Robohnya tongkat Sulaiman.
Salah satu kisah Nabi Sulaiman adalah kedekatannya
dengan rayap, disamping dengan yang lainnya. Karena beliaulah yang dianugarahi
ilmu untuk semuanya, beliau bisa membaca getaran daun, desingan angin, Aliran
air, bahasa binatang dari yang terkecil sampai yang terbesar. Beliau juga faham
obrolah para jin dan makhluk-makhluk halus lainnya. Dikisahkan pula
persahabatan nabi Sulaiman dengan burung bulbul pengantar surat ke ratu Balqis
penguasa negri Salva. Juga persahabatannya dengan para Jin sakti yang bisa
memindahkan pesona kemegahan istana ratu Balqis keistananya. Tapi ketika dia
wafat terduduk diatas singgasananya, tak ada satupun dari para sahabatnya,
bahkan jin-jin sakti itu yang menyadari kalau nabi Sulaiman sesungguhnya telah
meninggal. Mereka semua mengira bahwa nabi Sulaiman tengah berzikir diatas
singgasananya. Justru yang pertama menyadari kalau nabi Sulaiman telah wafat
adalah rayap. Dialah yang secara diam-diam kenyantap tongkat dan kursi singgasana
nabi Sulaiman hingga tumbang.*1
Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah
tumbangnya tongkat dan singgasana nabi Sulaiman, diantaranya :
Ø Tidak ada satupun yang tahu tentang
masa depan. Siapapun yang mengatakan dapat membaca masa depan seseorang dapat
dipastikan ia telah berdusta, sekalipun ia dibantu oleh jin. Karena jin
ternyata tidak bisa melihat masa depan seseorang, kalaupun itu ada merupakan
kebohongannya yang disampaikan kepada para peramal dan dukun. Yang tujuannya
adalah untuk menyesatkan mereka semata yang mempercayainya. Dalam riwayah
tersebut di atas merupakan bukti, bahwa
jin tidak tahu kalau nabi Sulaiman telah menginggal, sampai tongkat yang
diapakai menopangnya roboh. Kalau ia tahu pastilah ia sudah pergi meninggalkan
Sulaiman. Nyatanya dikisahkan ia masih
terus bekerja untuk Nabi Sulaiman, dan baru berhenti ketika ia tahu kalau
Sulaiman sudah meninggal dengan robohnya tongkatnya yang dimakan rayap. Ini
suatu bukti bahwa jin tidak bisa melihat masa depan. Begitu juga dengan nasib seseorang
yang diramal dukun hasil bisikan jin, pastilah hanya rekaan jin yang
menyesatkan. Semakin ia percaya akan ramalan tersebut, semakin sesat jalan
hidup seseorang yang diramalnya.
Firman Allah:
"Tatkala Kami telah menetapkan
kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya
itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah
bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka
tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."
Ø Tidak ada satupun yang bisa menundukan jin. Hanya Nabi Sulaiman,
satu-satunya nabi yang diberi kemampuan bisa memerintah jin sesuai keinginannya
tanpa pamrih. Yang dimaksud tanpa pamrih disini adalah bahwa jin kerja
semata-mata untuk sulaiman, tidak ada balasan atau keuntungan bagi jin, tidak
ada imbal baliknya. Kalau ada seseorang yang mengatakan dapat menundukkan jin,
pastilah ada timbal baliknya yang saling menyenangkan, baik yang memerintah
maupun jin itu sendiri. Kalau keinginan yang memerintah telah dituruti
selanjutnya keinginan jin harus dituruti juga, salign menguntungkan atau
menyenangkan.
Ø Kalau ada yang bilang, manusia bisa menundukkan jin, pasti Nabi Muhammad
jauh lebih bisa, dan meminta bangsa jin untuk membantunya dalam segala
peperangan yang dialaminya. Nyatanya tidak, dan Rasulullah Saw, tidak selalu
memang dalam peperangan, peristiwa Jabal Uhud merupakan contoh. Dimana paman
Nabi bernama Hamzah meninggal di sana, dan Rasulullah Saw, giginya lepas dalam perang tersebut. Dengan
dekimian, apa yang dikatakan dukun peramal, akan nasib seseorang adalah
akal-akalan saja, hasil bisikan jin-setan yang menyesatkan.
----------------------------mr
*1. Diriwayahkan , Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan
memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja. Firman Allah: "Tatkala
Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada
mereka setelah kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah
tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib
tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."