Kamis, 10 April 2014

Buatlah ibumu tertawa



Buatlah ibumu tertawa

Dalam sebuah oretan entah di bulan apa, saya pernah menulis seorang ibu dapat mengurus  5 anaknya, tapi lima anak belum tentu bisa mengurus seorang ibu. Itu artinya bahwa begitu mulianya seorang ibu dalam menyayangi anaknya, apapun ia lakukan demi anak-anaknya. Kisah bagaimana seorang ibu mengurus rumah tangganya sudah sangat banyak didengar, ditayangkan di media, bagaimana ia-ibu,  seorang diri (sepeninggal suaminya) bekerja keras untuk tetap bertahan hidup bersama anaknya. Apapun ia lakukan demi anak-anaknya, dirinya sendiri seakan-akan dilupakannya. Dan itu sudah dilakukannya sejak masih dalam kandungannya. Dari makanan yang baik-baik untuk perkembangan janin, bila ia duduk ia memikirkan bagaimana posisi yang baik untuk kenyamanan bayinya, dst. Saat mau lahir, yang ia pikirkan adalah keselamatan anaknya, ia seakan tidak peduli akan keselamatan dirinya, bahkan banyak yang mengambil keputusan,  ia rela mati asalkan anaknya selamat. Ketika lahir, yang dicaro adalah anaknya, apakah anaknya selamat dst.   Dari itu pantaslah kalau di hari ibu, desember ini ia bisa tertawa, dan buatlah ia tertawa.
Dalam hadist Rasulullah Saw, diriwayahkan “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis. Shahih : HR. Abu Dawud
Walaupun berhijrah bersama Rasulullah Saw itu baik, namun jauh lebih utama lagi bila bersama keduanya. Karena meninggalkannya merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan dapat menyakiti keduanya. Dan menyakitinya termasuk perbuatan durhaka, yang jelas-jelas dilarang. Banyak hadist yang memuliakan ibu, yang menunjukkan betapa tinggi kedudukan seorang ibu al:
Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah kisah menunaikah ibadah haji, disampaikan “ bahwa di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya, termasuk menunaikan ibadah haji dengan menggendongnya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah, ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Demikian, betapa mulianya ibu dimata Allah SAW, sehingga sudah sepantasnyalah sebagai hamba-Nya, juga lebih memuliakan ibu. Sebaliknya  jangan sampai menelantarkannya apalgi sampai berbuat durhaka kepada nya. Hukumannya sangatlah berat. Sampai Rasullah Saw, mengharamkannya. Sabdanya “
عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” Hr Bukhari-Muslim,
Dari hadist lain disabdakan “ Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah SWT tergantung murka orang tua. Sanda lainnya “ “Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, (2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” HR. Al-Bukhari

Tidak ada komentar: