Jumat, 09 September 2016

Munkar



Munkar

Munkar itu inkar, lawan kata dari ma’ruf, yang maksudnya adalah perbuatan yang dilakukan menginkari kebenaran, seperti marah, menyakiti orang, berprilaku sombong dan congkak dst, yang kesemuanya ditolak oleh nalar yang bening karena tidak sesuai hakekat kebenaran. siapapun yang melihatnya harus mencegahnya. Seperti difirmankan dalam Qs 3 : 104. : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-‘Imran [3]:104).

Seseorang yang melakukan memunhkaran biasa malu, karena hal itu merupakan perbuatan tabu, namun perkembangan zaman terus meluncur, sehingga sekarang rasa tabu terasa semakin menipis. Bahkan dibeberapa kejadian rasa tabu sudah hampir tidak dipedulikan lagi, seseorang cuek begitu saja melakukan kemungkaran. Seperti pergaulan  bebas para remaja, seperti dalam postingan media sosial, mereka cuek saja memposting gambar dirinya yang seronok, dan itu disengaja untuk dupertontonkan halayak pengunjung yang mampir. Sehingga nampak semakin bergeser dari yang tabu kemudian menjadi tidak tabu, yang tidak biasa menjadi biasa, yang tidak wajar dianggap wajar, dan yang tidak layak menjadi layak.

Tentu saja sebagai negara yang oleh orang luar dibilang agamis, atau setidaknya ummat muslim mesti segera mengeremnya, sampai berhenti. Mengembalikan kesemula dan jangan ragu-ragu untuk mencegah perbuatan dan prilaku kemungkaran. , “siapa saja yang melihar kemunkaran maka cegahlah dengan tangannya, apabila tidak mampu cegahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu cegahlah dengan hatinya; namun yang demikian itu selemah-lemah iman”. 

Kritik sosial untuk postingan yang mungkar perlu digalakkan, perlu berani mengngatkan kepada yang memamerkan keseronokan, jangan membiatkannya bahkan ada yang memasang like sebagai komentarnya. Kalau tidak lambat laun akan membahayakan dan membinasakan kehidupan yang tentram. akan menggerogoti dan merusak tatanan dan keharmonisan kehidupan masyarakat yang langgrng. Sehingga terjadi gejolak dan pergeseran nilai yang mengancam kehidupan yang semakin tidak berdab. Yang pada akhirnya  akan  mengancam kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

Begitu halnya dengan prilaku keserakahan yang terjadi pada para pejabat yang tergoda oleh peluang dan kesempatan. Semakin banyak yang tertangkap tangan, nampaknya semakin banyak yang ingin mencoba. Kesemuanya perlu direm dengan sepakem-pakemnya. Bukan saja  semata-mata faktor alam, namun yang paling dominan adalah keingkaran dan kedurhakaan manusia yang merusak lingkungan dengan seenaknya dan semena-mena. Mereka asyik mengeksplorasi alam demi kepentingan dan keuntungan sendiri, sementara akibatnya terjadi kerusakan alam yang sangat patal yang menyebabkan bencan dan musibah terjadi di mana-mana. 

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS. Al-Ruum 30:41).......mr.......



Tidak ada komentar: