Bagaimana nabi Muhammad
mendidik putra putrinya? Mari kita bahas sekilas tentang putra-putri nabi Muhammad
SAW dan bagaimana beliau mendidik anaknya yang nakal meskipun dalam
keluarganya putra putri nabi Muhammad sangat patuh pada ayahandanya.
Nabi Muhammad hanya memiliki 6 anak itupun dari Siti khadijah.
Anak pertamanya bernama Qasim yang meninggal pada usia 2 tahun. Anak
kedua bernama Abdullah, Abdullah juga meninggal pada waktu masih kecil
setelah nabi Muhammad SAW diangkat Allah SWT menjadi nabi. Anak ketiga
yang dilahirkan oleh Siti khadijah diberi nama Zainab, Zainab meninggal
pada tahun ke 8 hijriah.
Anak keempatnya bernama Ruqayyah yang dipersunting oleh Utbah bin
Abu lahab orang yang paling membenci nabi Muhammad SAW namun pernikahan
tak berlangsung lama. Kebenciannya pada nabi Muhammad SAW membuat
pernikahan mereka berakhir. Ruqayyah kemudian menikah dengan Utsman bin
affan tetapi hal tersebut tak begitu lama karena Ruqayyah telah
dipanggil oleh Allah lantaran penyakit demam.
Anak kelimanya bernama Umi kalsum. Sepeninggal kakaknya Ruqayyah, Umi
kalsum dinikahkan oleh baginda nabi dengan Utsman bin Affan. Sebelumnya
Umi kalsum telah menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab sama persis
dengan kisah hidup kakaknya akhirnya Umi Kalsum bercerai dengan
suaminya. Pernikahan Utsman bin Affan juga tak berlangsung lama, Umi
kalsum kembali ke yang Maha Pencipta, Utsman bin Affan kembali berduka.
Anak Nabi Muhammad SAW yang terakhir adalah Fatimah, Fatimah
merupakan anak bungsu kesayangan Rasulullah SAW. Fatimah menikah dengan
Ali bin Abi Thalib pemuda yang miskin namun Fatimah tetap ridho menjadi
pendampingnya. Fatimah memiliki kehidupan yang lebih lama dari
saudara-saudaranya, Fatimah menghadap Allah SWT setelah ayahandanya
menghadap Allah 6 bulan sebelumnya.
Begitulah kisah anak-anak Rasulullah, tapi apakah kalian tahu
bagaimana cara mendidik Rasulullah SAW agar anak bisa patuh pada orang
tua? Begini caranya:
1. Menasihati
Anak yang nakal hanya perlu dinasihati tentang kesalahan mereka
sehingga mereka tahu kesalahan mereka dan mereka tidak akan
mengulanginya. Nasihati baik-baik sampai mereka mengerti seperti yang
dilakukan Rasulullah pada anak paman beliau yang diterangkan dalam
hadistnya, Rasulullah SAW besabda kepada Abdullah bin Abbas ra, “wahai
anak kecil, sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasihat)
kepadamu: jagalah (batasan-batasan/syariat) Allah maka dia akan
menjagamu, jagalah batasan-batasan (syariat) maka kamu akan
mendapati-Nya dihadapnmu.
2. Mengantung alat pemukul di dalam rumah
Menggantung pemukul di rumah bukan berarti kita menerapkan jika
melakukan kesalahan atau kenakalan maka akan dipukul, menggantung alat
tersebut di rumah hanya untuk mendidik mereka agar takut jika melakukan
perbuatan tercela. Seperti yang dikatakan Imam Ibnu Anbari, “Rasulullah
SAW tidak memaksudkan perintah untuk mengantungkan cambuk (alat pemukul)
untuk memukul, karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan hal itu pada
seorangpun. Akan tetapi yang beliau maksud adalah agar hal itu menjadi
pendidikan bagi mereka.
3. Menampakkan muka masam
Menampakkan muka masam merupakan salah satu cara Rasulullah SAW
dalam mendidik anak yang nakal, dengan menampakkan muka masam diharapkan
anak sadar akan kesalahannya yang membuat orang tuanya kecewa.
4. Menegur dengan suara keras
Pertama kali menasihati anak dengan menegur yang halus namun jika
anak tidak bisa ditegur secara halus maka tegurlah secara keras agar
anak bisa mengerti bahwa perbuatannya bisa berdampak pada hal yang
berbahaya.
5. Tidak menegur
Diamkan anak untuk beberapa saat hingga anak menyadari
kesalahannya. Jika anak tetap melakukan hal yang tercela meskipun sudah
ditegur maka biarkan anak merasakan dampak yang ditimbulkannya, tetapi
kalau memang dampaknya membahayakan nyawa anak lebih baik dihukum
sebelum terlambat dan tunjukkan akibat apa yang akan itimbulkannya
semisal dia melakukan perbuatan tersebut.
6. Memberi hukuman ringan yang tidak melanggar syariat
Hukuman adalah cara yang paling ampuh membuat anak jera dan tidak
mengulangi lagi perbuatannya yang tercela. Hukuman yang orang tua
berikan jangan sampai melewati batas syariatnya.
Anak kelimanya bernama Umi kalsum. Sepeninggal kakaknya Ruqayyah, Umi
kalsum dinikahkan oleh baginda nabi dengan Utsman bin Affan. Sebelumnya
Umi kalsum telah menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab sama persis
dengan kisah hidup kakaknya akhirnya Umi Kalsum bercerai dengan
suaminya. Pernikahan Utsman bin Affan juga tak berlangsung lama, Umi
kalsum kembali ke yang Maha Pencipta, Utsman bin Affan kembali berduka.
Senin, 24 Oktober 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar