Keluarga Abu Lahab
Dalam Al Qur’an ada surah allahab, surah yang ke 111, termasuk dalam
surah Makiyah, yang diturunkan di Makkah Al Mukarromah. Di rumah saat pengajian
hampir setiap hari dibaca beramai-ramai, bukan hanya surah allahab saja, itu
salah satunya. Diberi penjelasan singkat mengenai keluarga allahab, dan membawa
kayu bakar dijelaskan sebagai orang yang suka mengadu domba-penyebar fitnah *1.
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."
(QS Al-Lahab [111]:
1-5)
Dalam beberapa
bacaan, diketahui bahwa sebenarnya Abu Lahab itu masih keluarga Rasululloh
Muhammad Saw, beliau paman nabi namanya
Abdul uzza bin Abdul Mutholib, di kalangan kaum quraisy beliau dipanggil Abu
Utaidah, namun julukan yang paling dikenal “ Abu Lahab” dikarenakan wajahnya
merah seperti warna merah api yang menyala. Istrinya termasuk dari keluarga
yang berada bahkan terpandang dikabilahnya. Namanya Arwaa binti Harb bin
Umayyah saudara perempuan Abu Sufyan.
Keluarga Abu lahab
ini sangat benci dengan Rasululloh Muhammad Saw, meski kalau dinasabkan masih
termasuk keluarganya, bahkan termasuk keluarga dekat nabi. Karena bencinya itu
keluarga Abu Lahab selalu bersikap bermusuhan, selalu memusuhi Rasululloh Saw
dengan dakwah yang dibawanya.
Imam Ahmad
meriwayatkan Rabi'ah bin Abbad dari kabilah Banu Ad Dail, yang kemudian masuk
Islam bercerita, "Aku pernah melihat Nabi saw di masa jahiliyah di pasar
Dzil Majaaz, beliau bersabda, “Wahai manusia, ucapkanlah Laa Ilaaha Illallaahu (Tidak ada Ilah
selain Allah) niscaya kalian akan berbahagia.” Dan orang-orang (waktu itu)
berkerumun mengelilingi beliau, sementara di belakangnya ada seorang lelaki
berwajah kemerahan dan bermulut sumbing menyelanya, “Sungguh dia ini
(maksudnya: Muhammad) adalah pemuda pembohong.” Kemana pun Nabi saw pergi,
lelaki itu selalu membuntutinya. Lalu aku bertanya siapa lelaki yang selalu
mengikutinya itu, mereka menjawab, “Dia adalah pamannya, Abu Lahab."*2.
Karena sikapnya yang
selalu bermusuhan, , pantaslah keluarga ini mendapatkan kesengsaraan di dunia,
meskipun mereka bergelimang harta seperti disinggung pada ayat kedua, dan
mereka diancam neraka. Bagi Abu Lahab, ancaman Allah, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab” adalah doa kebinasaan. "Dan sungguh dia binasa" yakni
benar-benar telah terbukti bahwa dia binasa dan celaka, hal ini merupakan post
dari Allah. Di akhirat ia diancam dengan siksa api neraka Jahanam, "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak". Terdapat kesesuaian lafazh dan bentuk; disebut Abu
Lahab karena wajahnya kemerahan bak api, ia kelak disiksa di neraka yang Lahab—bergejolak. Maka, sungguh ia
telah rugi dunia dan akhirat.
Sedangkan bagi
istrinya, Allah mengancam, "Yang
di lehernya ada tali dari sabut". Allah menggambarkan kondisi
ketika ia disiksa dalam api neraka Jahanam dengan kondisinya di dunia, yaitu
sebagai penyebar fitnah, dan ketika memikul kayu berduri dan melilitkannya di lehernya
kemudian ia tebarkan di jalan yang dilalui Nabi. Sebab, balasan itu sesuai dan
setimpal dengan perbuatannya.
Dalam surat Al Lahab
ini menjelaskan gambaran bukti bahwa pasangan suami istri tersebut tidak akan
beriman, dan begitulah yang terjadi, keduanya mati dalam keadaan kafir. Keduanya kelak akan disiksa dalam api neraka Jahanam
yang menyala-nyala. Semoga ummat Rasulullah Muhammad Saw, selanjutnya, para
keluarganya tidak termasuk dalam ketegori keluarga abu Lahab, semua terhindar
darinya, dan masuk dalam husnul khotimah.
-----------------------mr------------
*1.
“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar”, kebanyakan ulama menafsirkannya sebagai kiasan bagi penyebar
fitnah, ke mana-mana selalu menjelek-jelekkan Nabi saw dan kaum Muslimin. Tapi
ada juga ulama yang menafsirkannya secara hakiki. Bahwa istri Abu Lahab sering
membawa kayu bakar yang berduri pada malam hari. Menyebarkannya di jalan yang
biasa dilalui Nabi dan para sahabat sehingga mereka terluka
*2. Seperti dalam Tafsir Ibnu Katsir V/269
Tidak ada komentar:
Posting Komentar