Buatlah ibumu tertawa
Dalam sebuah oretan entah di bulan apa, saya pernah
menulis seorang ibu dapat mengurus 5
anaknya, tapi lima anak belum tentu bisa mengurus seorang ibu. Itu artinya
bahwa begitu mulianya seorang ibu dalam menyayangi anaknya, apapun ia lakukan
demi anak-anaknya. Kisah bagaimana seorang ibu mengurus rumah tangganya sudah
sangat banyak didengar, ditayangkan di media, bagaimana ia-ibu, seorang diri (sepeninggal suaminya) bekerja
keras untuk tetap bertahan hidup bersama anaknya. Apapun ia lakukan demi
anak-anaknya, dirinya sendiri seakan-akan dilupakannya. Dan itu sudah
dilakukannya sejak masih dalam kandungannya. Dari makanan yang baik-baik untuk
perkembangan janin, bila ia duduk ia memikirkan bagaimana posisi yang baik
untuk kenyamanan bayinya, dst. Saat mau lahir, yang ia pikirkan adalah
keselamatan anaknya, ia seakan tidak peduli akan keselamatan dirinya, bahkan
banyak yang mengambil keputusan, ia rela
mati asalkan anaknya selamat. Ketika lahir, yang dicaro adalah anaknya, apakah
anaknya selamat dst. Dari itu pantaslah kalau di hari ibu, desember
ini ia bisa tertawa, dan buatlah ia tertawa.
Dalam hadist Rasulullah Saw, diriwayahkan ““Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua
orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah
keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya
menangis.” Shahih : HR. Abu Dawud
Walaupun berhijrah bersama Rasulullah Saw itu baik,
namun jauh lebih utama lagi bila bersama keduanya. Karena meninggalkannya
merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan dapat menyakiti keduanya. Dan
menyakitinya termasuk perbuatan durhaka, yang jelas-jelas dilarang. Banyak
hadist yang memuliakan ibu, yang menunjukkan betapa tinggi kedudukan seorang ibu al:
Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات .
وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat
durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak
kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci
jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan
menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah kisah menunaikah ibadah haji, disampaikan “ bahwa di Yaman,
tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak,
tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat
berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais
senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya, termasuk menunaikan
ibadah haji dengan menggendongnya.
Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah, ia rela
menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais
menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata
telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya
Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan
dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa
Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku
ke surga."
Demikian, betapa mulianya ibu dimata Allah SAW,
sehingga sudah sepantasnyalah sebagai hamba-Nya, juga lebih memuliakan ibu.
Sebaliknya jangan sampai
menelantarkannya apalgi sampai berbuat durhaka kepada nya. Hukumannya sangatlah
berat. Sampai Rasullah Saw, mengharamkannya. Sabdanya “
عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم
: إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال
وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat
durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak
kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci
jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan
menyia-nyiakan harta.” Hr Bukhari-Muslim,
Dari hadist lain disabdakan “ Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha
orang tua dan murka Allah SWT
tergantung murka orang tua.“ Sanda lainnya “ “Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya,
(2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang
dizhalimin.” HR. Al-Bukhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar