Selasa, 30 Januari 2018

Meluruskan malam jum’at



Meluruskan malam jum’at

Ada semacam kesepahaman yang tidak tertulis berkaitan dengan malam jum’at, dikatakan malam jum’at itu waktunya sunnah rasul, ada yang bilang waktunya membunuh yahudi, atauistilah lain kedaerahan, yg kesemuanya dimaksudkan waktunya becengkrama dengan istri/suami. Meski diucapkan dalam candaan ringan, tapi mempunyai makna penggiringan pada kpembenaran dan keseriusan. Di media sosial hal yang semacam itu banyak sekali terposting, khussnya di hari kamis atau malam jum’at.
Candaan sunnah rasul atau semacamnya, tidaklah dilarang dalam agama, namun perlu ditelaah menurut syariat, apakah benar-benar memiliki landasan dan keakuratannya. Karena pada dasarnya bercengkrama itu tidak diatur waktu-waktu tertentu. Artinya tidak menganjurkan suami-istri secara khusus di malam jum’at, kalaupun ada itu sebagian ulama saja karena jum’at merupakan hari libur, layaknya malam minggi yang menggunakan kalender syamsiyah, atau miladiyah.
Namun demikian para ulama tidak menyangkal bahwa bercengkramanya suami istri mengandung pahala, hanya saja tidak ada kekhususan waktu prioritas melakukannya, karenanya hubungan tersebut boleh dilakukan kapan saja, di hari apa saja tanpa mengistimewakan hari dan waktu tertentu.
Justru malah banyak amalan yang ianjurkan malam jum’at, bukan slorohan membunuh yahudi. Diantaranya :
v   Membaca surah Al Kahfi
    Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka dirinya telah diterangi olecahaya diantara dua hari Jumat” (HR. An Nasai, Baihaqi dan Al Hakim; Shahih).
    
     Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat, maka terhadap dirinya akan dipancarkan cahaya antara dirinya dan Baitul Atiq” (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dan Ad Darimi; shahih). 
    Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan untuknya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273.  

    Membaca Sholawat Nabi 
    Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum’at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku.” (Aus Bin Aus ra)     
  
P   perbanyaklah untuk membaca shalawat kepadaku pada setiap hari Jumat. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap hari Jumat. Barang siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti” HR. Baihaqi 
 
    Memperbanyak Do’a 
     Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangan beliau sebagai gambaran akan sedikitnya waktu itu” (H.R Abu Hurairah dan Muttafaqun Alaih, 

     Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yg memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tsb melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tsb jatuh setelah ‘ashar”. (HR. Abu Dawud)

Tidak ada komentar: