Minggu, 11 Januari 2009

Tahun Baru Hijriah

Tahun Baru Hijriah


Oleh Alwi Shahab

Dalam melaksanakan tugasnya di Makkah, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dihadapkan pada masyarakat jahiliyah. Para penyembah berhala, mabuk-mabukan, dan biasa melakukan kejahatan, termasuk membunuh bayi-bayi perempuan hidup-hidup. Dalam lingkungan demikianlah, Allah mengutus Rasulullah guna memperbaiki akhlak manusia di dunia ini.

Karenanya, ketika Nabi memulai tugasnya, kaum kafir Quraisy segera membangkitkan sikap permusuhan kepadanya. Kalau semula berbentuk cemoohan dan serangan-serangan verbal lainnya, kemudian berkembang lebih kejam lagi. Nabi dan para pengikutnya dikejar-kejar dan dianiaya. Hingga Nabi mengizinkan sebagian dari mereka untuk mencari keamanan di Abesinia (Ethiopia). Rajanya Najasyi (Negus) dikenal adil dan bijaksana.

Kematian istrinya, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, pada saat hampir bersamaan, yakni tahun ke-10 dari kenabian, membuat kehidupan dan ruang geraknya semakin sempit. Sehingga, tahun itu dikenal sebagai Am-al-Huzn (tahun duka cita). Dan, serangan kaum kafir Quraisy makin menjadi-jadi. Pada tahun ke-11 kenabian inilah Nabi hijrah ke Yatrib (Madinah) ditemani Abu Bakar. Sementara itu, Nabi memerintahkan Ali tidur di tempat tidurnya, ketika kediaman beliau dikepung kafir Quraisy yang hendak membunuhnya.

Setibanya di Yatrib (Madinah) yang mendapat sambutan penduduknya, Nabi membangun landasan utama bagi terbentuknya masyarakat yang baru yang Islami. Pertama, membangun masjid sebagai pusat kegiatan rohani. Kedua, mempersaudarakan seluruh kaum Muslimin, khususnya antara orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah (Muhajirin), dan penduduk asli Madinah (Anshar).

Dalam persaudaraan ini, sejarah mencatat bagaimana pihak Anshar bersedia memberikan apa saja yang mereka miliki untuk saudara-saudaranya kaum Muhajirin. Menjelang Perang Badar, pasukan Anshar yang berbaiat kepada Nabi menegaskan janji setianya. ''Demi Allah yang mengutus tuan dengan hak, andai kata tuan mengajak kami mengarungi laut niscaya kami akan tempuh tanpa ada seorang pun yang absen. Dan kami tak akan segan tuan hadapkan kami dengan musuh. Majulah tuan dengan berkat Allah.''

Sejarah Islam dengan gemilang mencatat bagaimana kaum Muslimin, Anshor dan Muhajirin, bahu-membahu dan tanpa gentar menyumbangkan raganya dalam membela Islam. Peristiwa hijrah menandai berakhirnya masa pra Islam (jahiliyah), dan babak baru dalam sejarah kegemilangan Islam. Satu pesan peristiwa hijrah yang layak kita catat adalah: tidak ada yang tak bisa diraih bila kita bersatu dan rela mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih luas. Ini pula yang semestinya kita lakukan.mr-republika

Tidak ada komentar: