Selasa, 02 September 2014

Si Udin dari Jalaludin Rahmat



Si Udin dari Jalaludin Rahmat

Namanya Jalaluddin Rahmat, dikenal dengan sebutan kang Jalal, dalam tulisan ini ingin menganggilnya dengan sebutan si udin. Ia si Udin adalah salah satu tokoh Syiah Indonesia yang tinggal di Bandung. Sebelumnya ia dikenal dengan banyak menulis ketimbang ketokohannya di Syiah, namun akhirnya orang tahu kalau dia syiah tulen, ingat syiah ya ingat kang Jalal si Udin itu.

Baru-baru ini si Udin melontarkan dua pernyataan yang menyakitkan kaum muslimin yang ada di Indonesia dan juga di dunia. Pertama, Jalaludin menghina kalimat tauhid dengan menyebut tauhid sebagai ciri terorisme. Kedua, anggota DPR terpilih dari parta PDIP ini juga mengatakan bahwa kelompok Islam ahlul sunnah sebagai akar konflik yang terjadi di Indonesia.

Pernyataan si Udin di atas  kemudian menjadi bahan pembicaraan, dan mendapat banyak tanggapan, diantaranta adalah Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH. Athian Ali Muhammad Da’i, Lc, MA mengaku dirinya sangat bersyukur kepada Allah atas apa yang diucapkan oleh si Udin  itu. Pasalnya ucapan  itu semakin membuktikan kemunafikan dan kesesatan pemikirannya yang selama ini disembunyikan selama 28 tahun melalui sikap taqiyahnya. “Mudah-mudahan dengan pernyataan Jalal yang menyebut tauhid sebagai ciri terorisme ini, dapat menyadarkan masyarakat bahwa apa yang selama ini menjadi pemikiran si Udin itu adalah sebuah kesesatan” tanggapan ini disampaikan kepada Voa Islam melalui sambungan telepon pada Rabu, (06/08).

KH. Atian menilai ucapan Jalaludin bahwa tauhid adalah ciri terorisme, sama dengan menuduh Allah dan agama-Nya (Islam) sebagai agama yang mengajarkan ajaran tentang tindakan terorisme. Padahal Allah sama tidak mengajarkan ajaran teroris. “Kalau si Udin menyebut tauhid itu sebagai ciri terorisme, sama saja dia menuduh Allah dan agama-Nya (islam) mengajarkan ajaran terorisme, padahal itu jelas tidak benar”
Adapun terkait pernyataan si Udin bahwa ahlul sunna merupakan akar konflik di Indonesia, KH. Athian mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terkecoh dan terpecah belah dengan istilah Islam ahlul sunnah. Menurutnya kita harus mengatakan bahwa agama Islam itu satu seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Inna Dinna Ing Dallohil Islam. Sehingga, di luar Islam, adalah aliran sesat. Dan aliran sesat lah sebenarnya yang menjadi akar konflik selama ini. “Termasuk aliran sesat dan menyesatkan syi’ah yang dianut dan disebarkan oleh Jalaluddin sendiri di Indonesia ini”
KH. Athian juga memberi contoh bagaimana syi’ah yang menjadi penyebab utama konflik di beberapa negara dengan membunuh orang-orang yang tidak sejalan dengan syi’ah, termasuk kaum muslimin Sunni. “Di Irak rezim syi’ah sudah membunuh hampir 200 ribu orang, di Suriah, termasuk juga di Indonesia seperti di sampang” paparnya. Menurut KH. Athian wajar jika di Irak dan Suriah ada sebuah gerakan Islam yang menentang rezim syi’ah, karena memang rezim syi’ah lah yang telah melakukan sebuah kezhaliman. 

Tanggapan pernyataan si Udin, disampaikan juga oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin, di acara seminar bertajuk fenomena Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) di Gedung Auditorium Kementerian Agama, Jakarta, Sabtu (9/8) siang, menyatakan bahwa komentar  si Udin yang menyatakan MUI pendukung ISIS adalah sesat dan menyesatkan. “Saya tidak tertarik menanggapi pernyataan seperti itu,” kata Din di hadapan wartawan.

Selain pernyataan tersebut di atas, si Udin juga membuat pernyataan pada Senin (4/8) lalu di hadapan wartawan  ia  menyatakan bahwa kelompok anti-Syiah adalah prospek utama pemicu konflik di Indonesia, dengan membantu ISIS untuk menghancurkan Syiah. Menurutnya, kelompok anti-Syiah atau Ahlussunnah yang tidak menyukai ajaran yang menghalalkan nikah mut’ah dan mengafirkan sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah MUI, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pernyataan terakhir di atas, mengindikasikan bahwa setelah si Udin masuk DPR, ia merasa sudah punya kekuatan, karenanya sudah waktunya berani menunjuk siapa saja yang berebrangan dengannya. Semoga saja ini bukan berarti memulai menabuh genderang perang. Mr11agts’14

Tidak ada komentar: