Senin, 05 Mei 2014

Dengan kekuatan sabar



Dengan kekuatan sabar

Dalam kegiatan apapun dibutuhkan orang-orang yang sabar, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Di sana diperlukan tangan-tangan terampil, celotehan manis yang membimbing, goresan papan tulis yang mencerahkan dst. Sehingga dapat mengantarkan insan yang cerdas, beriman dan bertaqwa, menjadi anak-anak cerdas terbaik umat. Dan itu dapat dilakukan oleh orang-orang yang punya kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan.

Dalam kaitan ini, tentu sabar adalah seni dalam beramal. Ia menjadi hiburan spiritual yang membuat ahlul-'amal justru bisa merasakan kenikmatan di tengah-tengah lelahnya bekerja dan beramal.  Ia menjadi pitamin yang membuat para pencinta amal terus bersemangat,  kebal dari penyakit putus asa dan cepat bosan.
Alloh SWT dalam firman-Nya, disampaikan “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada 20 orang  yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang musuh. Dan, jika ada 100 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 1.000 orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS al-Anfal: 65).

Inilah ruh yang harus dimiliki orang-orang mukmin, guru-guru beriman yaitu ruh kesebaran. Baik dalam beramal, berjuang, juga dalam menghadapi berbagai ujian membimbing dan mengarahkan anak didik.  Dari saeratus anak terdapat seratus karakter, kebiasaan dan pola pikir yang berbeda, keisengan dan kenakalan yang kadang sulit dimengerti. Tetapi ditangan-tangan yang penuh kesabaran kesemuanya dapat teratasi meskipun memang kadang harus lama, penuh kesabaran. 

Beberapa hari lalu, dibeberapa media disampaikan berkaitan dengan kekerasan yang terjadi di sekolah, adanya senior yang menghukum junior, kakak kelas yang mengeroyok adik kelasnya gara-gara es yang seribu rupiah jatuh tersenggol. Di sampaikan bahwa kekerasan yang diperlihatkan tenaga pendidik dengan maksud disiplin tidaklah semua membuahkan kebaikan. Banyak diantaranya menimbulkan dendam dengan meneladani kekerasan yang dihadapinya dalam keseharian. Nontonan tayangan tv dengan kekerasan juga cukup punya andil dalam kekerasan anak di sekolah, mereka mempratekkan apa yang dilihatnya, disangkanya apa yang dilihat itu sebuah kebeneran, bukan laga, kepura-puraan.

"Mendidik dengan sabar berarti mendidik dengan ucapan yang halus dan tidak bernada marah. Bahkan kalau perlu dengan raut muka yang senyum. Kalau mendidik dengan kasar, membuat anak menjadi takut dan pendidikan yang diajarkan menjadi terlupakan. Sebaliknya sentuhan yang baik dengan mengelus pundak kanan dan kiri, mengelus punggung, mengelus kepala bagian belakang, sentuhan pada bagian tersebut yang diajarkan Nabi Muhammad SAW  yang membuat anak menjadi mudah patuh dan mengakui kesalahannya.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (az-Zumar: 10)

Tidak ada komentar: