Teladan berumah tangga
Bagi
yang sudah mampu – memiliki kecukupan harta, hendaklah ia berumah tangga-itu
sunnahku, bagi yang belum, sebaiknya berpuasa. Demikian Rasulullah Saw
mengingatkan kepada pemuda kamum muslimin, agar jalan kehidupannya tetap lurus,
tidak terjadi pitnah dan terjaga dari
godaan sahwat.
Hadis
riwayat Abdullah bin Mas`ud ra, Dari Alqamah ia berkata: Aku sedang berjalan
bersama Abdullah di Mina lalu ia bertemu dengan Usman yang segera bangkit dan
mengajaknya bicara. Usman berkata kepada Abdullah: Wahai Abu Abdurrahman,
inginkah kamu kami kawinkan dengan seorang perempuan yang masih belia? Mungkin
ia dapat mengingatkan kembali masa lalumu yang indah. Abdullah menjawab: Kalau
kamu telah mengatakan seperti itu, maka Rasulullah saw. pun bersabda: Wahai
kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang sudah mampu memberi
nafkah, maka hendaklah ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat
menahan pandangan mata dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa
yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi
penawar bagi nafsu. (Shahih Muslim No.2485)
Yang
sudah memiliki bekal, harta yang cukup, kedewaan yang sempurna, maka menikah
menjadi keharusan, bila ia tetap membujang, Rasulullah Saw menyampaikan bukan
dari golongannku.
Hadis
riwayat Anas ra, Bahwa beberapa orang sahabat Nabi saw. bertanya secara
diam-diam kepada istri-istri Nabi saw. tentang amal ibadah beliau. Lalu di
antara mereka ada yang mengatakan: Aku tidak akan menikah dengan wanita. Yang
lain berkata: Aku tidak akan memakan daging. Dan yang lain lagi mengatakan: Aku
tidak akan tidur dengan alas. Mendengar itu, Nabi saw. memuji Allah dan
bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang berkata begini, begini! Padahal
aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta menikahi wanita! Barang
siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku. (Shahih
Muslim No.2487)
Merupakan
idaman bagi siapapun untuk menjadikan rumah tangganya bahagia, harmonis, penuh
denga kasih sayang, perhatian , damai tidak ada reak-reak yang mengganggunya.
Dan yang menjadi ukurannya adalah keluarganya Rasulullah Saw.beliaulah yang
menjadi teladan kepada semua
ummat , mengenai cara membina keharmonisan rumah tangga, yang sakinah, mawaddah
warohmah. Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang paling baik*1.
Dan seorang suami harus menyadari, bahwa
dalam rumahnya itu ada pahlawan, pembawa ketenangan, kesejukan, keharmonisan, yakni sang istri.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
الدُّنْيَا
كُلُّهَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الزَّوْجَةُ الصَّالِحَةُ
Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia yaitu istri yang shalihah.
Salah satu contoh suasana harmonis dalam rumah tangga Rasulullah Saw, ketika Beliau memanggil ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha dengan panggilan kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa 'Asiyah menjadi sangat bahagia.
‘Aisyah Radhiyallahu 'anha bercerita sebagai berikut, pada suatu hari Rasulullah berkata kepadanya.
يَا عَائِشُ,
هَذَا جِبْرِيْلُ يُقْرِئُكِ السَّلاَمَ
Wahai ‘Aisy (panggilan kesayangan ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha), Malaikat Jibril tadi menyampaikan salam buatmu. [Muttafaqun ‘alaihi]
Itulah salah satu contoh cara menciptakan suasana harmonis dalam rumah tangga yaitu memanggil istri dengan panggilan kesayangan, Demikin Rasulullah Saw, telah memberikan contoh yang berharga dalam hal berlaku baik kepada sang istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang diidam-idamkan oleh seluruh kaum hawa. Yaitu menjadi seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya.
Contoh lainnya diantara sebagai berikut :
a.
Kecupan sayang*2,
diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiallahu 'Anha bahwa ia berkata:
أَنَّ النَّبِيَ
قَبَّلَ امْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلاَةِ وَلَمْ
يَتَوَضَّأْ
Rasulullah pernah mencium salah seorang istri beliau baru kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharuhi wudhu’. [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]
b. Main yang menghibur, Aisyah Radhiallahu
'Anha mengisahkan: “Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis
yang ramping. Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu.
Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku:
“Kemarilah! sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku
dapat mengungguli beliau. Beliau hanya diam saja atas keunggulanku tadi.
Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau mengajakku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: “Inilah penebus kekalahan yang lalu !” [HR Ahmad]
c. Menjaga penampilan, diantara faktor
pendukung terciptanya suasana harmonis adalah selalu menjaga penampilan. Dalam
hal ini Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyenangi wangi-wangian dan
siwak dan beliau menganjurkan umatnya untuk itu. Rasulullah Shallallahu لlaihi wa sallam bersabda:
كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ النَّوْمِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Seandainya tidak menyusahkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat. [HR Muslim]
Syuraih bin Hani’ berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah Radhiallahu 'anha: ‘Apa yang pertama sekali dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam setiap kali memasuki rumahnya ?” ‘Aisyah Radhiallahu 'anha menjawab: “Beliau memulainya dengan bersiwak.” [HR Muslim].
--------------------------muchroji m ahmad
*1. Qs 33: 21, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
*2. Kecupan atau mencium istri yang dimaksud di sini bukanlah mencium istri di depan umum atau di hadapan orang banyak, tapi sebagai ungkapan sayang tanpa perlu orang lain tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar