Rabu, 08 Juni 2016

telah terbelah bulan


telah terbelah bulan 

Dalam surah al Qomar, difirmankan bahwa bulan terbelah dua, ini merupakan mukzizat  Rasululloh yang saat itu ditantang kaum quraisy untuk membelah bulan jika ia memang benar seorang nabi. Dan dengan ijin Alloh SWT bulan tersebut akhirnya terbelah, walaupun akhirnya mereka tetap tidak beriman, kecuali sedikit sekali*1.
Di era modern riwayah tersebut kemudian menjadi pembicaraan dan penelitian para ilmuan, mereka ingin mengetahui kebenaran mukzizat Rasululloh, apakah kejadian tersebut benar-benar pernah ada dan terjadi, atau hanya sekedar dogeng yang disampaikan saat menjelang tidur anak-anak. 

Pada tahun 1978, dalam sebuah wawancara BBC, dibahas perjalanan ruang angkasa yang menemukan satu fakta penting. Fakta tersebut adalah sesungguhnya bulan dahulu pernah terbelah, dan kemudian melekat kembali. Bekas-bekas yang membuktikan cerita ini masih terlihat di permukaan bulan dan membentang hingga kedalamnya. kisah nyata ini menunjukkan  bahwa bulan memang pernah terbelah pada masa nabi, lalu menempel lagi atas kekuasaan Allah. Dan ilmuwan amerika baru mengakui setelah mereka sendiri melakukan penelitian ke bulan dan menemukan bukti itu.

ada fakta lain yang mengaklamsi terbelahnya bulan pada masa nabi, yaitu catatan sejarah India dan china kuno.  bahwa dalam sebuah penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme(musyrik) di India, ia menemukan lempengan batu didalam sebuah istana taklukkan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, “Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mengandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran.”
Riwayah  itu menunjukan bahwa bulan memang pernah terbelah menjadi dua dan itu terjadi pada masa nabi. Secara logika, ini sangat tidak mungkin dan untuk itulah orang-orang barat banyak yang menyangkalnya. Namun, sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Lewat rasulNya  kekuasaan Allah telah ditunjukkan pada orang-orang kafir masa itu bahwa bulan pun bisa terbelah.

Menurut Sayyid Quthub, terbelahnya bulan pada masa nabi telah nyata terjadi. Ia mengemukakan sekian banyak riwayat dari berbagai sumber yang semuanya menentukan tempat kejadiannya, yakni di Makkah : kecuali satu riwayat yang menyebutkannya di Mina. Riwayat-riwayat tersebut seluruhnya menguraikan waktunya, yakni sebelum nabi berhijrah*2.
Menurut  Prof. Dr. Quraish shihab, seperti yang ditulis dalam tafsir Al-Mishbah, menolak riwayat-riwayat hadits atas dasar ketidaklogisan bukanlah suatu alas an yang tepat, karena semua ciptaan Allah sungguh mengagumkan. Menurutnya  setiap muslim percaya bahwa tata kerja alam raya berjalan konsisten sesuai dengan hukum alam yang ditetapkan Allah. Tetapi, pada saat yang sama setiap muslim harus percaya bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang berbeda dengan kebiasaan yang terlihat sehari-hari maupun yang tidak itu sangat mengagumkan dan keduanya dicakup oleh kuasa Allah.

Salah satunya adalah kasus terbelahnya bulan. Menurut Quraish, peristiwa ini bukan suatu yang mustahil menurut kebiasaan. Karena itu, terbelahnya bulan sebagai mujizat yang telah terjadi tidaklah harus dimungkiri dengan alasan yang tidak logis, apalagi bila sekian banyak orang yang percaya menginformasikannya.
Terlepas dari berbagai macam konflik pemikiran di atas, yang jelas, kelak bulan akan terbelah(lagi) sebagai satu tanda bahwa kiamat besar akan segera tiba. Isyarat ini bisa dibaca dari surat al-Qamar ayat satu di atas, “sesungguhnya telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.”(QS.Al-Qamar:1).



----mr
*1. Diriwayahkan dalam Bukhari dan Muslim, bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail. Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”
 Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama. Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
 Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar).
*2.  Disabdakan dalam beberada hadist
Ø  Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah saw. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah saw. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)
Ø  Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010)
Ø  Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.5015)

Tidak ada komentar: