Rabu, 06 April 2016

Keluarga Abu Lahab



Keluarga Abu Lahab


Dalam Al Qur’an ada surah allahab, surah yang ke 111, termasuk dalam surah Makiyah, yang diturunkan di Makkah Al Mukarromah. Di rumah saat pengajian hampir setiap hari dibaca beramai-ramai, bukan hanya surah allahab saja, itu salah satunya. Diberi penjelasan singkat mengenai keluarga allahab, dan membawa kayu bakar dijelaskan sebagai orang yang suka mengadu domba-penyebar fitnah *1.

"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."
(QS Al-Lahab [111]: 1-5)

Dalam beberapa bacaan, diketahui bahwa sebenarnya Abu Lahab itu masih keluarga Rasululloh Muhammad Saw,  beliau paman nabi namanya Abdul uzza bin Abdul Mutholib, di kalangan kaum quraisy beliau dipanggil Abu Utaidah, namun julukan yang paling dikenal “ Abu Lahab” dikarenakan wajahnya merah seperti warna merah api yang menyala. Istrinya termasuk dari keluarga yang berada bahkan terpandang dikabilahnya. Namanya Arwaa binti Harb bin Umayyah saudara perempuan Abu Sufyan.

Keluarga Abu lahab ini sangat benci dengan Rasululloh Muhammad Saw, meski kalau dinasabkan masih termasuk keluarganya, bahkan termasuk keluarga dekat nabi. Karena bencinya itu keluarga Abu Lahab selalu bersikap bermusuhan, selalu memusuhi Rasululloh Saw dengan dakwah yang dibawanya.

Imam Ahmad meriwayatkan Rabi'ah bin Abbad dari kabilah Banu Ad Dail, yang kemudian masuk Islam bercerita, "Aku pernah melihat Nabi saw di masa jahiliyah di pasar Dzil Majaaz, beliau bersabda, “Wahai manusia, ucapkanlah Laa Ilaaha Illallaahu (Tidak ada Ilah selain Allah) niscaya kalian akan berbahagia.” Dan orang-orang (waktu itu) berkerumun mengelilingi beliau, sementara di belakangnya ada seorang lelaki berwajah kemerahan dan bermulut sumbing menyelanya, “Sungguh dia ini (maksudnya: Muhammad) adalah pemuda pembohong.” Kemana pun Nabi saw pergi, lelaki itu selalu membuntutinya. Lalu aku bertanya siapa lelaki yang selalu mengikutinya itu, mereka menjawab, “Dia adalah pamannya, Abu Lahab."*2.

Karena sikapnya yang selalu bermusuhan, , pantaslah keluarga ini mendapatkan kesengsaraan di dunia, meskipun mereka bergelimang harta seperti disinggung pada ayat kedua, dan mereka diancam neraka. Bagi Abu Lahab, ancaman Allah, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab” adalah doa kebinasaan. "Dan sungguh dia binasa" yakni benar-benar telah terbukti bahwa dia binasa dan celaka, hal ini merupakan post dari Allah. Di akhirat ia diancam dengan siksa api neraka Jahanam, "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak". Terdapat kesesuaian lafazh dan bentuk; disebut Abu Lahab karena wajahnya kemerahan bak api, ia kelak disiksa di neraka yang Lahab—bergejolak. Maka, sungguh ia telah rugi dunia dan akhirat.
Sedangkan bagi istrinya, Allah mengancam, "Yang di lehernya ada tali dari sabut". Allah menggambarkan kondisi ketika ia disiksa dalam api neraka Jahanam dengan kondisinya di dunia, yaitu sebagai penyebar fitnah, dan ketika memikul kayu berduri dan melilitkannya di lehernya kemudian ia tebarkan di jalan yang dilalui Nabi. Sebab, balasan itu sesuai dan setimpal dengan perbuatannya.

Dalam surat Al Lahab ini menjelaskan gambaran bukti bahwa pasangan suami istri tersebut tidak akan beriman, dan begitulah yang terjadi, keduanya mati dalam keadaan kafir.  Keduanya  kelak akan disiksa dalam api neraka Jahanam yang menyala-nyala. Semoga ummat Rasulullah Muhammad Saw, selanjutnya, para keluarganya tidak termasuk dalam ketegori keluarga abu Lahab, semua terhindar darinya, dan masuk dalam husnul khotimah.
-----------------------mr------------
*1. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar”, kebanyakan ulama menafsirkannya sebagai kiasan bagi penyebar fitnah, ke mana-mana selalu menjelek-jelekkan Nabi saw dan kaum Muslimin. Tapi ada juga ulama yang menafsirkannya secara hakiki. Bahwa istri Abu Lahab sering membawa kayu bakar yang berduri pada malam hari. Menyebarkannya di jalan yang biasa dilalui Nabi dan para sahabat sehingga mereka terluka
*2. Seperti dalam Tafsir Ibnu Katsir V/269

Tidak ada komentar: