Taqwa
Sambut tahun baru
Sekilas banyak orang yang menyambut tahun baru dengan
menyiapkan kemeriahan yang dikemas dengan istilah pesta. Dimana-mana, di
kantor, di alun-alun dan diberbagai hotel dihias dan dikemas perhelatan pesta
tahun baru. topi kerucut, petasan, aksi konvoi keliling dengan memakai kendaraan yang knalpotnya
kebetulan suaranya dipecah menjadi menu rutin
malam pergantian tahun. Dan merupakan bagian kecil sukacita yang
dilakukan oleh penikmat tahun baru.
Di nusantara iniyang merayakan perayaan Tahun Baru dengan penuh suka cita adalah kebanyakan muslim, karena merekalah yang mayoritas penduduknya. Kenapa demikian mungkin salah satu alasannya karena acara tahun baru sudah menjadi budaya yang lazim diperingati oleh siapa saja, termasuk oleh kaum Muslimin, meskipun diawalnya merupakan budaya Romawi, di tahun 46 SM, sebagai persembahan kepada dewa mereka – janus*1. Dan telah diingat oleh Rasululloh dengan sabdanya “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."Hadits Riwayat Abu Dawud
Di nusantara iniyang merayakan perayaan Tahun Baru dengan penuh suka cita adalah kebanyakan muslim, karena merekalah yang mayoritas penduduknya. Kenapa demikian mungkin salah satu alasannya karena acara tahun baru sudah menjadi budaya yang lazim diperingati oleh siapa saja, termasuk oleh kaum Muslimin, meskipun diawalnya merupakan budaya Romawi, di tahun 46 SM, sebagai persembahan kepada dewa mereka – janus*1. Dan telah diingat oleh Rasululloh dengan sabdanya “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."Hadits Riwayat Abu Dawud
Setelah pesta semalaman suntuk, dengan beragam acara pilihan
masing-masing, paginya hampir dikatakan sebagian bangun siang dan meninggalkan
sholat subuh, sholat yang merupakan
kewajiban di rukun Islam kedua. Esok dan seterusnya tidak tahu apa yang akan
terjadi dan persiapan apa yang telah direncakannya. Yang penting pesta dulu,
yang akan datang biarkan saja nanti, demikian lintasan pikiran memberi alasan.
Bisa saja tahun depan akan memberikan kesuksesan yang
membanggakan, yang sangat luar biasa hasilnya. Tapi syariat menyatakan tidak
lantas keberhasilan tersebut akan membuat bahagia sebahagianya kebahagiaan.
Kalau kekayaan dan kesuksesan dapat membahagiakan yang dimaksud, maka qorun
merupakan orang yang paling bahagia di dunia ini. Ia memiliki ribuan gudang
harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak. Begitu kayanya Qarun,
sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang yang
kekar, terlalu berat untuk dibawa oleh satu orang*2. Tapi hidupnya tidak lepas
gari kegelisahan yang diakibatkan oleh hartanya itu.
Kisah qorun merupakan kisah kekayaan yang melimpah tanpa
diringin syukur nikmat*3 yang penuh ketaqwaan. Sebagaimana difirmankan dalam QS
Al qhosos “
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” Q.S. Al-Qashash, 77.
Semua hasil usahanya ditenggelam tanpa manfaat bagi kehidupan baik dirinya
maupun orang lain.*4
Karenanya bekal harta saja
belumlah cukup, harus diiringi dengan taqwa, sehingga keseluruhan hidupnya senantiasa
dihiasi dengan penuh taqwa. Dan sebaik-baik bekal adalah taqwa, sebagaimana
difirmankan dalam QS 2: “Berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
taqwa” (QS. Al Baqarah : 197)Jika pada satu tahun ke depan, ketika bintang sedang naik, kehidupannya sedang berada di puncak keberhasilan, usahanya bagus, proyeknya berhasil, programnya sukses, naik pangkat, naik jabatan, dan seluruh cita-citanya terkabulkan, maka dengan taqwa tidak menjadikannya sombong, takabbur. Bahwa apa yang dicapainya merupakan hasil karyanya semata, berkat kerja kerasnya dst, semuanya atas sepengetahuan Alloh SWT. Sehingga ia tetap amanah, tetap bersyukur dan semakin bertambah amaliyahnya.
Sebaliknya, ketika bintang sedang menurun, usahanya gagal, proyeknya merugi, jabatannya berakhir, istrinya sedang sakit, biaya sekolah anaknya belum terlunasi dst, tidak menjadikannya putus asa, prustasi , stres, menyalahkan orang lain dan berandai-andai*5, yang mengakibatkan mengambil jalan pintas penuh dosa. Melainkan semakin bertambah dekat kepada Alloh SWT yang kuasa, semuanya merupakan ujian, agar ia tambah kuat, tambah kekar. Semua keputusan Alloh SWT disikapinya sebagai ketentuan yang baik baginya. Ia selalu tidak lupa bersikap sabar dengan terus berusaha dan berdo’a, agar cepat lepas dari ujian yang dialaminya.
Tahun baru dengan berbekal taqwa, insya Alloh
disamping memiliki ketegaran sikap karena senantiasa ingat kepadaNya, juga akan
mendapat rejeki yang diusahakannya, seperti firman Alloh SWT dalam QS.
Thalaq: 2-3 :
2
....barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. 3.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
--------------mr............
*1. Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan
(waktu), yangan dalam mitologi Romawi
merupakan sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di
Yunani telah disembah sosok yang sama bernama Dewa Chronos.
*2. Dalam suatu riwayat, hartanya harus dibawa oleh 8 orang
kekar, dan itupun masih tidak kuat.
*3. Qarun berkata:“Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan
harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka.” Q.S.
Al-Qashash, 78*4.
Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak
ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan
tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Q.S. Al-Qashash, 81
*5. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dan
masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah
pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa
sesuatu jangan berkata: Seandainya aku berbuat begini maka akan begini dan
begitu. Tetapi katakanlah: Allah telah mentakdirkan dan terserah Allah dengan
apa yang Dia perbuat. Sebab kata-kata seandainya membuat pekerjaan setan."
Riwayat Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar