Kamis, 10 April 2014

Yang memperkenalkan Maulud Nabi



Yang memperkenalkan Maulud Nabi
Peringatan kelahiran Rasulullah Saw, atau disebut maulid nabi, merupakan peringatan yang sudah sangat lazim di tanah air. Walaupun dibeberapa negara lain tidak dikenal, dan tidak ada peringatan semacam itu. Siapakah yang mengenalkannya pertama kali, inilah yang menjadi coretan kali ini.
Menurut beberapa catatan sejarah, orang atau kelompok yang pertama kali memperkenalkannya adalah Bani Tathiniyah, ia menamakan dirinya sebagai Bani Fatimiyah, yang maksudnya Fatimah keturunan Nabi Saw. Secara keselurhan Bani Bathiniyah memiliki enam peringatan, 1. Maulid Nasi Saw, 2. Maulid Ali bn Ali Thalib, 3. Maulid Fatimah, 4. Maulid Hasan, 5. Maulid Husen, 6. Maulid penguasa mereka. Bani bathiniyah berkuasa pada abad ke 4 H, melewati abad sebelumnya,  masa para sahabat Nabi Saw, Tabi’in dan para Tabi’in. Sebelumnya tidak perayaan maulid Nabi Saw.
Dalam sebuah riwayah, yang perlu diteliti lagi, bahwa  tujuan utama daulah ini mengadakan peringatan maulid Nabi Saw adalah dalam rangka menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka. Mereka mengambil simpati kaum muslimin dengan kedok cinta ahli bait. Siapakah kelompok Bani Bathiniyah ini, bukan lain adalah kelompok syiah pengikut dari Ubaid Maimun Al Qoddah.*1 Dengan menyebut dirinya sebagai Bani Fatimiyah karena menganggap bahwa pemimpin mereka adalah keturunan Fatimah putri Nabi Saw.
Kelompok ini memiliki paham Syiah Rafidhah ,  yang pada musim haji tahun 317 H melakukan kekacauan di tanah haram dengan membantai para jama’ah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka’bah, dan merampas hajar aswad serta menyimpannya di daerahnya di kawasan teluk Persia  selama 22 tahun. Pimpinannya saat itu Abu Thahir Al Qurmuthy, dengan mengerahkan anak buahnya sebanyak 700 orang bersenjata. Pada tahun 339 H, setelah 22 tahun hajar aswad dikembalikan lagi ke Ka’bah dengan tebusan 30.000 dinar oleh yang berkuasa Khalifah Abbasiyah Al Muthi’lillah. *2
Kini peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, sudah menjadi biasa dan setiap tahunnya diadakan. Di samping untuk syiar dengan berkumpulnya ummat di suatu tempat, juga mendengarkan kisah perjuangan dan keteladanan Rasulullah Saw. Yang penting untuk diambil sebagai pelajaran selanjutnya adalah bagaimana seseorang muslim dapat mengambil intisarinya dari peringatan tersebut. Kalau keteladanan Rasulullah Saw –salah satunya adalah jujur, maka itu diambil sebagai pelajaran dan teladan, bagaimana ummat melaksanakannya. Bagaimana ia bisa berlaku jujur, sebagai pedagang yang jujur, yang menjual dagangannya dengan tidak menipu, dengan memasukkan atau mencampur dengan yang busuk, dengan harapan dapat terambil pembeli. Begitu seterusnya dengan akhlaknya yang agung*2, atau keteladanan Rasulullah Saw selanjutnya.*3

Description: http://www.dudung.net/images/quran/33/33_21.png

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Qs 33:21

--------------m
*1. Abu Ubaid Al Qoddah, Nama aslinya Ubaidillah bin Maimun, digelari dengan Al Qoddah yang artinya mencolok, karena orang ini suka memakai celak sehingga matanya kelihatan mencolok.. Dia menanamkan aqidah batiniyah. Dimana setiap ayat Alquran itu memiliki makna batin yang hanya diketahui oleh orang-orang khusus di antara kelompok mereka. Dia adalah pendiri dan sekaligus orang yang pertama kali memimpin Bani Fatimiyah. Pengikutnya menggelarinya dengan Al Mahdi Al Muntazhar (Al Mahdi yang dinantikan kedatangannya). Berasal dari Iraq dan dilahirkan di daerah Kufah pada tahun 206 H.
*2.
 وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sungguh engkau ( Muhammad SAW ) berada pada akhlak yang agung”.

*3. Jangan sampai memperingati Maulid Nabi sampai larut malam, kemudian esoknya telat sholat subuh, atau  malah tidak sholat. Atau begitu semangatnya mengadakan peringatan, tapi tdak melaksanakan sunnahnya.
*4. Drs. Umay m Dja’far Siddiq M.A, Hajar Aswad, CV Al Guraba, Jakarta 2006

Tidak ada komentar: