Rabu, 08 Juni 2016

Taqwa Sambut tahun baru


Taqwa Sambut tahun baru

Sekilas banyak orang yang menyambut tahun baru dengan menyiapkan kemeriahan yang dikemas dengan istilah pesta. Dimana-mana, di kantor, di alun-alun dan diberbagai hotel dihias dan dikemas perhelatan pesta tahun baru. topi kerucut, petasan, aksi konvoi keliling  dengan memakai kendaraan yang knalpotnya kebetulan suaranya  dipecah menjadi  menu rutin  malam pergantian tahun. Dan merupakan bagian kecil sukacita yang dilakukan oleh penikmat tahun baru.

Di nusantara iniyang merayakan perayaan Tahun Baru dengan penuh suka cita adalah kebanyakan muslim, karena merekalah yang mayoritas penduduknya.  Kenapa demikian mungkin salah satu alasannya karena acara tahun baru sudah menjadi budaya yang lazim diperingati oleh siapa saja, termasuk oleh kaum Muslimin, meskipun diawalnya merupakan budaya Romawi, di tahun 46 SM, sebagai persembahan kepada dewa mereka – janus*1. Dan telah diingat oleh Rasululloh dengan sabdanya “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."Hadits Riwayat Abu Dawud

Setelah pesta semalaman suntuk, dengan beragam acara pilihan masing-masing, paginya hampir dikatakan sebagian bangun siang dan meninggalkan sholat subuh, sholat  yang merupakan kewajiban di rukun Islam kedua. Esok dan seterusnya tidak tahu apa yang akan terjadi dan persiapan apa yang telah direncakannya. Yang penting pesta dulu, yang akan datang biarkan saja nanti, demikian lintasan pikiran  memberi alasan.

Bisa saja tahun depan akan memberikan kesuksesan yang membanggakan, yang sangat luar biasa hasilnya. Tapi syariat menyatakan tidak lantas keberhasilan tersebut akan membuat bahagia sebahagianya kebahagiaan. Kalau kekayaan dan kesuksesan dapat membahagiakan yang dimaksud, maka qorun merupakan orang yang paling bahagia di dunia ini. Ia memiliki ribuan gudang harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak. Begitu kayanya Qarun, sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang yang kekar, terlalu berat untuk dibawa oleh satu orang*2. Tapi hidupnya tidak lepas gari kegelisahan yang diakibatkan oleh hartanya itu.
Kisah qorun merupakan kisah kekayaan yang melimpah tanpa diringin syukur nikmat*3 yang penuh ketaqwaan. Sebagaimana difirmankan dalam QS Al qhosos “  


Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Q.S. Al-Qashash, 77.
Semua hasil usahanya ditenggelam  tanpa manfaat bagi kehidupan baik dirinya maupun orang lain.*4
Karenanya bekal harta saja belumlah cukup, harus diiringi dengan taqwa, sehingga keseluruhan hidupnya senantiasa dihiasi dengan penuh taqwa. Dan sebaik-baik bekal adalah taqwa, sebagaimana difirmankan dalam QS 2: “Berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa” (QS. Al Baqarah : 197)
Jika pada satu tahun ke depan, ketika bintang sedang naik, kehidupannya sedang berada di puncak keberhasilan, usahanya bagus, proyeknya berhasil, programnya sukses, naik pangkat, naik jabatan, dan seluruh cita-citanya terkabulkan, maka dengan taqwa tidak menjadikannya sombong, takabbur. Bahwa apa yang dicapainya merupakan hasil karyanya semata, berkat kerja kerasnya dst, semuanya atas sepengetahuan Alloh SWT. Sehingga ia tetap amanah, tetap bersyukur dan semakin  bertambah amaliyahnya.
Sebaliknya, ketika bintang sedang menurun, usahanya gagal, proyeknya merugi, jabatannya berakhir, istrinya sedang sakit, biaya sekolah anaknya belum terlunasi  dst, tidak menjadikannya putus asa, prustasi , stres,  menyalahkan orang lain dan berandai-andai*5, yang mengakibatkan mengambil jalan pintas penuh dosa. Melainkan semakin bertambah dekat kepada Alloh SWT yang kuasa, semuanya merupakan ujian, agar ia tambah kuat, tambah kekar. Semua keputusan Alloh SWT disikapinya sebagai ketentuan yang baik baginya. Ia selalu tidak lupa bersikap sabar dengan terus berusaha dan berdo’a, agar cepat lepas dari ujian yang dialaminya.
Tahun baru dengan berbekal taqwa, insya Alloh disamping memiliki ketegaran sikap karena senantiasa ingat kepadaNya, juga akan mendapat rejeki yang diusahakannya, seperti firman Alloh SWT  dalam  QS. Thalaq: 2-3 :
2 ....barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 3.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
--------------mr............
*1. Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu), yangan dalam mitologi Romawi  merupakan sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama Dewa Chronos.
*2. Dalam suatu riwayat, hartanya harus dibawa oleh 8 orang kekar, dan itupun masih tidak kuat.
*3. Qarun berkata:“Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” Q.S. Al-Qashash, 78*4.

 Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Q.S. Al-Qashash, 81

*5. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dan masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu jangan berkata: Seandainya aku berbuat begini maka akan begini dan begitu. Tetapi katakanlah: Allah telah mentakdirkan dan terserah Allah dengan apa yang Dia perbuat. Sebab kata-kata seandainya membuat pekerjaan setan." Riwayat Muslim

Tidak ada komentar: